Million Years Ago

3.6K 342 37
                                    

"PERPETUUS BEATUS"
Pairing : CHANBAEK
Genre : HURT and ROMANCE
Lenght : CHAPTER
WARNING : M-PREG, AGE-GAP, BXB
DESCLAIMER : INI ADLAH ASLI HASIL KARYA DARI OTAK SAYA YANG TIDAK SEBERAPA INI, JIKA ADA KESAMAAN NAMA TOKOH, TEMPAT DAN KEJADIAN ITU HANYALAH KEBETULAN SEMATA.
.
.
.

I feel like my life is flashing by
And all I can do is watch and cry
I miss the air, I miss my friends
I miss my mother I miss it when
Life was a party to be thrown
But that was a million years ago

.
.

Seorang laki-laki bertubuh mungil berjalan dengan susah payah karena ia membawa sekeranjang pakaian ditangannya, pakaian itu baru saja dicuci dan membuat beratnya bertambah hingga membuat laki-laki bertubuh mungil itu harus berulang kali mengeratkan pegangannya agar keranjang penuh pakaian itu tidak terjatuh. Ia akan mendapat malapetaka jika itu terjadi.
Selama hampir 15menit ia berjalan kaki, akhirnya ia hampir sampai kerumahnya. Tinggal beberapa langkah lagi laki-lagi mungil itu akan memasuki pekarangan rumahnya, dimana ia dapat meletakkan keranjang yang berada padanya dan merilekskan tangannya yang terasa akan lepas dari tempatnya.

Hanya beberapa langkah dan ia akan sampai sebelum telapak kakinya tersandung sesuatu dan mengakibatkan bencana baginya.

Ia terjatuh dikubangan lumpur beserta keranjang pakaiannya membuat pakaian itu kembali kotor akibat terkena lumpur. Suara gelak tawa terdengar, wanita itu lantas menengadah dan mendapati dua saudari tirinya diatas balkon lantai dua seraya menertawai dirinya seolah terjatuhnya ia adalah lelucon yang paling lucu yang pernah ada.

"Astaga!!! Cerobong asap!! Apa yang kau lakukan pada baju mahal kami?" Laki-laki itu meringis kala mendengar teriakan nyaring yang hampir setiap hari ia dengar.
Ia lantas segera berdiri dan membungkukkan badan seraya menggumamkan kata maaf, yang mana tidak berarti apapun.

"Dasar ceroboh!! Membawa itu saja tidak becus! Dasar tidak berguna!" satu tempelengan kuat mendarat dikepalanya membuat ia hampir saja terusungkur jika tak berhasil menyeimbangkan diri.

"Bu..bukan salahku ibu! Kakak-kakak ku yang mengikat tali disana hingga membuat aku terjatuh." SiCerobong asap mencoba membela diri, tapi didetik berikutnya ia menyesal telah membuka suara karena para kakaknya tentu tak ingin disalahkan atas kejadian ini.

Meski memang mereka dalangnya.

"Tidak ibu! Dia tengah membual, bagaimana mungkin kami setega itu pada adik tercinta." Ujar sang kakak membela diri, siapapun tahu jika itu hanyalah sebuah kebohongan semata.

Ibu tirinya jelas tahu itu, tapi itu tak membantu sama sekali sebab sudah pasti sang ibu akan membela sang kakak. Siapa lah ia, siCerobong asap yang tidak diinginkan.

Bukan hanya keluarganya saja melainkan lumpur yang saat ini tengah menempel ditubuhnya pun merasa kotor karena dirinya.

Rambutnya ditarik dengan kasar, "Berani sekali kau menuduh anak-anakku, sungguh lancang! Dasar anak tidak tahu di untung!" Ujar wanita paruh baya itu menggeram, "Sudah bagus aku mau menampungmu, kau harusnya tau diri dan berkaca! Jika tidak ada aku kau akan menjadi gelandangan!" Sang ibu kembali mengucapkan kata pedasnya membuat hati Cerobong asap mencelos.

Ia sudah hampir ratusan kali mendengar kalimat itu, namun tetap saja hatinya berdenyut nyeri. Kedua kakaknya menertawakan wajahnya yang tengah menahan tangis, bagi mereka itu adalah tontonan yang menyenangkan.

"Sekarang kembali ke kamarmu!" Ucap wanita itu seraya melepaskan jambakannya.

"Renungkan kesalahanmu, jangan berani tertidur barang sekejap sebelum kau tahu bagaimana caranya menunjukkan rasa terimakasih!" Cerobong asap tak membuang waktu segera menuruti perintah sang ibu.

PERPETUUS BEATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang