four

30 4 8
                                    


Warning!! 18+

Actually gais, i feel really bad to post this out.

>

Hans menatap layar televisinya dengan tak minat.

Serial kartun yang di tontonnya pun tak ia hiraukan.

Pikirannya melayang pada kejadian di toko bunganya tadi, ketika seorang gadis muda yang cantik memperkenalkan dirinya dan mengatakan akan menikahinya.

Wtf?!

Ia tak akan munafik.

Gadis tadi sungguh cantik.

Rambutnya yang pirang menjuntai indah hingga pinggang, sangat kontras dengan kulit putih mulusnya.

Tubuhnya pendek dan mungil, namun berisi dan padat. Terutama di bagian dada dan bokongnya.

Gadis tadi hanya mengenakan dress pendek yang mana memperlihatkan lekuk tubuhnya yang feminim, dan kaus kaki selutut yang terlihat manis.

Lalu, maniknya berwarna sebiru laut. Yang Hans yakini akan terlihat seperti berlian jika terkena cahaya.

Manik indah itu di bingkai dengan bulu mata lentik. Dan bibirnya yang tebal terlihat merona seksi

Hans mengerjap ketika sadar bahwa ia sedang memuja-muja seorang gadis.

Hell no!

Ia tak akan pernah mau berurusan dengan lawan jenisnya. Karena Hans tau, mereka semua sama.

Jalang dan sampah.

Sebuah ketukan pada pintu rumahnya membuat ia bangkit berdiri dari sofa yang ia duduki.

Lalu berjalan dengan perlahan menuju pintu.

Ia tersenyum lebar ketika mendapati Tom tengah berdiri di depan rumahnya.

"masuklah" ucapnya

Tom masuk kedalam, sementara Hans segera menutup pintu dan menguncinya.

"apa ada sesuatu?" tanya Hans ketika mereka telah duduk di sofa ruang tamu.

Tom meliriknya dengan senyum penuh arti

"aku hanya merindukan mu" balas Tom membuat Hans tertegun

Memang, ini sudah memasuki bulan ke 4 mereka menjalin hubungan sebagai pasangan kekasih.

Namun tak ada yang tau, warga desa pun tak menaruh kecurigaan sama sekali padanya dan Tom.

Hans tersenyum lembut, lalu mulai mendekatkan dirinya pada Tom.

Kekasihnya itu kini hanya mengenakan kaus biru tua polos dan celana pendek selutut.

Mempeihatkan paha mulusnya yang menggairahkan.

"merindukan ku?" tanyanya dengan nada menggoda

Tom mengangguk ragu

Hans menyeringai tipis, mulai mengelus lembut rahang pria di hadapannya.

Tangannya berhenti pada bibir pria itu.

Nafasnya mulai memburu, dan darahnya terasa mendidih.

Sementara Tom berdiam kaku, bulu-bulu pria itu meremang gugup.

"boleh ku cium?" tanya Hans seraya berbisik serak

Tom tak membalas, namun mengangguk pelan

Membuat Hans dengan kasar memangut bibir kekasihnya, mengecap setiap rasa pada mulut Tom.

flower crownTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang