nine

22 3 0
                                    


Warning!! 18+

>

Hans menatap ponselnya cemas, sudah seharian ini Tom tak membalas pesannya. Atau mengunjungi rumahnya seperti biasa.

Ia sempat bertanya pada Ana sore tadi, namun gadis itu tak tahu dimana keberadaan Tom.

Ana hanya bilang bahwa Tom pergi ke suatu tempat dan belum kembali.

Ini aneh, sebelumnya Tom tak pernah seperti ini. Kekasihnya itu selalu mengirimnya pesan ketika ingin pergi jauh.

Tapi ini?!

Hans mendesah pasrah, lalu menghisap rokok yang berada di sela-sela jari telunjuk dan tengahnya.

Jam sudah menunjukkan pukul 11 malam dan ia belum bisa tertidur.

Ia kembali menghisap rokoknya, kali ini lebih dalam. Seraya memejamkan mata, berharap dapat mengurangi rasa gusarnya pada Tom.

Ia membuka matanya ketika mendengar sebuah ketukan pada pintu rumahnya.

Hans mematikan rokoknya, dan berjalan dengan tergesa menuju pintu.

Itu pasti Tom.

Ia membuka pintu dan mendadak kaku di tempat ketika mendapati Cinderella di sana.

Dengan dress pendek putihnya yang tipis, membuat Hans dapat melihat keseluruhan bentuk tubuhnya yang menggoda.

Kaus kaki selututnya berwarna hitam dengan hiasan pita merah di atasnya.

Holly hell!

Dia sangat cantik malam ini, seperti lukisan hidup.

"Cinderella?" ucap Hans reflek

Ci berbinar mendengarnya, gadis itu tersenyum lebar

"wahh kau mengingat ku" balas Ci riang

Hans mengerjap sebentar, lalu menyerngit.

"uh- apa yang kau lakukan di sini? Malam-malam begini?" tanya Hans seraya menatap sekeliling.

Jalanan tampak sepi, hanya ada suara binatang mengerik yang terdengar.

Udara di luar pun lumayan dingin.

Ci menarik senyum miring

"tentu saja mengunjungi calon suami ku" balasnya polos

Hans menyerngit, teringat kembali pada kejadian saat gadis di hadapannya memperkenalkan diri pertama kali.

"kau-"

"di luar dingin sekali" potong Ci seraya berjalan memasuki rumah Hans tanpa permisi.

Hans mendengus, lalu menutup pintu dan menguncinya seperti biasa.

Pria itu menatap tak suka pada gadis muda yang saat ini tengah berjalan mengelilingi ruang tamu hingga ruang santainya.

Menatapnya lamat-lamat.

"bisa kau jelaskan tujuan mu sebenarnya datang kemari?" tanyanya seraya menduduki sofa di ruang santainya.

Kesalahan.

Ci berbalik, lalu tersenyum manis

"aku sudah bilang pada mu bukan? Aku sedang mengunjungi calon suami ku" jelas Ci

Hans menghela nafas

"dengar Cinderella, sebaiknya kau berhenti bermain-main karena aku sudah mempunyai kekasih"

Ci menatapnya datar

"tapi Tom sedang tidak ada disini" balas Ci membuat Hans menegang

"aku tidak mengerti-"

"aku tau kak Hans. Hubungan mu dengan Tom" potong Ci seraya berjalan mendekat ke arah Hans

Gadis itu mengulas senyum miring yang begitu menggoda.

Sementara Hans tak bisa berkata-kata.

Apa maksudnya kalau dia tau tentang hubungannya dengan Tom?

Ci sudah berada tepat di hadapan Hans kini, membuatnya harus mendongak karena posisinya yang duduk di sofa.

Dengan tiba-tiba, gadis itu naik ke atas kakinya. Duduk di pangkuannya dengan senyum genit.

Hans diam tak bergerak, bahkan ketika tangan Ci mengelus rahanya lembut. Sementara satu tangan gadis itu ia lingkarkan di lehernya.

Ci mendekatkan wajahnya pada Hans, dan pria itu memejamkan mata ketika mencium harum tubuh Ci yang memabukkan.

"kau ganteng sekali kak..." ucap Ci serak, sebelum akhirnya menempelkan bibirnya pada bibir Hans.

Ci melumatnya lembut, begitu hati-hati dan pelan.

Sementara Hans tak membalas ciuman tersebut. Hatinya bergejolak oleh desiran aneh yang mendebarkan.

Ia terus mengingatkan diri bahwa ia hanya akan terangsang oleh Tom.

Bukan oleh seorang gadis muda yang lihai dalam berciuman di pangkuannya ini.

Namun ketika tangan gadis itu bergerak memasuki kausnya dan mengelus bahunya.

Hans mengerang pelan.

Sensasi yang di hantarkan tangan mulus itu membuat tubuhnya panas dingin. Belum lagi dada Ci yang menempel dengannya karena gadis itu merapatkan tubuh mereka.

Ciuman itu turun ke leher Hans, menghisapnya keras.

Hans mencengkram pundak gadis itu, namun tak mendorongnya menjauh.

Tak ingin menolak, ingin menikmati tapi tak ingin membalas.

Bibir panas itu kini sudah berada di dadanya yang terbuka, ia bahkan tak sadar jika Ci sudah membuka kausnya.

Ia hanya menyukai Tom kan? Iya harusnya begitu, tapi kenapa sekarang ia menikmati apa yang Ci lakukan padanya?

Harusnya ia marah pada Ci karena telah lancang menciumnya kan?

P-E-R-S-E-T-A-N

Hans menggeram, lalu mengangkat tubuh Ci dan menidurkannya di sofa.

Ia menindihnya dan segera menyerang bibir penuh itu dengan ganas. Hans bahkan dapat merasakan senyum miring yang Ci tunjukkan.

Hans melumatnya kasar, menghisap dan mengecapnya.

Tangannya bergerak mengelus paha gadis itu yang di lapisi oleh kaus kaki manisnya.

Sementara tangan satunya sudah menyingkap dada Ci yang ranum padat.

Ci melenguh.

Ci melenguh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

A/N:

So sorry krna bru updet!

Abis selesai ukk soalnya hikd;)

Sebagai permintaan maf gua updet 2 sekaligus gpp.pan?

Ya oke gpp.

Semoga laik ya!




Ilysm gais❤

flower crownTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang