"Gak kok. Kamu gak sendiri, Fajar." Ucap wanita dari arah belakang.
Fajar membalikan badannya.
"Ehhh?"Wanita yang berseragam sekolah itu mendukkan bokongnya di sebelah Fajar.
"Ngapain lu di mari Ret?"
"Gua biasa lewat sini. Dan gak sengaja liat lo lagi bicara sendiri di samping...." Areta melirik pusara neneknya Fajar.
"Kuburan nenek gue."
"Ooh iya iya. Gue turut berduka cita ya."
"Iya, makasih" memberikan senyum tipis.
Beberapa saat ada keheningan antara keduanya. Mungkin bisa dibilang moment awkward. Sebab baru kali ini seorang Areta Anatasya, sekretaris OSIS, rangking 1 di kelas, peringkat kedua juara umum mau bicara sama dia. Biasanya jangankan bicara, melirik saja pun tidak.
"Oh ya, lo kok udah hampir 2 minggu ini gak sekolah?"
"Ga papa."
'Sumpah ni cowo lagi PMS yak. Cuek amat dah.'
"Tuh bu Rita dah nyariin lo tau. Hehe. "
"Aha ha ha. Lucu!" Fajar memasang wajah datar pada kalimat 'lucu'.
'Ihhh set dah.. Ni cowo minta di geplak. Gue serius kali -_-. Tenang Ret. Keep Calm, key!'
"Iya beneran tau. Dia emang terkenal disiplin sama murid-murid kurang pintar. Tapi dia juga gak mau catatan absen kelasnya jorok gara-gara lo. Meski ada atau enggak nya lo di kelas gak ngaruh juga. Dan malah ngerusak lagi." Areta terus bicara dengan polosnya.
"Pedes ya?! Karetnya dua dong?!" nampaknya pria berwajah oriental ini agak tersinggung dengan lawan-biacaranya.
"Ehh.. Sorry. Gue gak bermaksud. Tapi gue kan jujur." tampak raut bersalah dari wanita dengan rambut sebahu ini.
Melihat wajah bersalah dari teman sekelas yang perdana biacara denganya ini, ia merasa tidak enak.
"Ahhh.. Sans aja kali. Gue becanda kok, hehe." sebenarnya Fajar terpaksa memberikan tawa untuk membuat Areta tidak merasa bersalah.
"Hemm yaudah. Pokoknya lo besok harus sekolah ya! Kalo nggak gue bakalan pindahin makam nenek lo ke sekolah. Haha!"
"Ni asli gak lucu -_-"
"Upss... Ih dasar mulut jahat. Mulut jahat." Areta memicingkan mata sambil menepuk-nepuk mulutnya sendiri.
"Emm.. Yaudah gih balik. Dah sore juga. Ntar lo diculik wewe gombal."
"Hahahha.. Lu yang wewe gombal.. Eh wewe gombel kali. Bodoh!"
"!!!" Dengan sekejap Fajar mendelikkan matanya mendengar perkataan wanita itu.
"Ahh kabuuuur ahh!! Ada wewe gombel!! " Areta berlari sekencang yang ia bisa sebelum ia dihabisi oleh pria yang sedikit tersenyum melihat tingkah konyolnya.
.
.
.
Angin sejuk sore menerpa wajah~yang sebenarnya tampan~ Fajar. Ia meresapi setiap udara segar yang masuk ke tubuhnya melalui pori-pori kecil yang ia miliki.
KAMU SEDANG MEMBACA
Remarkable❤
Teen Fiction"Ketika Fajar takkan bertemu dengan Senja. Ia hanya dapat diam menunggu dalam ricuh. walau ia tahu, itu sebuah kemustahilan." . . . Fajar tak pernah menyangka akan bertemu dengan Senja. Senja selalu menarik perhatiannya. Senja mampu menghipnotis Fa...