Mereka hanya ingin berbelanja. Beberapa datang karena ingin, yang lain karena memang harus. Tak ada satupun dari mereka yang menyangka akan bertemu dengan seorang pria yang membawa-bawa Desert Eagle.
Sejak Doyoung muncul, mereka yang tadinya ingin keluar mengurungkan niat, sementara yang sudah di luar bergegas pergi. Memang tak semuanya mengenali Desert Eagle一yang sering ditampilkan di film adalah Glock一tapi segala jenis pistol mampu membuat orang-orang ketakutan, apalagi jika yang memegangnya tidak ragu untuk menggunakannya.
Begitu Sejeong dan Jaemin pergi, Doyoung berlindung di balik sebuah mobil. Posisinya begini; Taeyong paling depan, yang terdekat dengan para agen (beresiko memang, tapi dengan begitu ia mendapat sudut tembak yang lebih baik), sedangkan Mark berjarak 2 mobil darinya.
Saat ini, hanya ada 6 orang saja yang harus mereka hadapi karena van pertama belum tiba. Ini kesempatan yang bagus. Dengan hati-hati, Doyoung mengeluarkan sedikit kepalanya, membidik sasaran. Pilihannya jatuh pada seorang agen yang berlindung di dekat pintu pengemudi van. Ia melepaskan 2 tembakan sekaligus, yang menyasar lutut agen itu. 1 hanya mengenai van, tapi yang lain bersarang di betis si agen, membuatnya berteriak kesakitan.
"Rasakan!" Doyoung tersenyum, lain dengan orang-orang di minimarket mengeluarkan seruan terkejut, tapi ada beberapa yang malah merekam.
Nasib kurang menyenangkan dialami Taeyong. Agen-agen itu tahu siapa siapa dia dan menjadikannya prioritas. Rentetan tembakan menghujam ke arah mobil yang menjadi tameng bagi pria itu, memaksa dia tiarap dan melindungi kepala dari pecahan kaca jendela. Mark berusaha membantu, tapi salah satu agen yang dia incar balik menyerangnya, membuat Mark tak berdaya.
Beruntung, magasin mereka hanya berkapasitas 20 butir.
Sewaktu mereka kehabisan peluru, Taeyong keluar dari tempat persembunyiannya, menembak 2 kali yang langsung mengenai 2 agen yang tengah mengisi ulang pistol mereka. Darah menyembur ke udara, bersama serpihan tulang tengkorak. 1 peluru, 1 orang roboh. Sehebat itulah Taeyong.
Mark menghabisi agen ke-4, memanfaatkan keterkejutan agen itu atas aksi kakaknya. Sedangkan agen ke-5 tidak melakukan apa-apa. Tidak bisa. Doyoung sudah membereskannya.
Tinggal 1 orang lagi. Dia sulit dihabisi karena terlindungi dengan baik
Doyoung mengusap setetes keringat di dahinya, lalu memaki pelan. Belum 5 menit berlalu, tapi rasanya sudah sangat lama. Dia kemudian mengangkat Desert Eagle-nya, berniat menembak lagi, tapi gerakannya terhenti di udara saat melihat sebuah van yang mendekat.
Rim telah tiba.
Tinggi Rim sejatinya hanya 173 senti, tapi dia selalu berdiri tegap, sehingga menimbulkan kesan lebih tinggi dari yang sebenarnya. Di usianya yang menjelang paruh baya, dia sudah kenyang mendapat berbagai macam penghargaan berkat kepemimpinannya yang bagus. Seperti Taeyong, dia adalah salah satu yang terbaik.
Melihatnya berdiri sebagai musuh saat ini membuat Doyoung gelisah. Bukan karena ia takut一baiklah, ia mungkin memang sedikit takut一tapi lebih dari itu, ia tak sanggup. Lebih baik melawan banyak agen asing, daripada melawannnya. Tapi dalam situasi ini, Doyoung sadar ia tak bisa memilih.
Taeyong (atau mungkin Mark?) menembak, membuat para agen yang tersisa一jumlahnya 6 orang一panik mencari-cari tempat berlindung. 1 tumbang, tinggal 5. Yang lain membalas.
Doyoung tiarap ketika 2 agen mengarahkan tembakan padanya. Sebutir peluru melintas cukup dekat dari telinganya, membuatnya kaget. Dan kesal. Namun dari posisinya itu, dia bisa melihat kaki-kaki para agen yang berlindung di balik van mereka. Ini jalan raya; tidak banyak tempat persembunyian yang bisa dipakai, dan mereka semua berlindung di balik van.
![](https://img.wattpad.com/cover/181048426-288-k901635.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Vogel Im Käfig ✔️
FanfikceAgen khusus Kim Doyoung siap bertugas! Memiliki profesi ganda bukanlah hal yang sulit bagi Doyoung, karena ia bisa menjalankan keduanya dengan baik. Hidupnya sempurna, hingga semua berubah di suatu malam yang sunyi. Ia tanpa sengaja menabrak seorang...