Part 5

230 5 8
                                    

Setelah akhirnya cukup lama tidak membuka suara. Keira kembali menatap pria yang ada dihadapannya kini.

"Gimana? Lo setuju? Tenang aja gue gak akan nyakitin dia, toh gue juga udah tau semua masalah dia"

Keira semakin bingung harus menjawab apa bahkan jika ia salah mengeluarkan sepatah kata saja bisa merusak hidup orang lain.

Ia mencoba pelan pelan mencuri pandangan dan menatap kearah orang yang ada dipojok ruangan ini dan memberikan kode seolah ia harus menjawab apa.

"Sorry gue ke toilet sebentar"ujar keira bangkit dari duduknya dan meninggalkan pria itu sendiri.



♧♧♧







"Yakali gue percaya sama orang kayak gitu ya gak mungkin lah"dumel Keira.

Setelah tadi mengucapkan kata ingin ke toilet, disinilah dia sekarang berada. Di mobil Sehun.

Orang yang dipojok yang juga ingin ia tanya ya Sehun.

Sehun yang mendengar omelan Keira tak kunjung berhenti malah membuatnya menunda untuk menghidupkan mesin mobil.

"Kok gak jalan sih. Ayuk udah malam. Hadeuh ini satu lagi buat mumet"omel Keira dan menyandarkan tubuhnya lalu menghadap keluar kaca mobil.

Sehun yang mendengar itu membuatnya tersenyum tipis. Rasanya ia merindukan omelan omelan kecil ini, dulu.

"Yaampun beneran dong gak jalan jalan. Rani udah nelfon nih 50 kali, keburu ponsel gue ikut emosi mending kita cabut sekarang"ujar Keira yang sekarang sudah berganti posisi menjadi menghadap kearah Sehun.

Sehun langsung menyalakan mobilnya dan pergi meninggalkan tempat itu.



♧♧♧



Rani menghela nafasnya gusar. Bahkan fikirannya sekarang sudah sangat lelah untuk memikirkan ini semua.

Satu persatu akhirnya mengalir dengan bebas dan membasahi pipi nya.

"Kenapa sih gue lemah. KENAPAA"teriak Rani pada dirinya sendiri.

Tangisnya semakin pecah ia bahkan memukul mukul dirinya sendiri.

"Lo apa apaan sih kayak gini"ucap seseorang yang mencoba menghentikan aksi Rani dan duduk disebelah rani.

Rani menyeka air matanya dan menatap siapa orang yang ada disampingnya.

"Kenapa lo disini"tanya rani dengan suara paraunya akibat ia nangis sejadi jadinya tadi.

Pria itu mengeluarkan sapu tangannya lalu diberikan kepada rani.

"Gue seharusnya yang nanya ngapai lo perempuan diluar sendirian?"ujar pria itu sambil kembali memasukkan tangannya kedalam saku sweaternya

"Gapapa kok. Gue ngerasa penat aja"ujar rani menatap lurus kedepan.

Baejin, pria itu Baejin. Ia memiringkan tubuhnya dan menghadap kearah rani.

"Kita kenal udah berapa tahun sih? bohong lo selalu kecium Ran. Oke kalok sekarang lo belum bisa cerita. Kapanpun lo mau curhat lo bisa ngehubungi gue"ucap Baejin sambil menatap Rani

Rani yang mendengar itu kembali menatap pria yang ada disampingnya heran.

"Lo kesambet apa? Tumben amat lo ngomong panjang"ucap Rani sambil meletakkan punggung tangannya di dahi Baejin.

"Raan gue serius nih"ujar Baejin kesal lalu melepaskan tangan Rani yang ada di dahinya.

"Ya lagian lo aneh"

Hate But LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang