Di ruangan khusus club renang, ada sepasang kekasih yang sedang cek cok.
"Ian... Maafin aku ya. Aku gak bakalan ngambek lagi deh" pujuk Areta pada pacarnya yaitu Julian dan bergelayut pada tangan kukuhnya."Udahlah!! Kamu tuh terlalu manja!" dengan reflek Julian menghempas gelayutan Areta namun tenanganya terlalu kuat sehingga...
Byurrr
✨✨✨
Terlihat seorang lelaki berjalan lesu menuju toilet. Keningnya sedari tadi berkerut, membuat kedua alis tebalnya hampir menyatu.
Byurr
Suara dari ruang khusus club renang membuat ia terhenyak dari lamunannya.
Fajar, lelaki itu segera mencari tahu apa yang terjadi di dalam ruangan itu. Dan tiba-tiba matanya terbelalak.
✨✨✨
Di lain tempat yang tak jauh dari TKP.
"Haduh... Gimana ni?! Kamu ceroboh sekali! Saya tidak mau, kalau kamu tidak bisa mencarikan pengganti maka kamu tidak akan bisa ikut kapanpun lagi!!" omelan frustasi dari seorang coach.
"Ma-maafkan saya pak. Saya akan segera mencari pengganti untuk perlombaan kali ini." janji seorang siswa yang terlihat pincang karena ia mengalami cidera cukup berat pada kakinya.
Dan mereka berjalan menuju ke arah ruangan yang sama dengan ruangan yang dimasuki oleh Fajar, Areta dan Julian.
!!!
Dan kedua orang itu terperangah melihat kejadian di depan mata mereka.
✨✨✨
Mata Fajar terbelalak melihat Julian yang menghempaskan lengannya dari pelukan Areta sehingga gadis itu terhuyung ke belakang dan jatuh. Tepatnya jatuh ke dalam kolam renang.
Tak berbeda dengan Fajar, Julian pun terkejut. Ia panik tetapi tidak melakukan apa-apa.
Areta yang tak bisa berenang sudah megap-megap karena kehabisan nafas. Melihat hal itu Fajar yang berada di ujung kolam segera melepas sepatunya dan terjun ke kolam renang sedalam 2,5 m itu.
Ia berenang dari ujung ke ujung dengan sangat cepat. Memanfatkan otot-otot lengan dan kakinya yang akhir-akhir ini makin bertambah kuat. Dan segera ia menggapai Areta yang sudah hampir tenggelam.
"Woi bantuin!!" teriaknya dari dalam kolam pada Julian yang hanya tertegun melihat sikap heroik Fajar.
"Gue gak bisa berenang!!" teriak Julian yang frustasi tetapi ada rasa malu.
"ck" decak Fajar dan kemudian memboyong Areta ke pinggir kolam.
Julian ikut menyambut Areta yang sudah tak sadarkan diri.
✨✨✨
Sepasang mata itu berbinar melihat aksi Fajar tadi. Ia mengangkat kedua alisnya dan kemudian berbalik.
"Eh Pak... Mau kemana?" tanya siswa yang sedari tadi bersamanya.
"Saya sudah menemukan penggantinya."
"Haa? Anak tadi Pak? Tapi tadi ada yang tenggelam, bapak harus menolong siswi itu dulu." pria yang pincang itu terus menyamai langkahnya pada coach club renang. Ia adalah guru paling berprestasi di SMA Bunga Bangsa. Semua anak didiknya tak ada yang tidak memenangkan kejuaraan. Minimal harus mendapatkan mendali emas, motonya dalam membimbing.
"Dia bisa mengatasinya." ujar guru mentor itu.
"Tapi..." kebingungan siswa pincang itu terpotong.
"Pak Bioto." panggil seorang guru yang selalu mengalungi peluit ungu.
"Ah ada apa Pak Jafar?"
"Bapak dipanggil Pak Kepsek di kantornya."
"Oh baiklah."
Dan kedua guru itu meninggalkan siswa yang dari tadi masih dalam kebingungan.
✨✨✨
Kembali ke TKP.
Fajar menekan-nekan dada Areta agar ia tersadar. Sedangkan Julian hanya melongo, tak tahu harus berbuat apa.
Fajar kebingungan melihat situasi ini. Kalau hal yang dilakukannya ini tak berhasil maka ia harus melakukan...
"Hoi jangan cari kesempatan lo ya!" cegah Julian karena melihat Fajar yang mencondongkan badannya pada Areta untuk memberi nafas buatan.
Fajar memberikan mata malasnya dan berkata,"Di saat-saat kaya begini lu masih bisa cemburu?!, yaudah gue gak tanggung resiko kalau dia mati." ucap Fajar dan mulai berdiri.
Sadar karena dirinya tak bisa berbuat banyak karena bingung dihadapkan oleh situasi genting ini, Julian mencegah Fajar.
"E-eh yaudah deh. Tapi jangan modus lo ya!"Fajar kembali pada posisi awalnya tadi. Kemudian dia langsung memberikan nafas buatan pada Areta yang masih tak sadarkan diri.
"Uhukk!! Uhukk!!" air menyembur dari mulut Areta. Ia akhirnya sadar meski masih terlihat pucat.
"Cepat bawa dia ke UKS." perintah Fajar dan kemudian belalu dari tempat itu.
'Maafin gue, Senja.' sejenak ia menutup matanya karena meras bersalah.
Areta yang sudah dipapah oleh Julian menatap punggung Fajar. Memberikan tatapan bersalahnya. Ia merasa bersalah karena sudah pernah mengacuhkan Fajar saat pria itu membutuhkan pertolonganya. Namun sekarang malah pria itu yang menyelamatkan nyawanya.
✨✨✨
WithLove❤
MasitohRdn
KAMU SEDANG MEMBACA
Remarkable❤
Teen Fiction"Ketika Fajar takkan bertemu dengan Senja. Ia hanya dapat diam menunggu dalam ricuh. walau ia tahu, itu sebuah kemustahilan." . . . Fajar tak pernah menyangka akan bertemu dengan Senja. Senja selalu menarik perhatiannya. Senja mampu menghipnotis Fa...