Changbin tersenyum tipis saat melihat Felix berjalan menuju tempat ia duduk. Sudah tiga hari sejak Changbin mengantar Felix ke Gramedia. Selama itu pula mereka tidak bertemu, namun tadi malam Changbin dikagetkan oleh pesan Felix yang mengajak dirinya bertemu di cafetaria fakultas Felix.
Changbin menyodorkan teh kotak saat Felix sudah duduk di depannya. Beberapa kali bertemu Changbin jadi tahu kalau Felix suka minum teh ini. Changbin juga pernah menemukan teh ini di dalam tas Felix.
Changbin mengangguk saat Felix melemparkan senyum terima kasih kepadanya. Matanya memperhatikan Felix yang meminum teh kotak pemberiannnya.
"Jadi kenapa ngajak ketemu?" Tanya Changbin setelah Felix meletakkan teh kotak yang ia minum di meja.
Felix membuka notes miliknya lalu menunjukkannya ke Changbin setelah menulis sesuatu disana.
Waktu di gramed kan kakak bayarin belanjaanku dan gak mau diganti, jadi aku mau traktir.
Tempatnya terserah kakak yang penting aku yang bayarin."Sekarang banget?"
Felix mengangguk.
Changbin diam sebentar sebelum ia mengangguk semangat. Dalam hati bersorak senang karena ini adalah kesempatannya untuk melakukan pendekatan.
"Pake motor gue aja gak apa-apa kan? Kalo pake bus lama soalnya" tawar Changbin.
Felix mengangguk ragu.
Setelah itu mereka berjalan ke parkiran fisipol tempat scoopy milik Changbin diparkirkan.
Changbin memakai helmnya. Sebelum itu ia mengambil asal helm dari motor vario putih milik Hyunjin lalu menyerahkannya kepada Felix. Ia tahu temannya itu akan mengomel padanya, tapi masa bodoh, bisa diurus nanti. Changbin perlahan melajukan motornya setelah Felix sudah naik di jok belakang.
Senja di ufuk barat menemani perjalanan mereka. Tangan Felix yang awalnya ada di atas paha, perlahan berpindah ke pinggang si pengendara setelah ditarik oleh orangnya sendiri.
"Depan jalannya gak rata, takut kalo jatuh." Kata Changbin saat Felix mencoba untuk menarik tangan dari pinggangnya.
Changbin tersenyum lebar saat Felix tidak jadi melepas pegangannya. Jalan aspal di depan memang tidak rata, Changbin sengaja lewat jalan ini demi melihat semburat merah muda di pipi Felix yang kini ia lihat dari spion motor.
Perjalanan mereka berhenti di sebuah kafe yang berdiri di atas bukit. Setelah memarkirkan motor, mereka perlu menaiki beberapa anak tangga untuk menuju ke kafe.
Changbin memilih bangku yang menghadap langsung ke pemandangan alam kebun teh. Kerlap-kerlip lampu mulai tampak karena sang surya perlahan mulai kembali ke peraduan.
Mereka memesan dua gelas americano dan dua piring red velvet cake—keduanya tertawa saat tahu selera mereka ternyata sama.
Suasana hening saat waitress pergi setelah mencatat pesanan mereka. Keduanya sibuk memandangi pemandangan di depan yang mulai gelap ditemani alunan musik Can't Help Falling In Love milik Elvis Presley.
Changbin mulai ikut bersenandung pelan, membuat felix menoleh ke arah cowok itu. Yang ditatap masih fokus dengan pemandangan di depan. Namun perlahan tangannya berpindah ke atas punggung tangan Felix yang ada di meja, menggenggam lembut tangan kecil itu.
Sampai pada akhir lagu, Changbin menoleh ke samping, menatap tepat kedua mata cantik milih Felix sambil menyenandungkan lirik terakhir lagu itu.
"For I can't help falling in love with you"
Aku nulis apa ini,
keju banget ya tuhan.
Tapi intinya secara tidak langsung Changbin nembak Felix gaes.
KAMU SEDANG MEMBACA
a voice from you °changlix ✓
FanfictionTentang Changbin yang bertemu dengan 'Si Manis' di depan halte bus depan kampus dan merasakan pahit manisnya jatuh cinta. ©kiminisekai, 2019.