[14] Lights off or electric off?

119 26 0
                                    

"Suara apa?" tanya Evelyn kepo.

"Itu yang sttt sttt" kata Dirga sambil celingukan kesana kemari membawa alamat.ora.

Mereka belum ngeh dan berusaha najamin pendengranya.

Sttt sttt

Sampe mereka denger suara itu, muka mereka langsung berubah datar semua.

"Plis, Ga. Itu cuma suara pengharum ruangan" ujar Alea memecah keheningan.

Dirga celingukan, dan emang bener di dinding pojok kanan ada pengharum ruangan. Dirga jadi malu.

"Oh hehe kirain suara hantu" Dirga cengegesan sambil garuk tengkuknya yang padahal gak gatel sama sekali.

Semuanya langsung pasang muka -_-

"Jadinya mau nonton apa nih?" tanyq Devan.

"Tha-tha-thapki" balas Evelyn demgan logat gagap.

"Sini lo gue tapuki" sahut Olivia sambil mengangkat tangannya.

"Tha-thapki o-oliv bu-bukan ta-tapuki" Evelyn terserang virus gagap oksip.

"Kok kamu jadi gagap, yang?" tanya Justin.

"Ng-nggakk papa bi-biar ke-keren"

"Gini amat punya pacar. Untung canyik" gumam Jistin pelan.

"Kalo udah gak kuat buat gue aja, Just" ucap Deo yang langsung diberi delikan tajam dari Justin. "Macem-macem gue kebiri lu, setan!" sewot Justin.

"Wesss santai bro" balas Deo sambil cengegesan.

"Seriusan ini jadi nonton apaan woy?" tanya Alea yang lagi ngotak-ngatik laptopnya Agatha.

"Horror ajadah biar gak kelamaan. Kan tadi banyak yang vote horror" semuanya mengangguk menyetujui ucapan Alan.

"Yaudah yang judulnya apa?" tanya Alea lagi.

"The conjuring dong! Kangen annabel nih!" ucap Angel.

"Annabel aja dikangenin, giliran gue gak pernah dikangenin" curhat Rafael sambil melas-melasin mukanya.

"Apa? Gak denger gue tuli" balas Angel cuek.

"Alah, Njel lo jual mahal banget sih" ujar Arkan.

"Loh ya harus! Kalo jual murah nanti murahan dong!" balas Angel.

"Iya juga sih"

"Jadi The conjuring aja nih?" tanya Alea.

"Iya biar gak lama-lama" kata Savanna. Semuanya ikut mengagguk.

"Ada kan filmnya?" tanya Alea pada Agatha.

"Ada dong" jawab Agatha songong.

Semuanya udah duduk tenang nungguin Alea yang lagi otw muter filmnya. Ada yang duduk disofa ada yang dikarpet. Udah mengang snack semua.

Setelah ngeklik tombol play Alea langsung lari kecil dan ikutan duduk bareng temen-temennya.

Justin dengan gaya sok gentle nya nyuruh Evelyn peluk dia kalo takut. Dih modus. Alan juga ikut-ikutan.

Film dimulai. Adegan pertama menampilkan pasangan suami istri beserta anaknya pindah rumah.

Hening. Cuma suara kriuk kriuk benturan antara gigi sama snack yang ngisi ruang keluarga rumah Agatha itu. Semuanya sibuk nyimak film yang ditampilkan didepan mereka.

Dalam hitungan detik layar akan nunjukin adegan dimana roh jahat si penyihir muncul.

Arka yang barusan mau nyuapin snack kemulutnya auto berhenti.

Dylan auto gigit jari.

Si Rafael yang duduk sebelahnya Angel pun cari kesempatan. Dia pura-pura takut terus nyandarin kepalanya dipundaknya Angel. Angel gak sadar dong ya, kan dia lagi fokus sama filmnya.

Evelyn udah setengah meluk Justin. Menang banyak si Justin.

Dirga yang emang parnoan udah nutup muka pake bantal sofa daritadi.

3 detik lagi si hantu bakal mun ul.

1...

2...

3...

PIP!

"SEPERTI MATI LAMPUUUU YA SAYANG SEPERTI MATI LAMPUUUUU"

"JANCOK! KAGET AKU ASU!"

"SYALAND DEDEK TERKEJOED!"

"BANGSUL INI KOK GELAP?!"

"AAAAAA MAMAAAAA"

"MATA GUE PICEK APA GIMANA NIH?!"

"INNALILLAHI!"

"ETA TERANGKANLAH!"

"ASTAGHFIRULLAH JANGAN NGUMPAT!"

"KALEM WOE KALEM!"

Lampu mati eh listrik mati gaes. Tapi masih ada penerangan cahaya dari laptop yang masih nyala sih.

Savanna langsung nge pause filmnya.

"Bentar gue cek dulu sama Arkan" ujar Justin lalu beranjak keluar bersama Arkan.

"Gue kira listriknya holkay gak bisa mati" celetuk Gabril.

"Yakali masa rumah orang miskin doang yang mati" sahut Deo.

"Kalo boleh udah gue beli tuh listrik" timpal Agatha songong.

"Ya saja" balas Angel.

"Ayo yasinan teman-teman" ajak Evelyn tiba-tiba.

"Yasinan sono sendiri!" balas Devan.

"Yang mati listrik woy! Bukan orang elah!" tambah Rafael.

"Rafael gimana sih! Udah jelas-jelas yang mati lampu!" kata Evelyn.

"Ya apa bedanya, dongo?!" cibir Olivia kesal.

"Lampu, listrik, beda banget gitu kok" balas Evelyn santai, gak pernah ngerasa emang dia kalo dihujat.

"Yang mati itu listriknya, Evelyn" ujar Savanna menengahi.

"Tapi kok lampunya ikutan mati?" tanya Evelyn sambil ngerutin dahi.

"Ya kan lampu bisa nyala karena ada energi listrik. Jadi kalo listrik mati otomatis lampu ikutan mati juga" jelas Alea ikutan nimbrung.

"Ih tapi kok kata mama aku lampu mati sih" Evelyn cemberut.

"Ya pikir ajasih, kalo yang mati lampunya doang kenapa AC, kulkas, dan lain-lainnya juga ikutan mati, dodol?!" sewot Agatha.

"Ya mana aku tau, aku kan bukan tukang sedot WC" balas Evelyn sambil mengendikkan bahunya.

"Listrik sama sedot WC dimana kolerasinya, bahlul?!" sambar Angel kesel.

"PLN kali maksudnya" sahut Aluna.

"Nah iya itu maksudnya" ucap Evelyn.

"Jauh banget itu, bujang!" timpal Devan.

"Ya salah mereka lah! Kenapa juga jauh-jauhan" balas Evelyn.

Gak ada yang nanggepin. Soalnya mereka tau kalo ditanggepin gak bakal kelar-kelar dan ujung-ujungnya bikin emosi.

 Soalnya mereka tau kalo ditanggepin gak bakal kelar-kelar dan ujung-ujungnya bikin emosi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Silahkan vote kalo emang cerita ini menghibur kalian. Kalo enggak? Ya tetep vote:)

PHO WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang