Khawatir

5 2 0
                                    

Dengan khawatir aku pun pergi untuk menemui Dimas,tanpa memperdulikan Melodi yang sedang bingung dengan sikapku.

Aku pergi dan mencari keberadaan dimas.

"Dimas.... Dimas... Loe dimana sih?"

Dan, tujuan terakhirku adalah di kelas kosong yang tepat berada di kelas paling atas. Aku langsung memasuki kelas itu yang kebetulan tidak dikunci.

"Dimas!! Dimas!! Kamu dimana?" mataku terus menelusuri ruang kelas itu. Sampai menemukan Dimas yang duduk sambil sesekali memegang luka di bibirnya.

"Dimas??" ucapku kaget.

"Nindy?" ucap Dimas kaget.

Dan aku langsung menghampiri Dimas dan duduk dihadapannya.

"kamu itu kenapa sih Dimas! Kurang kerjaan banget! Suka cari ribut aja! Apa kamu mau sok jago? Dengan cara kamu berantem sama Ari, menurut kamu itu kehebatan apa?? Gak Dimas!" ucapku dengan nada mara khawatir jadi satu dengan air mataku yang lagi-lagi mengalir dengan derasnya.

"kok kamu nangis sih?" ucap Dimas sambil menghapus air mataku.

"kamu tau gak? Aku itu khawatir sama kamu Dimas... Aku takut kamu kenapa-napa... Aku takut kamu terluka, aku takut apa yang aku khawatirkan ini terjadi Dimas... Aku takut kamu kena masalah dan kamu dikeluarin dari sekolah. Aku takut akan hal itu Dimas...." ucapku dengan menangis.

"iya iya... Aku minta maaf sama kamu, aku janji gak bakalan ngulangin hal ini lagi. Udah... Jangan nangis,,, nanti air mata kamu habis gimana??" ucap Dimas dengan nada menghibur.

"hem.. Masa ada air mata habis?" ucapku dengan nada kesal. Sedangkan Dimas malah tertawa. Dan hal itu bikin aku kesal.

"Dimas! Kok kamu malah ketawa sih??" ucapku dengan nada kesal.

"haha kamu lucu deh kalo gitu??"

"Kamu tadi kenapa sampai berantem gitu sama Ari? Apa gara-gara kamu cemburu?"

"gak lah... Itu gara-gara dia sotoy sih.. Ngelarang-larang aku keluar osis. Emang dia siapa coba? Sampai-sampai dia bawa-bawa nama orang tua aku lagi. Bagaimana aku gak marah apa? Ya gpp kalo dia ingin marah-marah, ngejelek jelek in aku, tapi gak kalo orang tuaku." ucap Dimas.

Dan aku tau apa yang dirasakan oleh Dimas saat ini. Lagian kenapa juga sih si Ari pake salah ngomong segala. Kan dia tau kalo Dimas ini anaknya emosian pake di gara-garain segala. Kan jadi ribet ini masalahnya.

"ya udah... Tenang ya Dimas... Udah, biar nanti aku yang ngomong sama Ari. Sekarang, eh iya, luka kamu udah sembuh?"

"udah agak mendingan kok."

"ya udah, sekarang kita kembali kekelas ya.. Udah mau masuk juga kayaknya."

"iya ayo."

Aku dan Dimas pun kembali ke kelas kita masing-masing. Yang kebetulan kami gak satu kelas. Dimas anak Mipa, dan aku anak Ips. Mungkin dunia ini kebalik ya?? Seharusnya aku anak Mipa, dan Dimas anak Ips, tapi terserah adminnya aja lah... Hehe...

Skip

Saat ini, aku sedang duduk dengan Ari dan Nisa. Oh ya, Nisa adalah bendahara osis kelas 1, dia anak yang manis dan agak pendiam. Nama panjangnya adalah Anisa Rahmawati. Saat ini, kami bertiga sedang duduk di gazebo sedang membahas masalah pertengkaran antara Ari dan Dimas yang telah diketahui oleh kakak2 osis kelas 2.

"gue saat itu sudah gak tau lagi cara apa untuk nyampaiin kata-kata buat Dimas. Dia itu orangnya keras kepala Nin, Nis... Jadi, gue terpaksa ngucapin hal yang menyakitkan buat Dimas. Dan, berakhir dengan gue dan dimas berantem. Dan itu gue lakuin buat Dimas kembali lagi ke osis..." ucap Ari dengan terang terangan dan nada bersalah.

"tapi, kan gak harus lakuin hal itu ar.." ucap Nisa.

"iya ar, harusnya loe gak usah kepancing emosi juga dengan Dimas. Loe tau sendiri kan, kalo Dimas itu anaknya emosian dan suka lakuin hal-hal yang nekat. Bahkan, kalo bisa, dia bakalan ngelakuin hal lain yang lebih nekat dari ini." ucapku dengan nada serius.

Entah apa karena aku salah omong atau apa, nisa dan ari, mereka menatapku dengan aneh dan seperti curiga. Dan itu membuatku heran dan bingung.

"ka kalian kenapa sih? Ada yang salah apa dengan omonganku?" ucapkku bingung.

"loe... Suka ya sama Dimas?" ucap Ari dan Nisa serempak.

"Apa? Ka kalian ini ngomong apaan sih... Udah deh, gak usah bahas aku dan Dimas. Ini kita sekarang sedang membahas masalah Ari sama Dimas." ucapku untuk mengalihkan pembicaraan. Sedangkan Nisa dan Ari hanya diam.

Aku sudah merasa kalau mereka sudah mencurigai tentang hubunganku dengan Dimas. Dan itu yang buatku jadi khawatir. Semoga aja mereka gak akan pernah tau tentang hubunganku dengan Dimas.

TBC

Tunggu part selanjutnya ya...
Kira-kira, apa yang akan terjadi dengan hubungan Dimas dan Nindy ya? Apakah semua teman-teman mereka tau??

Maaf ya, kalo jelek...
Masih pemula hehehe....
Kalo ada saran dan kritik tolong di tulis di kolom komentar ya....
Terima Kasih...
Selamat Membaca...

The Crazy LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang