Part 6

175 4 5
                                    


Sekarang mereka sudah berada dicafe rani tentunya. Ini semua berkat paksaan Woojin. Jika tidak mengiyakan apa yang dikatakannya mungkin mereka bisa ketemu subuh baru berangkat pergi.

"Jin lo kesini bayar kek sekali sekali. Bisa bangkrut gue lama lama"

"Oh jadi selama ini persahabatan kita cuma sebatas ini doang?"ujar Woojin sambil menggeleng gelengkan kepalanya.

"Udah deh gausah alay. Jangan sampai dendam kesumat gue kambuh ya"ujar Jihoon sambil memandang ponselnya malas.

"Lo kenapa sih Hoon daritadi muka lu asem banget. Bingung lo ya mau ngajak jalan siapa malam ini"Rani membuka suara akhirnya karena ia memandang Jihoon tidak seperti biasanya.

Jihoon yang mendengar itu menatap Rani kesal.

Ia membuka ponselnya dan membuka pesan yang ia terima tadi.

"Kei lo kenal gak sama nomor ini"tanya Jihoon dan memberikan ponselnya pada Keira.

Keira melihat isi pesan dan nomor yang tertera disana. Ia menghembuskan nafasnya kasar. Ia fikir wanita itu tidak akan berbuat lebih ternyata sekarang ia sudah kelewat batas.

Isi pesan itu adalah,

'Bilang sama temen lo jangan coba coba permainkan gue. Gue bisa permainkan temen lo itu dan yang lainnya lebih dari ini'

Keira kembali memberikan ponsel itu pada Jihoon.

"Ran mulai dari sekarang lo gabisa keluar bebas semau lo. Kapan pun lo mau pergi atau butuh hubungi gue atau anak anak yang lain. Dan gue minta tolong sama kalian semua untuk gak memutuskan sendiri ketika dapat pesan yang gak dikenal"

"Siapa sih orangnya? kok berani beraninya neror kita"ujar Rani

"Biar urusan ini gue yang selesain. Tenang aja gue bakal hubungi kalian kok kalau gue kenapa kenapa"ujar Keira akhirnya memberikan senyumannya. Mencoba menenangkan sahabat sahabatnya.

Woojin yang mendengar itu menatap haru. Dan sesekali menepis air matanya.

"Udah deh Jin. Gue lagi kesel nih jangan bikin gue tambah kesel"ucap Jihoon sambil memutar kedua bola matanya malas.

"Ya tuhan salah mulu gue. Lagian lo kayak perempuan dikit dikit bete. Lagi datang bulan lo ya?"

Jihoon yang mendengar itu memukul kuat tangan Woojin.

"Baru tangan lo jangan sampe mulut lo gue pindahi kebelakang"ujar Jihoon dan kembali memainkan ponselnya.

Keira dan Rani hanya mampu menggelengkan kepalanya.


♧♧♧






Taeyong baru saja kembali dari tongkrongan dengan teman teman nya.

Ia sedikit kaget saat masuk melihat Ody tiba tiba berdiri tak jauh dari nya.

"Tidur. Udah malem"ujarnya dan berjalan melalui Ody begitu saja.

"Lo masi marah sama gue karena masalah itu"

Ucapan Ody barusan sukses membuat Taeyong berhenti dari langkahnya.

Ia kembali berjalan sedikit mendekati Ody. Ia mencengkram lumayan kuat lengan Ody.

"Udah gue bilang kan gausah diungkit lagi. Semakin lo ngungkit semakin rasa benci gue 5 tahun yang lalu bertambah besar"ujar Taeyong dikuping Ody. Lalu melepaskan cengkramannya

"Dan satu lagi. Jangan pernah lo ganggu dia sama kayak lo ganggu Zea dulu. Atau gue akan bertindak diluar batas. Lo bisa kenapa gue enggak"ujar Taeyong dan kembali melanjutkan langkahnya menuju kamarnya.

Hate But LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang