fifteen

17 2 0
                                    


Warning 18+!!

>

Hans menyiram bunga-bunga tulip di dalam tokonya dengan pandangan menerawang.

Sudah seharian ini ia tidak melihat Cinderella.

Gadis sinting itu tak lagi datang mengunjunginya dan mengganggunya seperti biasa.

Dan ia senang!

Akhirnya ia bisa hidup tenang, dan menjalankan aktifitasnya seperti biasa.

Tak lagi menghadapi kelakuan Ci yang selalu berhasil membuat tensi darahnya meninggi.

Tak lagi mendengar ocehan omong kosong gadis itu yang mengatakan akan menikahinya.

Memuakkan!

Lihat kan, hanya dengan memikirkannya saja sukses membuat ia kesal.

Sebuah rengkuhan pada pinggangnya membuat Hans tersentak kaget.

Hans menoleh dan mendapati Tom tengah tersenyum sangat manis padanya.

Selama Ci tak ada, Hans menghabiskan waktunya bersama sang kekasih yang selalu menempel padanya layaknya perangko.

"ada apa Tom?" tanyanya

Pria itu tak membalas dan malah menempelkan kepalanya di tengkuk Hans, sebelum akhirnya menciumnya lembut.

Hans tak memberikan reaksi apapun dan kembali asik menyiram bunga-bunganya.

Namun bulu-bulunya mendadak meremang ketika di rasa bahwa kekasihnya itu tak hanya menciumnya, tapi juga menghisapnya.

Tanpa sadar, Hans mencengkram erat penyiram bunga di genggamanya.

Tak sampai di situ, Tom kini juga menggigit kecil leher kanannya dengan gemas, membuat ia mengatupkan mulutnya rapat-rapat agar tak melenguh merasakan sensasi geli di lehernya.

Gigitan kecil itu turun hingga bahunya, kaus oblong yang ia kenakan menudahkan Tom untuk semakin melancarkan aksi panasnya.

"shh..."

Tanpa bisa ia cegah, desisan nikmat itu keluar dari mulutnya. Membuat Tom semakin semangat mendengar itu.

Tangannya kini bergerak memasuki kaus Hans, mengelus perutnya dengan gerakan memutar. Menggoda pusarnya.

Lalu naik, hingga hinggap di atas dada Hans yang berotot indah. Mengelus lembut ujungnya yang sudah menegang sempurna.

Hans kembali mendesis, ia mencoba melepaskan diri karena takut ada pelanggan yang tiba-tiba datang dan melihat kegiatan mereka.

Dan sepertinya Tom mengerti itu, karena pria itu bergerak menjauh darinya.

Hans mendesah lega,

Namun belum sampai 3 detik, tubuhnya kini di putar paksa oleh Tom hingga menghadap pria itu. Membuat penyiram bunga yang di genggamnnya jatuh dan menumpahkan air di dalamnya.

Hans membuka mulutnya, hendak mengeluarkan omelannya ketika sebuah benda kenyal menempel sempurna di atas bibirnya.

Ia terbelalak.

Satu tangan Tom kini berada di pingangnya, sementara yang lain berada di tengkuknya. Menahannya agar berada di tempat.

Tom melumat bibir bawahnya kasar, mengecapnya rakus. Menggesekkan giginya ke gigi Hans.

Menghisap dan menggigit secara bergantian.

Hans terbuai, karena tanpa sadar ia pun mengalungkan tangannya di leher Tom. Dan membalas cumbuan pria itu.

Kini, keduanya saling melumat. Saling merasakan, saling menggesekkan gigi, saling mengecap.

Lalu saat Hans akhirnya menggigit keras bibir bawah kekasihnya itu, ia segera menyerangnya dengan lidah. Mengobrak-abrik seluruh rongga mulut Tom dengan posesif.

Tom mengerang,

Ia yang mendominasi saat ini, dan akan selalu seperti itu.

Tangannya tak tinggal diam, karena dengan perlahan bergerak turun dan hinggap di atas bokong Tom yang tidak terlalu padat.

Namun terasa begitu pas di genggamannya.

Ia meremasnya keras, membuat Tom melenguh kencang dalam ciuman mereka.

Hans melepaskan pangutan mereka, lalu segera menyerang leher pria di dekapannya itu.

Mengecup dan menghisapnya hingga menimbulkan bekas kemerahan yang tak akan hilang dalam waktu dekat.

Memberinya tanda kepemilikan.

"ahh..H-hans..."

Tom mendesah, membuat Hans menyeringai tipis di leher pria itu.

Ia mendorong tubuh Tom hingga menabrak tembok, lalu mengangkatnya.

Membuat Tom reflek melingkarkan kakinya di pinggang Hans.

Setelah puas bermain dan memberi banyak jejak di leher kekasihnya itu.

Ia pun kembali lagi pada bibir Tom, lalu melumatnya. Namun kali ini lebih lembut.

Dengan tempo cepat namun beraturan.

Menghanyutkan dan terasa begitu manis.

Tom menelengkan kepalnya kesamping, memperdalam ciuman mereka.

Tom rasa, ia tak akan pernah bosan dengan bibir tebal milik Hans.

Seperti candu, membuat ketagihan.

Hans mendadak melepaskan bibirnya dengan bibir Tom, membuat pria itu merengek protes.

Hans menarik senyum miring yang terlihat sangat tampan, ketika akhirnya menyerang telinga pria itu.

Mengulumnya dengan memabukkan.

Sementara tangannya dengan terampil membuka satu persatu kancing kemeja yang Tom kenakan.

Tom mendesis nikmat.

Hingga sebuah suara, membuat kedua pria itu reflek menjauhkan diri masing-masing.

"wah panas sekali ya"

Disana, di depan pintu toko.

Cinderella berdiri tegak dengan kaku. Tangannya memerah akibat mencengkram keras rantang yang di bawanya.

Meski bibirnya mengulas senyum lebar, namun maniknya tak bisa berbohong.

Karena manik sebiru safir itu, berkilat dengan tajam.

Karena manik sebiru safir itu, berkilat dengan tajam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

A/N:

Yhaaaa mampos kecidukkan!!

Btw readers ku yg paling cakep tp ttp cakepam gua, jangan lupa buat vote ya.

Gua sengaja g selalu ngingetin d chapter2 yg lain buat vote, coz berharap kalian sadar sndiri.

Untung aja gue seterong kea wonderwomen

Inget loh jangan lupa vote!!!

Maksa maksa bdk!


Ilysm gais❤

flower crownTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang