Kosekuensi

4 5 0
                                    

Saat aku sedang menangis, tiba-tiba ada notif dari grup osis global. Dan saat aku melihat ternyata asalkan ada rapat osis sepulang sekolah.

"ha!! Wah... Ini pasti evaluasi! Aduh... Pasti aku kena banyak ini... Gimana ya??? Aduh... Masa aku ga ikut aja? Tapi kan? Aku wakil ketua kelas satu... Kalo aku gak ikut, nanti tambah kena dua kali. Tapi, kalo aku ikut... Aku jawab apa??  Aduh... Gimana ini...."

Aku sangat gelisah, apa yang akan terjadi denganku nanti Tuhan!!!

*****

Setelah sekian lama pelajaran, dan akhirnya waktunya pulang sekolah. Beda dengan anak-anak yang lain, yang langsung pulang kerumah mereka masing-masing. Sedangkan aku? Aku sedang dag dig dug menunggu aku di evaluasi sama kakak-kakak osis kelas 11.

Aku sangat bingung, nanti aku harus menjawab apa? Aku harus bagaimana kalau nanti aku gak bisa jawab? Ah iya! Aku harus mencari dimas! Dia adalah salah satunya yang bisa ngasih aku solusi.

Tapi? Masalahnya aku dari tadi tidak menjumpai dimas. Entahlah, mungkin dia belum masuk Ruang Osis. Atau, jangan-jangan, dia beneran keluar lagi? Tapi, kalo dia keluar? Apa jadinya aku hari ini????

"Nin!" ucap Ari, dia adalah Ari Romadhoni. Ketua osis kelas 10. Dia adalah orang yang selama ini selalu ada mendampingiku dan menunjukkan bagaimana berperilaku sebagai wakil ketua. Dan aku paling dekat dengan dia.

"eh, ari. Ada apa ar?" ucapku. Saat menyadari ari sudah duduk disampingku.

"eh, enggak, gue cuma mau nanya, loe beneran kemaren jalan sama dimas?" ucap ari.

Dan aku sangat kaget. Apakah sebuming ini sih saat aku jalan sama dimas? Dan aku tidak menanggapi ucapan ari, dan aku menundukkan kepalaku.

"nin, kalo emang bener, gpp kok. Yang penting, nanti loe ngomong yang sejujurnya aja sama kakak²nya nanti." ucap ari.

Dan aku menatapnya, menunggu kelanjutan ucapannya lagi.

"dan kalo loe bohong, loe bakalan tambah kena marah sama kakak²nya nanti nin, dan gue harap, loe jangan pacaran ya sama dimas." ucap ari ragu.

"ke kenapa ar?" ucapku sedikit bingung.

"eh, kan loe sama dimas sama-sama satu organisasi, dan itu dilarang untuk berpacaran bukan?" ucap ari.

Dan aku sangat bodoh! Kenapa aku bisa lupa coba?!

"eh, iya, gue lupa" ucapku sambil tersenyum.

"oh, ya, loe catat ya dibuku loe, dimas gak ikut rapat, katanya dia izin." ucap ari.

"apa? Izin?" ucapku kaget.

"iya, katanya sih, ada urusan gitu?" ucap ari.

"kenapa dia lari disaat situasi seperti ini sih...." ucapku pelan.

"ha? Apa nin?" ucap ari, yang menurutku dia mendengar apa yang aku ucapkan tadi.

"eh, gak kok ar. Ya udah yuk masuk." kataku. Aku dan juga ari masuk kedalam ruang osis.

***

  Saat aku sudah memasuki kedalam ruang osis, dapat aku lihat wajah-wajah kakak2 osis, mereka kelihatannya sedang memendam amarah yang sangat tinggi. Dan aku yakin, mereka marah denganku. Aku sangat takut dan menundukkan kepalaku.

The Crazy LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang