12

6.3K 528 34
                                        

Sebenarnya ini masih cukup pagi, tapi Krist ingin segera menuju kamar mandi. Krist mulai bergerak kesamping, berniat melihat suami tampannya tapi ia tak menemukannya. Mata indah Krist sudah benar - benar terbuka, dan sepertinya memang ia tak melihat penampakan sesosok pria tampannya.

"Daddy?" Panggilan pertama dan Krist hanya mendengar suara angin lewat.

"Daddy?" Sekali lagi dan tak ada jawaban.

Krist masa bodoh dengan kemana Singtonya pergi, yang dibutuhkannya sekarang adalah kamar mandi. Sudah di ujung pengen pipis nih.

Krist sedikit berlari menuju kamar mandi. Selesai dengan keperluannya ia keluar, tapi belum juga menemukan sesosok Singto nya.

"Apa dia membuat sarapan?" Jika mengingat dapur, Krist jadi malu - malu meong.

Krist berjalan keluar dari kamar, menuruni tangga dan bejalan menuju dapur, pandangan matanya sedari tadi sudah berkeliling, tapi belum juga menemukan suaminya.

"Daddyyyyyyyyy!!!!!" Krist berteriak dengan suara kencangnya.

Lalu beberapa detik kemudian.

"Baby? Kenapa berteriak? Apa kau jatuh? Ada yang sakit sayang?" Singto mengecek tubuh Krist, memastikan jika tubuh Krist baik - baik saja.

"Apa sih? Yang jatuh itu siapa? Daddy darimana?" Krist menyingkar kedua tangan Singto. Risih.

"Tadi Daddy masih ada.... astaga, telfonnya" Singto mengecek panggilan diponselnya,

"Halo?"

"..."

"Iya maaf, ini tadi ada sesuatu yang terjadi."

"..."

"Aku?"

"..."

"Tidak aku baik - baik saja."

"..."

"Ya, semuanya aman. Jadi..." Suara Singto menjauh dan menghilang. Singto berjalan keluar dari dapur. Krist yang merasa di abaikan hanya mengernyitkan kening.

"Siapa yang telfon? Kenapa dia mesti pergi?"

"Terserahlah" Krist dan monolognya.

Krist tak mencoba tak peduli. Ia berjalan kembali ke lantai atas, menuju kamarnya, berniat mandi pagi.

Setelah mandi pagi, Krist kembali berjalan turun kedapur. Tapi, kosong. Tak ada siapapun di dapur. Suaminya? Mungkin di ruang tamu.

Krist berjalan menuju ruang tamu, tapi tak ada siapa pun. Ia berjalan keluar dan melihat Singto tengah melakukan panggilan dengan ponselnya di kursi taman rumah.

"Daddy, aku lapar" Singto hanya mengangkat telapak tangannya dan berbisik supaya Krist menunggu sebentar.

Krist tak menjawab, ia berbalik pergi ke ruang tamu, menonton tv.
.
"Astaga, ini sudah satu jam dan dia belum selesai dengan panggilannya?" Krist bermonolog didepan tv, menyadari jika Singto belum kembali masuk rumah.

Dia sudah sangat lapar dan Singto sibuk dengan panggilan? Hmmm...

Krist berjalan ke lantai atas untuk mengambil ponsel dan dompetnya, lalu turun lagi dan berjalan menuju teras rumah. Dilihatnya Singto masih asik dengan panggilannya.

"Pak, maaf. Bisa antar saya ke restoran terdekat?" Tanya Krist kepada seorang bapak - bapak yang kemarin menemaninya dan Singto ke aquarium.

"Ah, baik tuan. Silakan" pria tersebut membukakan pintu belakang mobil.

Like a Sugar Daddy? (SK) (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang