eleven

17 2 0
                                    


>

Aku memasuki toko bunga Hans dengan sumringah, setelah kejadian tadi malam aku tak bisa menghentikan senyum ku.

Tangan ku membawa sebuah rantang makanan untuknya.

Lonceng pada pintu berbunyi, membuat Hans yang sedang menyiram bunga-bunganya menoleh.

Seperti biasa, Hans terlihat memukau meski hanya di balut kaus oblong dan jeans sobek-sobek.

Hans memalingkan wajahnya

"mau apa kau kesini?" tanya Hans sinis

Aku terkekeh mendengarnya

"hei, bukan kah sangat tidak sopan berkata seperti itu pada seorang pelanggan?"

Hans mendengus

"kau bukan pelanggan, tapi pengganggu" ucapnya datar

"Aw kasar sekali" balas ku dengan wajah sedih yang di buat-buat.

Hans tak membalas, lebih memilih menatap bunga mawar pada potnya dan mengabaikan kehadiran ku.

Menyebalkan.

Aku berdehem singkat

"serius nih kau tak ingin melayani ku? Kalau begitu aku akan menemui Tom saja" jelas ku membuat Hans sontak menoleh

"Tom?"

Aku mengangguk membenarkan

"ya, dia tak kalah tampan dari mu kok" balas ku seraya tersenyum mengejek

Hans menatap ku tajam, ia berbalik sepenuhnya pada ku kali ini.

"berhenti bersikap seperti jalang Cinderella!" seru Hans dengan nada suaranya yang naik 1 oktaf

Aku mengerucutkan bibir tak setuju

Lagipula siapa juga yang tertarik dengan pria berkepribadian menyebalkan seperti Tom?

"tapi kita sudah membuat kesepakatan" balas ku memberenggut

Hans menyerngit heran

"kesepakatan apa?"

Aku menarik seringai lebar,

Dia terpancing

"Ra-ha-si-a" ucap ku dengan nada senyebalkan mungkin

Hans menghela nafas lelah, wajahnya terlihat kesal.

Ia maju selangkah, dan berhenti. Menatap ku dengan datar dan menyunggingkan senyum terpaksanya.

"Mau kah kau memberi tau ku kesepakatan apa yang kau maksud Cinderella yang manis?"

Aku tebahak dalam hati, tak percaya bahwa ia akan seingin tahu ini dengan kesepakatan tak penting ku dengan Tom.

Aku pura-pura merajuk padanya

"aku akan memberitahu mu kalau kau memakan masakan buatan ku ini" ucap ku seraya menyodorkan rantang yang ku bawa.

Hans tampak ragu, ia melirik rantang yang ku bawa dengan was-was

Takut aku meracuninya mungkin?

Namun akhirnya dengan sikap yang ogah-ogahan ia menerimanya.

"baiklah. Sekarang beritahu tentang kesepakatannya" Hans menaruh rantang yang ku berikan di atas meja untuk merangkai bunga.

Meninggalkannya di sana, lalu melipat tangannya di depan dada dengan raut penasaran.

Aku menggeleng tak terima

"aku ingin kau memakannya, bukan menaruhnya di sana" balas ku

Hans mendesis muak, ia menatap ku sinis dan rahangnya mengetat sebal.

Sementara aku menaikkan dagu ku angkuh.

Melihat tak ada tanda-tanda Hans akan memakan makanan pemberian ku, aku berdecak pelan

"kalau kau tak mau memakannya tak apa! Dan lupakan tentang kesepakatan yang aku bilang" ketus ku dengan sikap pura-pura akan pergi.

Aku memutar langkah, berniat keluar dari tokonya. Namun ketika langkah kedua Hans menghentikan ku.

"tunggu Ci"

Aku berbalik, menatapnya dengan alis terangkat

Lagi-lagi ia menghela nafas

"aku akan memakannya" ucap Hans sukses membuat ku memekik senang.

Aku sedikit berlari menghampirinya, lalu mengambil rantang yang ku bawa dan membukanya.

"aku akan menyuapi mu" seru ku semangat.

Hans terbelalak, lalu menggeleng tak terima

"tidak!"

Aku memberenggut, lalu menyeringai tipis.

"kalau begitu aku tak akan memberitahu mu tentang kesepakatan apa yang-"

"baiklah" potong Hans

Aku tersenyum lebar, sementara Hans memutar bola matanya malas.

Oh, Hans ku tersayang.


Oh, Hans ku tersayang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

flower crownTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang