"Pergilah.. Sebelum aku berubah pikiran." ujar ku akhirnya. Mendengarnya, sang penculik kaget dan bingung. Namu hanya sesaat. Setelah itu dirinya langsung beranjak berdiri lalu pergi. Dan yang benar saja! bayi di hadapanku ini langsung berhenti menangis begitu aku melepaskan sang penculik berengsek itu pergi.
Aku beranjak mendekati bayi itu untuk menggedongnya."Yah.. Setidaknya kamu baik-baik saja. Kini kamu harus kembali pada keluargamu baby. Kamu pasti sudah lelah dengan petualanganmu hari ini bukan?" ujarku pada sang bayi.
Melihatnya kembali tersenyum, membuat ku ikut tersenyum. Jika dilihat secara dekat, matanya berwarna silver. Pipinya tembam merah menggemaskan. Warna rambutnya juga pirang. Secara keseluruhan, terlihat tampan, lucu dan menggemaskan. Little angel..
🎭🎭🎭
Aku kembali ke mobil. Tampak gadis ceriwis sang kaka bayi ini tengah melipat tangannya di depan dada. Raut wajahnya begitu marah bercampur khawatir.
"Me.. Me! Me.. Me.. Me!" seru sang bayi. Apa dia sedang memanggil kakanya itu? Tapi.. di mana yang lainnya?
"Viz.." jerit gadis ceriwis heboh. Reflek aku melihat ke sekeliling. Tidak ada siapa-siapa.
"Serahkan vizi padaku!" perintahnya langsung seraya menghampiri ku. Dengan senang hati aku langsung menyerahkannya.
"Vizi.. Apa kamu tidak apa-apa? Maafkan aku, kamu jadi harus mengalami ini semua. Kamu tahu kan aku sangat khawatir padamu.."
"Urusanku sekarang sudah selesai. Aku harus pergi." ucapku datar. Gadis di hadapanku ini tidak menanggapi sama sekali. Dirinya sibuk mengajak adiknya berbicara macam rindu, ketakutan, kesenangan dan lain-lain. Yeah.. Aku sudah cukup lelah jika harus melihat dramanya. Lebih baik aku cepat pulang sebelum mata hari tenggelam.
Aku bergegas menaiki mobil dan langsung meluncur pergi tanpa mempedulikan lagi apa yang baru saja terjadi. Hari yang pendek. Tidak terasa waktu berjalan terlalu cepat hari ini. Biasanya, aku selalu merasakan setiap detik, menit, jam dalam hidupku. Rasanya merepotkan, tapi bisa jadi pengalaman yang berwarna.
Sebenarnya, hidupku sebelumnya memang berwarna. Tidak ada yang salah dengan jalan hidupku. Jika aku bocorkan terlalu banyak tentang masa laluku, nanti kalian akan mati kebosanan. Karena masa lalu, terlahirlah masa kini. Kini aku memilih hidup sendiri. Lebih tepatnya menyendiri di hutan. Aku membangun rumah di sana untukku tinggal. Rasanya.. Menenangkan. Apa hidupku yang dulu terlalu penuh warna hingga membuat aku memutuskan untuk hidup suram sendirian di rumah tengah hutan? Mungkin. Terserah kalian mau berpikir apa tentangku. Kalian bebas berpendapat. Aku cukup nyaman dengan hidupku sekarang.
Dor~
Sial.. Salah satu ban mobilku meletus. Alhasil, mobil bergerak tidak terkendali. Aku berusaha menghentikan mobil ini perlahan, namun nasib buruk terjadi. Mobilnya berhenti dengan sedikit menabrak bangku kayu yang berada di pinggir jalan menuju hutan. Masalahnya, seorang gadis tengah duduk di bangku tersebut. Apakah aku telah menabraknya? Aku tidak melihat detailnya tapi yang aku rasa begitu. Saat arah mobilku oleng ke pinggir, aku tidak bisa prediksikannya dan menginjak rem kuat. Kepalaku membentur stir mobil.
Perlahan aku mengumpulkan kesadaranku kembali. "Akh.." ringisku karena pandanganku sedikit buram.
Kusandarkan kepalaku seraya menenangkan diri dan membuka tutup mataku. Berhasil. Pandanganku mulai memulih. Tapi tidak dengan kepalaku yang sedikit pening.
Duk.. Duk.. Duk..
Tiba-tiba saja, sesorang menggedor kaca mobilku. Aku tahu.. Pasti dia orang yang tidak sengaja aku tabrak tadi. Kalau aku menabrak bangku yang sedang diduduki orang, otomatis aku menabraknya juga bukan? Aku melepas seatbelt lalu turun dari mobilku. Melihatnya langsung dengan raut wajah jutek seperti ini, aku rela kalau dia akan memakiku. Aku cukup tahu diri akan hal itu.
"Ekhm.. A-apa.. Kamu tidak apa-ap?" tanyanya hati-hati. WHAT? apa aku salah dengar? Apa aku salah lihat? Kalau salah lihat sih mungkin. Tapi aku tidak salah dengar. Apa yang diucapkan tidak sinkron dengan raut wajahnya.
"Yah.. Maafkan aku. Aku tidak sengaja karena tiba-tiba saja ban mobilku meletus. Seharusnya aku yang bertanya padamu. Apa kamu tidak apa-apa?"
"hidupku yang buruk sekarang kamu tambahkan. Kamu memang tidak sengaja. Kamu juga sudah meminta maaf. Tapi bukan berarti ini semua selesai. Kamu harus bertanggung jawab!"
.
.
.
.
.Maaf ya ceritanya lebih sedikit dari yang kemarin. Plak..
Yang pentingkan lebih dari 500kt. Hehe.. Oh ya jangan lupa vote dan komennya ya..
#littlebees #littlebeeschallenge #littlebees2Artemisiahanazi
KAMU SEDANG MEMBACA
Ed(lyn)
RandomKisah keseharian Ed(lyn) di kehidupan yang ketiga. Wanita tomboy akut.. Bukan! Bahkan wajahnya memiliki ukiran ketampanan yang hanya dimiliki seorang pria. Sebenarnya dia tidak tahu tentang jati dirinya sendiri. Apa yang diinginkannya? Apa yang tida...