- ABOUT HIM - 15

659 39 0
                                    

Kak Darel : Lo kenal Lisa?

'Lah? '

Aku tertegung. 'Gue nggak salah baca kan? Dia tanya tentang gue? Beneran? Sumpah demi apa? ' teriakku dalam hati.

Aku menggulum bibirku ke dalam, mencoba untuk tak tersenyum lebar saat ini juga. Tapi gagal, aku tetap mengembangkan senyumanku.

Pikiran gila tiba-tiba muncul di otakku. Tanpa pikir panjang lagi aku segera mengetik sesuatu dan mengirimnya.

AlenoPutra : Kenal. Kenapa? Kak Darel suka sama Lisa?

(Send)

Setelah menekan tombol kirim, aku langsung mengumpat tanpa suara. Kenapa aku sangat ceroboh? Kenapa aku harus sefrontal itu?

Aku meruntuki diriku sendiri. Aku berniat untuk menghapus pesan itu lagi, tapi sayang, walaupun kuhapus juga percuma. Karena apa? Karena di pesan itu sudah tertera tanda centang biru dua.

Kak Darel
Typing

Aku semakin meruntuk saat melihat tulisan 'typing' di kontaknya. Tapi meskipun begitu, aku tak mampu menghilangkan garis lengkung yang terlanjur tercetak di bibirku.

Drt drt

Saat merasakan ponselku bergetar, dengan sigap aku membuka pesan yang masuk itu.

Dan seketika itu juga senyumanku perlahan pudar dan hilang, diganti dengan dengusan kesal.

Kak Darel : Nggak, bukan gue. Tapi temen gue.

Dengan perasaan yang berkecamuk, aku mengetik pesan balasan untuknya.

AlenoPutra : Oh

(Send)

Setelah itu aku membanting ponselku ke sofa yang ada tepat di belakangku. Sekarang ini aku sangat kesal. Bagaimana tidak, dia sudah membuatku terbang dengan menanyakan tentangku, tapi setelah itu dia langsung menjatuhkanku begitu saja dengan mengatakan bahwa dia tak menyukaiku melainkan temannya yang suka denganku.

'Ck, apa gue ya yang terlalu berharap? Sial! '

"Lis, lo kenapa? " Tanya Difa yang sekarang sudah duduk di sampingku. Aku menoleh, memperhatikan keadaan sekitar yang sudah tak seramai tadi.

"Lagi kesel aja. Bang Satya mana? " Tanyaku.

Kulihat Difa langsung mencebikkan bibirnya, "Ke atas! Kenapa lo kesel? Seharusnya yang keselkan gue, emang ya mulut tuh anak nggak bisa dijaga. Pedes banget! " Curhatnya.

Aku memutar bola mataku malas, "Itukan urusan rumah tangga lo. Nggak usah diomongin deh sama gue! Gue juga punya urusan rumah tangga sendiri kali! " Ucapku santai sambil mencomot keripik kentang yang ada di toples depanku.

Difa mendelik, "Mulut lo! Emang lo ada urusan rumah tangga apa, hah?! Jomblo juga! " Balas Difa.

Kali ini aku yang mendelik kesal, "Ngaca! Situ juga jomblo kali! " Ketusku.

Setelah itu aku dan Difa jadi mengobrol banyak, entah hal apa saja yang menjadi topik pembicaraan kami. Dari yang berfaedah hingga yang unfaedah.

Hingga suara pekikan Qila dan Fita membuat fokus kami teralih.

"LO BENERAN NGE-CHAT DIA LIS?! "

"GILA! NEKAT BANGET LO! "

Aku membelalak kaget, ah ya, ponselku ada di sofa. Aku menepuk keningku sendiri, meruntuki kebodohanku.

"Beneran? " Tanya Difa yang ikut-ikutan.

Secara serempak mereka bertiga merapat ke arahku dengan tatapan bertanya.

Aku mengalihkan wajahku, menggaruk tengkukku yang tak gatal. Bingung harus menjelaskan bagaimana.

"Lis, jelasin ini! " Tuntut Fita sambil menunjukkan layar ponselku yang menampilkan chatku—chat second account-ku—dengan Kak Darel.

Aku ingin mengambil alih ponselku, tapi dengan cepat Difa merebutnya, dan menscroll layar ponselku, membaca deretan chat itu.

Pipiku memanas, kupastikan memerah. Malu. Ya, aku malu. Sebenarnya aku tidak ingin memberitahu ini kepada mereka, tapi kalau sudah begini ya ... mau bagaimana lagi?

"Alisa Putri! " Ucap mereka bertiga serempak dengan tatapan mengintimidasi tertuju ke arahku.

Aku menghela napasku, "Iya, iya, gue jelasin. " Ucapku pasrah.

Mereka yang mendengar itu semakin merapat. Aku mendelik tak suka, "Tapi nggak usah deket-deket kali! Risih ah! " Protesku sambil mendorong sedikit mereka agar menjauh.

Mereka menurut dan dengan tatapan penasaran mereka menatapku. Aku memutar bola mataku malas, kemudian aku mulai menceritakannya.

"Gue emang ngechat dia duluan ... Nggak usah ada yang motong cerita gue! " Ucapku saat kulihat Qila ingin membuka mulutnnya.

"Tapi gue juga nggak bodoh ya! Gue juga nggak mau ngegas dia duluan! Dikira gue cewek apaan. Gue ngechat dia itu cuma pengen sekedar berteman dan untuk ... kepentingan stalker dikitlah ..., " Ucapku sambil sedikit meringis.

"Gue juga nggak ngechat dia langsung kok, ... Gue bilang nggak usah potong cerita gue! " Ucapku galak sambil melotot ke arah Difa yang ingin berbicara. Difa mengatupkan mulutnya lagi sambil mengerucutkan bibirnya.

"Gue ngechat dia pakai second account gue. Aleno Putra. Jadi ya gitu, dia nggak bakal tahu kalau itu gue. Kayak nyamar gitu deh. " Lanjutku mengakhiri ceritaku.

Aku menghela napasku dan meraih ponselku yang masih di tangan Difa. Aku menunjukkan layar ponselku yang menampilkan chatku—second account-ku—dengan Kak Darel ke mereka.

"Kalau misalnya gue chat pakai akun gue sendiri ... nggak mungkin gue berani tanya Kak Darel suka sama Lisa, gue, atau nggak. " Jelasku lagi sambil menghembuskan napasku kasar.

Mereka semua mengangguk-anggukkan kepala mereka mengerti.

"Pinter banget ya cara lo. Gue mau coba ah, buat second account kayak gini, terus ... " Ucap Difa menggantung, ia mendekatkan diri ke kami.

"Terus gue ngechat Satya deh! " Lanjut Difa sambil berbisik.

Kami semua sontak memutar bola mata kami malas.

"Kalau gini aja kangen, tapi kalau udah ketemu, berantem terus. Ck! " Sindir Fita.

"Sok gengsi sih jadi orang. Gini nih, kurbel! " Tambah Qila.

Sedangkan aku hanya terkekeh geli saja saat melihat Difa mencebikkan bibirnya.

"Sok jual mahal, padahal sayang. " Ucapku menambahkan sambil terkekeh.

Difa mendelik tak terima, "He ngaca! Lo juga kali! " Ucapnya.

Setelah itu kami semua tertawa, entah apa yang lucu. Mungkin kami menertawakan kebodohan masing-masing.

Bahagia itu sederhana, cukup berkumpul dan tertawa bersama sahabat begini saja sudah cukup. Aku bahagia. Lantas, kenapa aku harus mengharapkan kebahagiaan dari orang lain? Orang yang bahkan tak mengharapkan kehadiranku.

Entahlah, mungkin aku terlalu terbawa perasaan.

'Dia hanyalah orang lain, ya, sekali lagi dia hanyalah orang lain! '

_____________________________________________________

Hai, ketemu lagi nih. Hehe maap deh. Minggu kemarin sengaja nggak Up dulu, mau fokus UN.

Moga kalian suka, maaf kalau ceritanya pendek. Dan maaf kalau masih banyak typo-nya.

Dan semoga aku bisa lanjutin cerita ini sampai selesai. Amin...

Jangan lupa VOTE and COMMEN ya!
Follow my IG : @alungputri_06

💞HAPPY READING💞

ABOUT HIMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang