(28) Khawatir

2.1K 285 15
                                    

Raesung pergi ke rumah Seunghun secepat angin. Langkahnya berantakan, rautnya panik, dan rambutnya terbang kesana kemari serta basah karena keringat yang bercucuran di dahinya.

Raesung harus tiba di sana secepatnya.

Cowok bersurai hitam itu kini berhadapan dengan pintu besi berat misahin dia sama sosok Seunghun di balik sana. Dipencetnya kode sandi apartemen Seunghun setelah beberapa saat memutar otak untuk nginget kode empat digit tersebut.

"SEUNGHUN HYUNG!" teriaknya nyaring. Manik coklatnya sibuk nelusurin seisi apartemen yang super berantakan untuk nyari sosok sahabat yang dikhawatirkannya selama beberapa minggu terakhir.

Raesung lari ke kamar tidur dan nemu juga Seunghun. Cowok tegap itu lagi ngeremas kaleng soda berwarna biru di tangan kirinya dengan darah yang bercucuran jatuh ke atas tempat tidur. Pandangannya kosong, pikirannya kalut, penampilannya enggak karuan.

"Hyung..." lirih Raesung sambil merhatiin keadaan Seunghun. Cowok yang dipanggilnya enggak nyahut ataupun noleh, terlalu tenggelam dalam pikirannya yang bercabang.

Raesung melangkah pelan ngedeketin Seunghun yang terduduk di atas tempat tidur. Badannya bergetar, khawatir banget sama Seunghun. Raesung enggak tahu harus ngomong apa untuk nge-comfort Seunghun, lagipula dia bukan tipe yang bermulut manis dan berlagak seakan semuanya pasti baik - baik aja.

Raesung tahu terlalu banyak untuk ngomong kayak gitu ke Seunghun.

"Hyung, ngomong ke gue..." ujar Raesumg sambil nyentuh pundak Seunghun. Cowok itu tersentak dan natap ke arah Raesung kayak ngeliat adegan serem di film Gonjiam.

"Rae, lo tahu gimana sakitnya saat tahu kalau semuanya cuman imajinasi?" tanya Seunghun dengan suara serak. Raesung natap dia dengan pandangan sendu, kalau suaranya udah kayak gitu Seunghun udah sedih banget namanya.

Raesung ngegeleng, pertanda kalau dia enggak tahu dan enggak pernah ngerasain hal kayak gitu sebelumnya. Cowok itu ngegestur Seunghun untuk ngelanjutin omongannya setelah duduk di depannya, ngehindarin noda darah yang enggak berhenti bercucuran ke atas sprai tempat tidur.

Raesung tahu tangan Seunghun harus ditolong sesegera mungkin, tapi dia takut Seunghun nolak bantuannya dan berakhir dengan semakin nyakitin dirinya sendiri nanti.

"Isi dunia itu berasa lagi ketawa ngeremehin ke lo. Semua yang lo liat, dari sudut pandang manapun pasti akhirnya seakan ngejek kelakuan pengecut lo selama ini. Gue cuman berimajinasi tanpa usaha yang cukup, pantes aja Tuhan enggak mengkehendaki gue sama anak semanis Guno..." lanjut Seunghun, akhirnya natap tepat ke manik coklat indah milik Raesung.\

Raesung tersedak pas liat air mata Seunghun ngalir deres. Guno, apa bener Seunghun bisa se-down ini karena cowok mungil itu doang?

Pikiran Raesung nolak buat percaya poin itu.

"Hyung, gue yakin Tuhan udah nyiapin yang lebih baik buat lo. Mungkin sekarang lo bisa galau - galauan kayak gini karena Guno cuman manfaatin lo doang, tapi itu artinya lo enggak akan jatuh lebih dalam lagi sama dia. Dia enggak pantes buat lo ataupun Junkyu! Kelakuannya dia selama setahun terakhir ini ke kalian berdua terutama lo itu enggak bisa dilupain dengan mudah, tolong pake pikiran lo yang jernih, hyung. Jangan buang air mata lo cuman buat satu orang yang enggak pantas!" seru Raesung ngegas.

Tangan Raesung mencengkeram erat bahu Seunghun yang tegang sedari tadi. Cowok itu nahan sakit di dadanya ngeliat Seunghun yang nangis makin keras. Memang enggak ada suara yang dikeluarin, tapi Raesung tahu dia lagi curahin perasaannya.

"Lo bisa ngomong cepetan moveon cuma dengan gerakin bibir, tapi buat gue susah banget Rae. Gue harus buang perasaan gue ke Guno yang tumbuh selama setahun terakhir ini, menurut lo semua itu cuman kayak membalikkan telapak tangan, hah?!" serang Seunghun yang berang.

Raesung menghela nafas dan ngelepasin cengkeramannya. Cowok itu mainin kaitan jarinya di atas celana yang dia pake, "Gue enggak bisa bilang gue ngerti perasaan lo sepenuhnya, tapi gue tahu rasanya sakit. Emang sih, ngehapus perasaan lo yang udah tumbuh setahun itu enggak mudah, tapi apa lo mau selamanya down kayak gini, hyung? Seperti yang udah gue bilang, sekarang lo masih berhak bergalau ria tapi setelah waktunya habis lo harus ambil tindakan." jelas Raesung dengan nada yang lebih rendah dari sebelumnya.

Seunghun ngegigit bibirnya, dia udah salah paham sama kata - kata Raesung. Cowok bersurai hitam itu cuman mau yang terbaik buat dia, agar nantinya bisa ngerasain kebahagiaan lagi. Poin Raesung juga bener, dengan Guno yang nolak dia nanti pasti ada lagi orang yang ngisi hatinya yang hampa.

Seunghun berdoa semoga aja orang itu segera dateng ke dalam hidupnya.

Meskipun sakit itu masih seger, Seunghun harus ngakuin kalau dia bersyukur Raesung dateng tepat waktu ke rumahnya. Dia tinggal sendiri karena ayah dan ibunya bercerai. Seunghun enggak mau tinggal sama salah satu dari mereka, jadilah akhirnya keduanya beliin apartemen sendiri buat dia dan ngirimin uang bulanan serta bayarin sekolahnya sampai dia cukup umur untuk hidup sendiri.

Seunghun gabung sama geng Silverboys sejak kelas 2 SD. Geng Silverboys waktu itu cuman berisikan Junkyu, Yedam, Raesung, Jeonwoong, dan Byounggon. Seunghun waktu itu pertamakalinya duduk sama Byounggon setelah kelas mereka dirolling. Byounggon anaknya petakilan dan ceroboh, jadi tentu Seunghun enggak seneng - seneng amat duduk sama dia.

Tapi kalau diingat - ingat lagi, selama setahun duduk berdua Seunghun yang lebih sering malu - maluin daripada Byounggon. Contohnya pas mereka latihan main bola buat praktek olahraga, Seunghun niatnya nendang bola tapi yang kelempar malah sepatunya, sementara bolanya diem di tempat yang sama enggak bergerak sedikitpun.

Hadeh.

Seunghun juga sering ketiduran di kelas. Biasanya mukanya bakal dicorat - coret kayak kanvas kosong oleh anak - anak yang lain dan pas bangun jadi bahan tertawaan anak - anak apalagi pas dia otw ke kamar mandi. Malu banget dah coy.

Setelah duduk sama Byounggon, semuanya jadi berubah drastis. Enggak ada lagi muka warna - warni Seunghun kalau dia ketiduran, justru yang ada di depan mukanya malah roti sama susu coklat kesukaannya. Badannya juga diselimutin sama jaket tebel yang selalu dibawa sama Byounggon kemana - mana sampe enggak muat lagi.

Seunghun akhirnya dikenalin oleh Byounggon sama anak - anak Silverboys setelah Byounggon tahu Jeonwoong boncengin dia pake sepedanya pulang kemarinnya karena ketiduran sampe sore di sekolah. Untung aja Jeonwoong iseng - iseng cek kelas kayak satpam sekolah, sekaligus jalan - jalan gitu kan.

Enggak lama kemudian, Hyunsuk akhirnya gabung setelah pindah sekolah dan sebangku sama Raesung. Noa dan Midam nyusul setelah enam bulan karena mereka dinotice sama Yedam dan Byounggon. Alasan dari Yedam sih katanya Noa itu kalem sama kayak dia, jadi dia pengin ngenal Noa lebih dalem biar akrab.

Persahabatan mereka semakin menguat hingga sekarang. Seunghun ngulas senyum samar, dia tiba - tiba kangen sama mereka. Junkyu yang suka banget ngelawak kalau Silverboys udah ngumpul, Doyoung yang savage banget, Noa yang kalem kalem bangsat, Byounggon yang petakilan dan gila, Jeonwoong yang sukanya makan terus, Raesung yang enggak ada hujan enggak ada badai tiba - tiba ketawa nonstop, Yedam yang 24/7 nyanyi mulu, dan Midam yang alim pake banget.

Apa tali persahabatan anak Silverboys akan tahan sama cobaan - cobaan yang datang?

"Hyung, Silverboys bakal selalu ada buat lo. Kita enggak butuh senyuman palsu lo, kita perlu tahu perasaan lo yang sebenarnya. Lo kira guna kita - kita semua disamping lo buat apa?"









A/n: terimakasih 3,7k+ reader dan 900+ vote nya, ga nyangka cerita abal - abal gini laris juga😂



[04.39 PM]

Return | MashiKyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang