home.

3.6K 792 77
                                    

Sudah seminggu Felix menjauhinya. Sepulang dari starbucks, lelaki manis itu menolaknya untuk diantar-jemput, lalu setelahnya menghindar darinya. Pesannya tidak pernah dibalas, telepon juga tidak diangkat. Saat Changbin datangi fakultasnya, Felix selalu tidak ada-sudah pulang kata Seungmin.

Changbin tidak mau menduga-duga, tapi ia pikir Felix mendengar obrolannya dengan Lucas kala itu. Felix salah paham dan Changbin ingin meluruskan kesalahpahaman itu, namun si manis malah bermain kucing-kucingan dengannya.

Changbin menghela napas. Matanya menatap email yang ia terima dari Nagoya University yang baru ia terima lima menit yang lalu.

Congratulation, you are hereby accepted in the faculty of Law and Political Sciences, Nagoya University, Japan as international exchange student of The Student Exchange Support Program.

Changbin tidak tahu harus senang atau sedih. Ia tidak mau pergi dan meninggalkan kesalahpahamannya dengan Felix disini-meski waktu pertukarannya hanya tiga bulan.

"Minhoooooooooo gue kudu gimanaaaaaa"

Minho menatap datar teman sekamarnya yang sekarang sedang guling-guling tidak jelas itu, ia sudah biasa dengan tingkah aneh Changbin ketika sedang galau.

"Terima aja apa susahnya sih? Ya kali lo ngorbanin tenaga yang lo buang semester lalu buat nyiapin persyaratannya cuma demi cinta? Realistis dikit njing."

Changbin diam. Teringat dengan repotnya ia kala menyiapkan persyaratan untuk progam pertukaran ini. Teringat juga rasa lelahnya kala menyiapkan tes wawancara bersama Minho.

"Tapi... Felix gimana? Gue nggak mau dia terus salah paham"

Minho menghela napas. "Datengin rumahnya, jelasin. Kalo dia nggak mau denger, lo ngerti apa langkah terbaik buat kalian kan?"

Ucapan Minho dua minggu yang lalu membuat Changbin berakhir disini, di depan pintu rumah Felix.

Dua minggu ini ia sibuk menyelesaikan administrasi pertukarannya dan besok siang ia akan bertolak ke Nagoya. Karena itulah ia berada disini.

Sudah sejam ia berdiri disini, mengetuk pintu yang tak kunjung dibuka oleh sang pemilik rumah. Changbin hampir putus asa sampai pintu dibuka pelan oleh sang tuan rumah.

Felix ada di depannya, memakai sweater abu-abu dan celana training putih. Kacamata bulat bertengger di wajah manisnya-Changbin hampir memeluk lelaki di depannya karena terlalu rindu. Mau tak mau senyum terbentuk di wajahnya.

Maaf kak ada apa? Aku lagi sibuk.

Tulisan di notes Felix membuat Changbin mengerti bahwa Felix ingin ia segera menyelesaikan urusannya. Tingkah Felix yang tidak mau menatapnya juga menunjukkan bahwa lelaki itu tidak mau berlama-lama dengannya.

Changbin menarik napas dalam, "Fel, waktu itu kamu denger omongan Lucas kan? Aku mau ngelurusin, kamu bukan alasan aku berubah kok, aku sendiri yang mutusin buat berubah."

Felix tetap diam, enggan menanggapi. Lelaki manis itu masih enggan menatap Changbin.

Changbin tersenyum kecut. Pada akhirnya pergi memang jalan terbaiknya. Namun sebelum itu, ia memanggil nama Felix pelan, membuat sang pemilik nama mau mengalihkan tatapannya dari lantai.


Changbin tersenyum, tangan kanannya yang mengepal terangkat. Kemudian secara berurutan mengangkat jari kelingking, telunjuk dan jempolnya.

"Aku cinta kamu"

Setelah itu Changbin berjalan pergi, meninggalkan Felix yang masih diam. Setidaknya sebelum pergi ia sudah memberitahu Felix perasaannya.

Meski ia merasa seperti ditolak mentah-mentah.

Meski ia merasa seperti ditolak mentah-mentah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mungkin 5-6 chapter lagi bakalan selesai. Abis itu mau hyunlix apa changlix lagi?

a voice from you °changlix ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang