15

6.3K 541 80
                                    

"Dok, dia siapa?" Ujar Krist menunjuk Singto.

"Apa kau tak mengenalinya?" Tanya dokter itu.

"Tidak, aku tidak kenal sama orang yang sudah berselingkuh!" Ujar Krist melipat kedua tangannya didada.

"Krist! Kau membuatku terkejut." Ujar Singto tampak sedikit lega, dokter hanya tersenyum.

"Apa? Jangan menyentuhku! Sana pergi dengan gadismu itu! Siapa namanya Gigie? Cih! Menjijikkan!" Krist mengomel menepis tangan Singto yang hendak memegang lengannya.

"Kau tau aku sangat khawatir?" Singto mendudukkan dirinya di kursi dekat ranjang Krist setelah dokter beranjak pergi.

"Oh ya? Bukannya senang karena jika aku mati kau bisa dengannya?" Krist bicara tanpa melihat Singto.

"Krist!"

"Apa?! Jangan membentakku!"

" Jaga bicaramu! Aku tau aku salah. Aku minta maaf, maaf karena menyakitimu! Maaf karena bermain di belakangmu dan maaf membiarkanmu terluka. Aku tak akan mengulanginya aku janji!"

"Tentu saja kau tak akan mengulangi itu semua, kita sudahi saja ini oke? Aku akan menghubungi Mae, kita bisa bercerai" Krist meraih ponselnya yang di atas nakas.

"Krist!! Aku tak akan melepasmu! Tak akan" Singto membanting ponsel Krist.

"Jika tak ingin melepasku lalu kenapa kau melakukannya?!" Suara Krist meninggi. 

"Aku hanya ...."

"Apa?! Bermain? Bermain dengan gadis? Aku boleh bermain dengan pria lain juga?" Suara Krist melirih, dadanya terasa sesak.

"Tidak! Kumohon jangan lakukan hal seperti ini, aku janji itu yang pertama dan terakhir, aku tak akan melepasnya. Aku janji Krist. Aku akan melakukan apapun demi dirimu"

"Apapun?" Tanya Krist menuntut

"Apapun!" Singto menjawab dengan penuh keyakinan.

Krist tersenyum lalu mengambil obat di atas nakas samping ranjangnya. Ia berikan segenggam obat pada Singto.

"Aku minta nyawamu! Minum itu" ujar Krist dingin, meskipun kedua matanya berkaca, tapi air mata itu enggan untuk jatuh membasahi pipinya.

Singto menunduk melihat obat di tangan kanannya, lalu beralih melihat Krist, Singto tersenyum lalu memasukkan segenggam obat itu kedalam mulutnya. Menelan semuanya sebelum menenggak segelas air minum yang disodorkan Krist.

Krist tanpa kedip melihat Singto menelan semua obatnya, bahkan saat Singto terbatuk setelah menelan obat itu Krist masih diam mematung membiarkan Singto terus terbatuk memegangi tenggorokannya yang sakit.

Efek dari semua obat yang diminumnya mulai bereaksi, Singto terus terbatuk. Cukup beberapa menit Singto terbatuk sebelum kesadarannya mulai menghilang, lalu Krist memencet tombol darurat di belakang punggungnya.

Tampak seorang dokter dan dua perawat datang.

"Dia keracunan obat, tolong bantuannya" ujar Krist pelan.

Mereka langsung melakukan tindakan pertama. Ternyata obat yang diminum Singto bukanlah obat keras, itu hanya vitamin, tapi jika dimakan dalam jumlah yang banyak, akan langsung menimbulkan pusing, dada terasa sesak dan berakhir tak sadarkan diri.

Ternyata sebelum tak sadarkan diri, Krist memang meminta dokter menyiapkan vitamin di atas nakas itu untuk menghukum suaminya. Dan saat Krist sudah sadarkan diri, dokter meletakkannya disana, memberi kode pada Krist jika obatnya disana.
.
.
Matahari mulai meninggi, jam sudah menunjukkan pukul 11 siang saat Singto membuka matanya dan melihat Krist makan di atas ranjang disebelahnya.

Like a Sugar Daddy? (SK) (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang