outro.

4.4K 750 60
                                    

"Changbin, dapat kiriman surat dari negaramu."

Changbin yang sedang mengerjakan paper di kafetaria kampus menoleh ke arah Mark Lee—teman barunya di Jepang—yang baru saja datang dari arah pintu.

"Surat?" Tanyanya skeptis.

Mark mengendikkan bahu, "Nih, tulisannya dari Lee Felix," katanya sambil melempar surat itu ke depan Changbin.

Seingatnya Felix tidak mengatakan apapun ketika menelpon kemarin. Cowok itu hanya bercerita bahwa ia menemani Seungmin yang kesepian liburan. (Sejak peristiwa di bandara waktu itu Felix mulai mau berbicara padanya meski dengan suara dan pelafalan yang kurang jelas.)

Dengan raut wajah bingung Changbin membuka surat beramplop biru itu.

Kepada Kak Changbin
yang aku tebak sedang sibuk dengan papernya lagi.

Baru membaca kalimat pertama Changbin sudah senyum-senyum sendiri. Membuat Mark yang duduk di depannya menatap ia aneh.

Ohayou Gozaimasu! Hehe.

Kakak pasti kaget kan tiba-tiba dapat surat dari aku?

Jadi, dua minggu yang lalu mamaku tiba-tiba dapat surat dari papa (aku pernah cerita ke kakak kan kalau papa kerja di Jerman).

Mama yang bingung buka surat itu dan kakak tau isinya apa? Aku juga gak tau hehe. Mama tiba-tiba nangis sambil ketawa-ketawa sih, terus enggak mau nunjukin suratnya. Sampai sekarang aku sama Chaewon kepo setengah mati.

Nah karena itu, aku mutusin buat nulis surat ini.

Batas sucinya disini ya kak. Aku saranin halaman selanjutnya kakak baca di kamar deh, biar nanti enggak malu karena nangis terharu, kakak kan cengeng.

Changbin menutup suratnya. Buru-buru ia men-shut down laptopnya lalu ia masukkan ke dalam tas. Tanpa menghiraukan Mark yang ada di depannya Changbin lari keluar kafetarian, pulang ke asrama.

Lima belas menit menaiki sepeda, akhirnya Changbin sampai di asrama. Buru-buru ia lepas sepatu, setelah itu tiduran di kasurnya.

Kak, inget nggak dulu pas kakak masih SMP pernah nyelametin anak yang dibully di pojok gang dekat tempat pembuangan sampah?

Aku mau jujur, itu aku kak.

Waktu itu aku udah putus asa, yakin enggak akan ada orang yang nolong aku (karena biasanya juga enggak ada yang nolong). Tapi tiba-tiba kakak datang bawa Bu Wendy, buat anak-anak itu lari kocar-kacir. Kakak juga ngasih aku hadiah yang sampai sekarang masih jadi nominasi hadiah terbaikku.

Kakak enggak tau kan kalo omongan kakak waktu itu beri pengaruh besar buat hidupku? Omongan kakak bikin aku berhenti berpikir buat menyerah sama hidup ini.

Kak Changbin, selama ini aku enggak berani bilang makasih. Aku cuma bisa diam-diam ngikutin kakak di belakang, diam-diam mengagumi kakak dari jauh.

Aku takut kak. Kakak keliatan bersilauan di depan sana, aku gak mau datang dan tiba-tiba meredupkan silau kakak. Ini alasanku juga kenapa waktu itu aku jauhin kakak, karena aku ngerasa udah bikin kakak meredup.

So, thank you, thank you for saved me from bullying, saved me from desire to give up. You are my savior, for the time being or now.

Koishiteru.*

Dari pengagum rahasiamu,
Lee Felix.

Ps: aku bonusin tissue buat ngusap ingus nih kak!

Changbin tertawa di tengah tangisnya. Felix benar-benar menyelipkan dua lembar tissue di dalam amplop.

Changbin mendongak, tatap langit-langit kamar biar air matanya berhenti turun. Changbin tidak mau pakai tissue pemberian Felix, mau ia simpan saja untuk obat rindu empat bulan ke depan.

Sebenarnya Changbin masih ingat kok dengan anak yang ia tolong waktu itu. Hanya saja ia tidak tahu kalau anak itu adalah Felix.

Setelah membaca surat ini, Changbin tidak dapat mendeskripsikan perasaannya. Senang, sedih, gemas dan terharu bercampur. Felixnya seberharga ini, rasa ingin melindungi Felix dalam diri Changbin jadi semakin tinggi.

Masih sesenggukan Changbin mengambil ponselnya, lalu menekan panggilan cepat nomor dua (nomor satu adalah ibunya).

"Alho?" Sapa dari seberang telepon.

"Feliiiiixxxx huhuhu," rengeknya yang kalau Minho lihat pasti akan menggeplaknya habis-habisan.

Terdengar kikikan Felix dari seberang, "Khenaphaaaa?"

Changbin menggeleng, kemudian diam cukup lama sebelum kembali bicara, "boku mo koishiteru.**"

——————

The End.

——————

Koishiteru* : (Jpn) I love you (used best when saying it to someone you want to spend the rest of your life with).

Boku mo koishiteru** : (Jpn) I love you too.

Boku mo koishiteru** : (Jpn) I love you too

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
a voice from you °changlix ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang