"Fajar gak pakai kacamata!!!" teriak Ami.
"Gaya rambutnya juga jadi lebih keren!!" teriak Bima.
Dari lorong kelas yang tak jauh dari kantin, sebuah senyuman melesat begitu saja. Walau pendengarannya tak setajam kucing, tetapi ia masih bisa mendengar dua kalimat itu.
Semua murid wanita yang ia lewati sedari tadi terus-terusan memandanginya.
Tuh siapa?
Anak baru ya?
Gans banget!!
Kyaaa kaya oppa-opaa gtu.
Bisik-bisik siswi yang dilaluinya membuatnya makin mengembangkan senyum. Bagaimana tidak, kalimat-kalimat yang tak pernah ia terima selama ini kini terdengar menggema di telinganya. Dulu hanya sebuah hinaan dan bullyan lah yang ia dapat.
Dasar cupu!
Mata empat si cupu!!
Iihh.. Mati aja lu deh CUPU!!
Ahh bulu kuduknya bergidik saat membayangkan kembali semua hinaan menyakitkan yang ia terima dulu. Tatapan-tatapan sinis, wajah yang selalu berkerut saat mengahadapinya. Tidak.. Itu tak didapatinya sekarang. Sekarang semua itu berbanding terbalik. Semua itu berkat seorang gadis sederhana yang selalu mengisi hatinya. Gadis dengan tatapan menyejukkan... Ah.. Tak usah diceritakan lagi bagaimana perasaan Fajar pada gadis ini. Semua sudah cukup jelas.
Flasback On
"Eh Jar, itu kann... "
"Rika!! "
"...dia kok sama...em... Om Om? "
"Do not su'udzon. Mungkin aja itu Ayah atau pamannya."
"I-iya."
"Oh ya, kita mau kemana lagi nih?"
"Ohh! Ke Salon!"
"Ngapain? Lo mau Meni Pedi?"
"Bukan, tapi kamu."
✨✨✨
"Haaa!! Apaan nih! Rambut gue kenapa jadi begini?"
"Udah... Ni tuh gaya paling keren Jar. Ya kan A' ehh Teh" ucap Senja pada pegawai salon yang seorang 'Waria'
"Iya cinn~ nih yang paling populer. Ala oppa korea gitu~" logat dan gesture sangat luwes. Ditambah lagi dengan penampilannya yang sangat norak. Celana leggings unggu, kaos ketat berwarna kuning, bando bulu-bulu dan tak lupa make up yang tebal.
"Cucok Teh~" balas Senja.
'Dari mana Senja kenal makhluk yang beginian?' keluh Fajar dalam hati
"Serah lu bedua ah!"
Akhirnya setelah mereka selesai, mereka pun keluar dari salon yang menurut Fajar menyeramkan (karena makhluk satu itu).
"Tinggal langkah terakhir." tutur Senja.
"Langkah terakhir?"
"Yuk!"
"Kema-" ucapan Fajar tersekat.
Tiba-tiba Senja menggamit tangan Fajar. Jari jemari mereka terjalin hangat. Perlahan rasa pesimis Fajar mengikis dan rasa percaya dirinya menyeruak. Entah mengapa sentuhan kecil dari Senja dapat berefek besar baginya. Ia tak lagi menundukkan kepala ketika berjalan, ia tak lagi merasa sendirian saat keramaian, jiwanya tak lagi sunyi dalam kericuhan. Semua berkat wanita di sampingnya ini. Baginya, Senja adalah wanita ajaib yang tiba-tiba datang padanya seperti seorang peri baik hati yang menolong Cinderella untuk berdandan dan pergi ke pesta kerajaan dengan sentuhan-sentuhan sihir. Senja hadir entah dari mana dan entah dari kapan, Fajar tak pedulikan itu. Yang ia tahu, kini ia tak ingin melepaskan genggaman tangannya pada Senja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Remarkable❤
Novela Juvenil"Ketika Fajar takkan bertemu dengan Senja. Ia hanya dapat diam menunggu dalam ricuh. walau ia tahu, itu sebuah kemustahilan." . . . Fajar tak pernah menyangka akan bertemu dengan Senja. Senja selalu menarik perhatiannya. Senja mampu menghipnotis Fa...