Jangan Kau Sujudkan Hatimu Kepadaku

120 2 0
                                    

"Vinda !"

"Ada apa?"
Kata Vinda seraya menatap Ardi yang ada di depannya yang mengajak untuk mengobrol, Vinda menghadapi obrolan Ardi yang mengajak serius. Akhirnya Vinda berusaha mengerti apa yang akan Ardi katakan, lalu Vinda menebak.
"Lagi jatuh cinta ya!"
"Apa-apaan sih, Vin."
"Ngak usah bohong, lau jatuh cinta wajar aja. Karena wajahmu berseri-seri, siapa cewek yang kamu taksir, entar ku bantuin buat pedekate, cepet."
"Iya, aku jujur aja. Aku lagi naksir cewek nih tapi sayang orang yang taat aturan dan tatanan. Kurasa ngak mungkin aku bisa pedekate sama dia, Vin. Kamu pernah ngak jatuh cinta?"
Vina lalu menjawab. "Iya pernah, tapi ngak pikirin lebih lanjut karena tujuan hidupku sudah kutentukan. Jadi aku harus jalani hidupku sesuai dengan apa ada yang sudah kutentukan, aku ngak berani keluar dari aturan. Itulah yang ngak bisa aku rubah semena-mena sebab hidup haus punya visi, misi, dan tujuan serta cita-cita dan harapan yang bisa membuat aku bahagia nantinya. Kalau kamu, Dit? Sudah tau apa yang harus kamu lakukan untuk hidupmu?"
Ardi mengelengkan kepala.
'Kamu ini Di, kalau lihat cewek cantik matanya melotot, pikir tu masa depan. Jangan melamun sambil menghayal entar bisa kemasukan setan, dari pada tiap hari kamu kongk mendingan gabung sama aku. Aku ada rencana buat kelompok belajar biar kita bisa belajar bareng dan juga bisa saling tukar pikiran, gimana? Mau gabung ngak?" tanya Vinda.
"Entar Kupikirin, sekarang aku lagi pusing mikirin yang satu ini."
"Alah kamu ini Ardi, kalau urusan cewek entar aja, kalau kamu ikut kelompok belajar kita genap 10 orang, ada aku, Aisyah, Ana, Hendra, mita, Anto, Reva, Mahdi, Indra dan kamu. Itu sih kalau kamu mau gabung."
"Gue ikut." Ujar Ardi agak semangat karena ada Aisyah "belum ditutup lowongan buat ikut belajar kelompok."
Vinda hanya memandang Ardi yang lansung semangat sehingga Vinda tersenyum lalu berkata : "Ya, kamu boleh ikut. Hari Minggu kita mulai belajar."

     Hari Minggu pagi kira-kira jam sembilan ardi sudah sampai di rumah Vinda untuk belajar kelomok, di rumah Vinda ada tujuh orang karena Indra tidak bisa datang untuk belajar kelompok disebabkan harus mengantar ibunya. Mereka semua sudah mulai belajar matematika yang memang sulit tapi kalau tahu teorinya dan cara mengerjakan sehingga mudah. Dalam belajar ini Vindalah paling jago kalau soal matematika yang bisa membuat kepala pusing bagi yang ngak nyambung.

     Vinda memimpin kelompok belajar, ia seperti seorang guru yang menjelaskan di depan teman-temannya. Teman-teman vinda menyeimak ucapannya yang biasa saja tapi mudah dimengerti dan dipahami sehingga sewaktu Vinda memberikan soal mudah dijawab oleh temannya. Tapi Ardi yang dari tadi tidak fokus, sebab ada Aisyah di hadapannya. Vinda melihat Ardi mengelengkan kepala, melihat tingkah Laku Ardi, vinda lalu melemparkan stipo ke kening Ardi.
"Aduh." Ujar Ardi yang baru kena timpuk keningnya.
"Sakit ngak." Tanya Vinda.
"Sakit Vin, kalu ditimpuk stipo, memang ada apa?"
"Dari tadi aku lihat kamu ngak konsen, ngeliatin Aisyah doang kalau naksir bilang. Nganggu temen-temen yang belajar, kalau ngak mau belajar pulang sana."
Aisyah yang mendengar ucapan Vinda hanya diam seraya mengerjakan soal. Ardi pun diam saja yang memang sudah tahu watak Vinda yang ngak sungkan-sungkan ngungkapin rasa keselnya, Ardi menundukkan kepala merasa malu lalu berusaha mengerjakan soal yang tadi di tulisnya sdangkan teman-teman yang cowok hanya mesem-mesem saja karna sudah tahu soal hati Ardi. Tapi tidak ada yang tertawa melihat Ardi diam karena dimarahin Vinda.

     Jam sebelas lebih tiga pulih menit, belajar kelompok sudah selesai dengan hati senang karena teman-teman Vinda merasa puas dengan hasil belajar barusan karena dapat menjawab soal-soal yang berurut dari yang paling mudah hingga paling sulit. Sehingga soal-soal terjawab dengan benar berkat bimbingan Vinda. Memang Vinda merupakan siswi yang pintar disekolah, selalu juara kelas dan juara umum. Setelah semua teman Vinda pulang kecuali Ardi yang disuruh nunggu.
"Vin, kamu mau marahin aku lagi, karena hal tadi?" tanya ardi
"Aku ngak marahin kamu, Cuma mau nasihatin aja."
"Maafin aku Vin, aku ngaku salah."
"Ardi sebentar lagi kita akan Ujian Nasional, dan kita harus dapat nilai bagus biar bisa lanjutin ke perguruan tinggi, kalu kamu hanya main-main saja dalam belajar, nanti kamu menyesal di saat kamu tua. Ilmu tidak harus sekarang kita gunakan, mungkin suatu saat nanti akan ada gunnya, yang sekarang kita pelajari pasti akan berguna. Kuharap kamu mau berpikir untuk masa depanmu,yang menentukan masa depanmu bukanlah ayah ibumu atau orang lain, tapi dirimu sendiri karena dirimulah yang menguasai dirimu sendiri.
Ingat Ardi, masa depanmu, apa yang engkau ingin di suatu saat nanti. Kalau engkau berharap sukses mulailah dari sekarang kamu belajar. Belajar hal apa pun yang akan berguna di suatu saat nanti, Kamu mengerti?" tanya Vinda mengakhiri nasihatnya.
"Aku mengerti Vin, makasih atas nasihatnya."
"Satu lagi, kalu kamu memang naksir sama Aisyah, kamu jujur saja, kalu dia mau jadi kekasihmu, Alhamdulillahdan kalau di tolak kamu jangan patah hati. Perlu kamu ingat dan ketahui kalau Aisyah itu anak Kyai yang taat aturan agama."

antologi cerpen remaja islamiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang