(17) Rasa Yang Masih Ada

2.7K 438 9
                                    

Warning: 15+







***

Mashiho memasuki rumah Junkyu dengan langkah riang. Dia lagi asyik tenggelam dalam pikirannya yang nge-reply momen - momen mereka tadi siang. Rasanya manis dan nyaman diperlakukan secara layak sama cowok ganteng.

YA IYALAH.

Tapi Mashiho lebih enggak percaya sih dia diperebutkan sama dua cowok ganteng. Sayangnya, Junkyu kemungkinan besar udah enggak peduli lagi sama tantangan atas usul Seunghun itu, soalnya dari tadi siang sampe sekarang Junkyu enggak keliatan di grup kelas ataupun pas perayaan ulangtahun sekolah.

Mashiho udah enggak ngerti lagi sama kelakuan Junkyu.

Cowok bertubuh mungil itu lalu berinisiatif nengokin garasi, tapi hasilnya nihil. Enggak ada mobil Audi kesayangan Junkyu di sana, jadi itu berarti mantannya itu enggak ada di rumah saat ini.

Mashiho berdecak lalu langsung cus ke kamar. Di tengah perjalanan ke kamar, dia kepikiran sama Junkyu yang biasanya udah di rumah jam segini.


Apa dia nyasar?



Apa mobilnya mogok?



Apa dia males pulang?



Ya pasti sih, menurut Mashiho pribadi. Dia kenal banget sama Junkyu, kalau cowok itu udah kecewa banget maka dia pasti bersikap kayak enggak kenal lagi dan enggak pengin tahu lagi hal mengenai orang itu.

Dan orang tersebut saat ini adalah Mashiho.

Mashiho kemudian putusin buat mandi, dia gerah banget dan lengket karena keringetnya nempel gitu di baju seragam yang dia pake, jadi rasanya enggak enak banget asli.

Setelah duapuluh menitan bersihin badan dari segala hal negatif yang tentu tidak diinginkan, Mashiho akhirnya bisa duduk di meja belajar. Besok udah masuk biasa lagi dan parahnya ada tes praktek harian juga, enggak ada apa yak yang lebih menantang lagi dalam hidup kelam Mashi?

Mashiho sebenernya mager banget sih belajar, jadi mendingan cek ponsel dulu siapa tau ada yang penting.

Mashiho nge-scroll pesan - pesan di aplikasi LINE yang bejibun, termasuk juga pesan spam dari OA yang auto dihapus sama dia tanpa dibaca dulu. Ada yang sama kayak Mashiho?

Dia beralih ke aplikasi pesan dan nemu satu pesan dari nomor yang enggak ada namanya alias tidak dikenal. Keningnya berkerut, tumben banget yak ada yang ngirim pesan ke dia. Sekitaran 30 menit yang lalu lagi.

From: +82 212xxxxxxx

Hai, ini temennya Junkyu. Bisa jemput Junkyu di xxx? Dia pingsan.

Setelah ngeliat pesan itu, Mashiho langsung cus tanpa peduli apapun lagi. Dia khawatir banget sama Junkyu.

Cowok itu pingsan di luar rumah.

***

Mashiho turun dari mobil dengan langkah pelan. Sekali lagi Mashiho liat kanan kiri untuk mastiin alamat yang diinfokan oleh 'teman Junkyu' ini bener. Dia heran, bangunan yang ada didepannya sekarang ini malah bangunan bekas yang dibangun setengah jalan.

Terbersit di benak Mashiho, apa Junkyu balik lagi kayak dulu?

Sepasang kaki mungil Mashiho melangkah memasuki bangunan itu. Matanya waspada, noleh kesana kemari dengan ekspresi yang sedikit panik, yaiyalah bangunan yang udah ditinggalin ini keliatan serem banget apalagi sekarang malem kayak di film - film hantu.

Setelah menyusuri lorong yang jalannya penuh dengan kerikil dan serpihan kaca, Mashiho akhirnya ngeliat bayangan manusia. Ada juga bayangan motor dan suara orang bicara sayup - sayup yang bikin Mashiho auto merinding.

Mashiho enggak berani ngomong, jadi dia diem dari kejauhan untuk ngamatin sosok manusia yang emang nyata itu di salah satu ujung bangunan, dia enggak sendiri. Dia duduk di atas motor dengan kaki terlipat dan kedengerannya sedang ngobrol dengan beberapa orang.

"Hahaha, biarin aja si Junkyu brengsek itu membusuk di belakang, jadi makanan hewan juga gapapa biar gue dapet pahalanya,"

Mata Mashiho membulat sempurna. Oh, jadi ini rencananya dia untuk Junkyu dan gue.

Tapi sekarang Mashiho udah enggak bisa dijebak lagi. Dia mundur perlahan tanpa menimbulkan suara dan muterin bangunan itu untuk mencari mantannya. Mereka enggak boleh nyakitin baik Junkyu ataupun dia lagi.

Mashiho harus membawa Junkyu pulang dengan selamat.

***


Bener aja, Mashiho spot sosok Junkyu yang pingsan lagi nyender di bagian belakang dinding bangunan. Cowok imut itu segera nyamperin Junkyu dan ngecek keadannya, beruntung cuma luka - luka kecil dan lebam di beberapa tempat, enggak ada yang parah.

Mashiho tiba - tiba ngerasa deja vu lagi. Berapa kali sih kejadian dulu terulang lagi? Apa nasibnya emang gini? Nyelamatin Junkyu yang sekarang kecewa sama dia, bukan sayang lagi kayak hari itu?

Mashiho bingung.

"K-kyu, bangun, kita harus cepet - cepet pergi dari sini!" seru Mashiho dengan nada tergesa. Mashiho lalu berinisiatif bawa Junkyu ke mobilnya. Untung aja dia bawa juga mobilnya ke belakang tadi.

Langkah Mashiho tergopoh - gopoh dengan Junkyu yang beratnya setara sama gorila di bahunya, dia berusaha sekuat mungkin walau tulangnya rasanya udah nyaris patah. Yaampun Junkyu nyusahin mulu ><

Setelah Junkyu berhasil duduk di jok depan, Mashiho nutupin tubuhnya dengan selimut cadangan yang sengaja disediain sama Papa Changwook mengingat mobil yang mereka naiki sekarang itu mobil pria tampan tersebut.

Tiba - tiba terdengar suara tembakan dan Mashiho spontan noleh ke belakang. Ada sosok manusia di dalem gedung tadi dengan senjata api yang dihadapin ke arah mobilnya.

Mashiho seketika minggat dari bangunan mangkrak itu. Dia harus pergi sebelum dia mati, atau skenario yang lebih parah adalah mereka berdua mati tertembak oleh 'teman Junkyu'.



***

Enggak tau kenapa Junkyu itu masih bisa bikin Mashiho punya perasaan yang sama kayak saat mereka pacaran dulu. Rasa itu masih ada, nyata, enggak bisa diabaikan sekeras apapun Mashiho mencoba.

Baru aja Mashiho berpikir untuk moveon, tapi seketika rencana untuk membangun tembok terhadap perasaannya kepada Junkyu hancur lebur tanpa bekas. Dia ngaku enggak bisa berpaling untuk kesekian kalinya dari mantannya itu, tapi kecewa juga sama diri sendiri karena biarin Junkyu salah paham tentang dia dan Doyoung tadi.

Apa Mashiho salah bersikap kayak gini?

Dia tahu banget sih hal ini bakal nyakitin perasaan Seunghun. Dia ngasi kesempatan buat Seunghun walaupun udah tahu ujungnya cowok yang dia pilih itu masih Junkyu.

Oh, egoisnya.

"Kyu, aku bener - bener enggak ada apa - apa sama Doyoung. Marah boleh, tapi kalau kecewa jangan lama - lama, ya." bisik Mashiho sendu. Dia enggak tahan jauh - jauhan dari Junkyu, padahal baru kepisah beberapa jam doang dari pagi di kafe itu sampe sore. Huft.

Mashiho lalu nenggelamin muka imutnya ke dada bidang Junkyu, dia kangen bangeeeet.

"Maaf, cio..."







A/n: up dini hari, hehe enjoyy

sebenernya susah bayangin Junkyu yang super receh dan bermuka memeable jadi anggota geng wkwk

Return | MashiKyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang