Tentang dia; Cukup

165 1 0
                                    

Hai

Dari aku yang lama mencari sesuatu namun tidak muncul pada tempat biasanya. Aku tidak tahu gaya seperti apa yang harus aku pragakan disini agar kamu yang membacanya nyaman.

Bisa dan mau menulis lagi saja rasanya sudah cukup bahagia bagiku saat ini. Sebab kepergianku menghilangkan kebiasaanku.

Sebelumnya, aku tetap menulis pada beberapa potong kertas, dibuku catatan kuliah saat berlagak menulis apa yang dipaparkan dosen, pada note hp saat rapat sedang membosankannya atau saat sedang menunggu, dan pada laptop disaat aku sedang berpura-pura menjadi seorang penulis yang sedang duduk menghabisi secangkir kopi yang aku sendiri tidak menyukainya. Walaupun tulisan yang dihasilkan lagi-lagi hambar tak bertujuan dan tak mimiliki hasrat pada setiap katanya.

Kepura-puraan yang awalnya tidak aku inginkan, karena perjalanan mengenalnya membuat waktuku hilang seperti dicuri hanya untuk chatting saja sepanjang hari, setiap waktu, dan berhari-hari. Hingga suatu hari, itu semua ter-ber-henti seketika. Pelan dan diam dia menjarak, memblokir media sosial, aku yang tidak kepikiran sampai sejauh itu ternyata dia melakukannya. Pelajaran; sibuk boleh, tapi perhatian perlu.

Part ini: adalah part terakhir yang akan ku ceritakan tentang dirinya. Bukan, tapi tentang kisahku dengan dirinya. Dia yang diam-diam datang dan dia yang diam-diam menghilang.lalu tiba-tiba muncul lagi walau pada akhirnya untuk pamit selamanya.

21 April 2019

How's Life? Adalah kalimat Tanya yang selalu kami gunakan untuk memulai cerita, laporan, dan apapun itu. Saat itu aku sudah tidak lagi memikirkannya sebab ada seseorang yang sepertinya menarik perhatianku, nanti aku ceritakan. Tepat di hari itu, aku mengetahui layaknya sahabat baik, yang lama tidak ada kabar, tiba-tiba muncul ngechat menanyakan kabar, paling ujungnya dua: minjam duit atau memberikan undangan nikahnya. Ya dia menghubungiku untuk alasan yang kedua.

"Sebelum terlalu dalam" akhirnya dia mengatakan alasannya menjahuiku. Haha, padahal bukan itu, kami sama-sama mengetahuinya dan mengakuinya dahulu. Alasan sesungguhnya kita beda arah (karir) meski satu tujuan (Surga). tidak heran dia muncul kembali, sebab kemunculannya karena dia bermimpi tentangku dan terus kepikiran akan hubungan yang dia tinggalkan. Padahal aku sudah mengikhlaskannya. Seperti yang sebelum-sebelumnya juga, siapapun yang datang tanpa aku minta maka akupun harus mempersiapkan kepergiannya suatu hari nanti tanpa harus berpamitan denganku.

Niat baik harus kita hargai. Permintaan doa setulus hati darinya untuk kehidupan rumahtangganya kelak dia sampaikan kepadaku lewat chat terakhir. Jika suatu saat kamu membaca tulisan ini, maka kamu akan tahu: mereka yang telah masuk kedalam kehidupanku, menjadi temanku, adalah mereka yang selalu aku doakan yang terbaik buat mereka pun kamu.

Demikian, part terakhir ini saya tuliskan dengan sesederhana mungkin. Tanpa menambahkan kenangan di dalamnya agar part selanjutnya aku bisa memulai cerita yang baru.

Yang patah tumbuh jelas pasti tidak akan pernah sama

Bisa jadi ia lebih buruk atau jadi lebih baik dari sebelumnya.

#bagianakhir #cukup


PATAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang