"Krist, sekali ini saja menurut lah pada Mae"
"Tapi Mae, dia seorang pria sama sepertiku..."
"Mae tau, tapi ini demi kebaikan kita semua. Apa kamu sudah tak sayang Mae dan Pho lagi?"
"Aku sayang pada Mae dan Pho tapi ini semua..."
"Apakah tak ada cara lain selain menikah dengannya?""Ada"
"Apa itu Mae?"
"Kau biarkan Pho mu mati dan Mae pasti akan segera menyusul . Dengan begitu kau ...."
"Stop! Oke aku akan menikahinya! Berhenti bicara tak masuk akal seperti itu Mae!"
"Terima kasih Krist..."
"Andai kau tau Krist, bagaimana kau bertemu kami, darimana semua yang kau miliki, kau pasti akan menerimanya dengan lapang hati" Lirih Mae Krist yang melihat punggung putranya sudah berjalan pergi.
.
Kini Krist tengah duduk manis menghadap meja belajarnya, satu Minggu lagi dia ada ujian naik kelas, tapi lusa dia harus menikah."Cobaan macam apa lagi ini ya Tuhan?" Krist menyandarkan kepalanya yang terasa sangat berat di atas meja dengan beralaskan kedua tangannya yang dilipat.
Ini adalah dua hari sejak hari perdebatan Krist dan Mae nya, kini Krist tengah duduk di salah satu ruangan rumah sakit, dimana Pho nya dirawat sebelumnya.
"Pho yakin mau ikut? Tidakkah lebih baik jika istirahat saja?" Tanya Krist khawatir dengan kondisi Pho nya pasca operasinya.
"Pho baik - baik saja Krist, kan Pho sudah di operasi dan juga dirawat oleh Mae mu juga" hari ini Pho Krist ngotot sekali untuk menghadiri acara pernikahan Krist, katanya kalau sakit lagi, kan nanti bisa langsung dibawa ke rumah sakit lagi. Okelah, orang tua selalu benar yesss...
"Memangnya Mae merawat bagaimana?"
"Nanti kalo sudah menikah juga tau bagaimana merawatnya"
"Pasanganku tak akan sakit!"
"Pasanganmu? Ohooo.... Kemarin - kemarin katanya tidak mau, sekarang menyebutnya pasangan" goda Mae Krist yang baru saja masuk kedalam kamar inap Pho Krist.
"Ah, apa Mae lupa siapa yang memaksa? Sudahlah Mae, aku tunggu di mobil saja, jangan merusak moodku!" Ujar Krist yang segera keluar ruangan.
Dan disinilah Krist berdiri, bersanding dengan seorang pria yang akan menjadi teman hidupnya kelak. Seorang pria yang memiliki perbedaan usia cukup jauh dengannya, namun masih terlihat lebih muda dengan garis tegas pada wajahnya. Kedua matanya yang tajam fokus terhadap Krist yang baru saja berdiri disampingnya. Singto Prachya Ruangroj namanya, seorang pengusaha berusia 34tahun yang memiliki beberapa perusahaan di Thailand dan beberapa negara lainnya. Jika saja Krist tidak melarang Singto untuk memamerkan acara pernikahan ini, sudah dipastikan Krist akan menjadi pembicaraan di sekolahnya, pasalnya Krist yang masih berusia 17tahun akan menikahi seorang pria berusia 34tahun. Aye aye.
"...Ya saya bersedia" itulah kalimat terakhir Krist di masa lajangnya. Setelah ia mengucapkan kalimat tersebut, Krist sudah dinyatakan sah menjadi suami atau istri dari Singto.
"Kenapa kita harus tinggal di rumahmu? Kenapa kita tidak tinggal di rumahku saja? Kapan semua barangku dibawa kesana? Kenapa aku tidak diberitahu? Apakah Mae ku yang mengaturnya? Apa Mae ku yang memaksa? Apa...." Krist terus saja mengoceh menanyakan ini itu membuat Singto tersenyum, senyuman paling langka yang hanya akan ditujukan ke orang - orang terdekatnya saja.
"Sssttt...."
"Tenanglah Krist, jika kau terus bertanya ini itu tanpa memberiku waktu menjawab, lalu bagaimana aku menjawabnya, sayang?" Potong Singto yang lelah dengan semua pertanyaan Krist sedari pintu masuk rumahnya hingga sudah memasuki kamarnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Like a Sugar Daddy? (SK) (END)
Fiksi Penggemarya gitulah baca ajalah. bingung deskripsi in nya. #5 - sing #4 - sing 2519 #1 - sing 24619 #2 - singto 24619 #5 - krist 24619 #8 - peraya 24619