By : Risma Tiyasti
Nyanyian malam terdengar pilu dan ngilu,
Terkekang beban yang jumlahnya beribu,
Daun berjatuhan di rerumputan dengan tenang,
Bergumul untuk mencari kehangatan,
Sepasang burung pun berpelukan untuk menyelimuti keadaan yang runyam,
Alangkah sepi malam itu,
Lebih sepi dari kuburan di tepi sungai itu,
Suara jangkrik yang menggema menjadi melodi rindu,
Bersama angin bersahutan bagai jenaka malam yang beriringan,
Kiranya itu menjadi hiburan dalam panggung kesunyian,
Ranting dahan kering yang berlarian seakan menari menikmati suguhan malam,
Sekali lagi malam mengisi rintihan di tengah kehampaan,
Dengan anggunnya menyapa pada bilik penonton,
Irama mulai seru kala katak menyeru di atas seroja itu,
Bertalu-talu tak takut hujan menyerbu,
Kala langit terlihat murung,
Kiranya langit pun terharu dalam kegelapan malam,
Terbukti dari pelupuk matanya yang meneteskan rintik hujan,
Walau mereka yang tertidur pulas tak merasa haru,
Karena mereka tak peka dengan sekitar apalagi rindu,
Rindu dengan-Nya maupun ridho-NyaPemalang, 2 Maret 2019
Maaf baru sempat update, jangan lupa untuk Vote dan Comment
KAMU SEDANG MEMBACA
SAJAK SANG PEMIMPI (Selesai) ✔️
Poetrykumpulan goresan tinta yang berisi kata-kata untuk mengisi suatu ruang yang kosong. Terinspirasi oleh Chairil Anwar.