20. Dark Morning

636 164 134
                                    

Ada yang belom tau lagu Vogel Im Kafig? Puter mulmed tuh, coba dengerin. Asli nih lagu dari awal sampe akhir bikin merinding, liriknya juga bagus. Btw ini part paling susah di ff ini, jd apapun yg terjadi jangan hujat diriku ✌️😳

 Btw ini part paling susah di ff ini, jd apapun yg terjadi jangan hujat diriku ✌️😳

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tembak."

Hampir sama mustahilnya dengan melihat burung berenang, di situasi lain agen-agen itu tidak akan pernah mematuhi perintah anak 19 tahun yang seharusnya mereka tangkap.

Namun pengaruh apapun yang dimiliki Jaemin, para agen itu kompak melakukan bunuh diri massal di luar kehendak mereka. Seseorang berteriak, tapi Doyoung tidak tahu apakah itu suara orang lain atau malah suaranya sendiri. Ia terlalu bingung, terlalu terguncang.

Doyoung yakin ia takkan pernah melupakan pemandangan ini. Kengeriannya, suaranya, juga raut wajah para agen itu kemungkinan akan tersimpan lama dalam benaknya. Berbeda dengan film, adegan ini jauh lebih mengerikan karena nyata dan terjadi terlalu dekat dengannya.

Darah menyembur ke udara, bersama serpihan tulang dan otak, sebagian bahkan memercik ke arahnya, membuat ia refleks menunduk dan menutupi wajahnya. Dor! Dor! Dor! Suara yang ditimbulkan puluhan pistol membuat telinganya berdenging, apalagi saat ia menyaksikan tubuh-tubuh dengan kepala yang sudah hancur itu jatuh ke tanah.

Halaman rumahnya yang tadi bersih dan cantik berubah menjadi tempat ideal untuk syuting film horor. Matahari yang bersinar cerah tak berefek apa-apa. Bagi Doyoung, pagi ini terlihat gelap. Sangat gelap.

Namun, tidak semuanya mati.

Ada beberapa agen yang masih berdiri, terpaku menyaksikan tanpa daya tewasnya rekan mereka. Mereka sama sekali tidak tampak seperti pasukan yang terlatih, hanya orang-orang yang ketakutan. Jelas saja. Tak ada yang mengira atau mempersiapkan diri untuk kejadian ini.

Menghadapi seorang anak adalah satu hal, tapi menghadapi seorang anak yang bisa meyakinkan mereka untuk bunuh diri adalah hal lain.

Bahkan Rim, sang pemimpin, mematung tak bergerak.

Kedua alis Doyoung hampir bertautan. Seharusnya Rim menjadi orang pertama yang Jaemin bunuh, lantas kenapa Rim masih hidup? Lalu dia ingat, "Tidak semua orang, dan jumlahnya pun sedikit."

Jaemin mengatakan itu saat ia menginterogasinya. Tapi ini? Ini tak bisa disebut sedikit. Jumlahnya ada puluhan! Doyoung kemudian menoleh pada anak itu, dan terkejut mendapati keadaannya.

Jaemin tidak lagi berdiri tegak. Dia sudah jatuh berlutut, tampak nyaris pingsan. Seluruh tubuhnya gemetar, napasnya terengah-engah, dan keringat menetes dari dagunya, membasahi rambutnya, mirip ketika Doyoung pertama kali bertemu dengannya. Tidak, Doyoung meralat dalam hati. Tapi lebih parah.

"Jaemin..." Ia berkata, namun suaranya tertelan oleh umpatan Rim "Dasar monster sialan!"

Rim mengambil salah satu pistol dan mengokangnya, mengarahkan benda itu pada Jaemin.

Vogel Im Käfig ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang