By : Risma Tiyasti
Sekian warsa setelah kepergiannya itu,
Aku berada di ambang keputusasaan,
Mana kala dirimu tak lagi terlihat jelas di netraku,
Selain siluet tubuhmu yang kurus,
Rambutmu yang nampak tergerai,
Tak bisa ku deskripsikan sesuatu yang lain,
Mungkin memoriku sudah pada batasnyaJujur aku takut,
Mana kala tak bisa ku ingat sosokmu,
Yang kala itu tertawa bersama di suatu sore,
Tapi kini, tawamu saja mulai asing ku dengar,
Aroma tubuhmu tak lagi kurasakan,Takut, sungguh aku takut Tuhan,
Sewaktu dirinya tak lagi hadir di setiap hariku,
Betapa kalang kabutnya diriku,
Merasakan hampa yang menerjang,Ah sungguh, memoriku menguar,
Aku frustasi,
Sampai cucuku berkata padaku,
Kek, tak apa jika engkau tak lagi mengingatnya dalam pikiranmu, karena sesungguhnya seseorang yang kau cinta akan abadi dalam hatimu, percayalah.
Saat itu juga... terbitlah senyuman yang telah lama kutinggal.Selamat membaca. Jangan lupa bintangnya yaa :)
KAMU SEDANG MEMBACA
SAJAK SANG PEMIMPI (Selesai) ✔️
Poesiekumpulan goresan tinta yang berisi kata-kata untuk mengisi suatu ruang yang kosong. Terinspirasi oleh Chairil Anwar.