Hari demi hari berlalu. Memberikan kisah manis di setiap detiknya. Entah karna kebetulan atau karna takdir, Fajar dan Senja menjadi semakin dekat. Menjadikan satu sama lainnya mengetahui latar belakang masing-masing.
Sudah sekitar dua minggu sejak Fajar dari rumah Senja kemarin, dan setelah hari itu ia selalu mengantar jeput Senja. Dan dalam seminggu ini ia mengetahui banyak tentang Senja dan keluarganya.
Ayah Senja adalah seorang guru Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Pertama. Gaji ayahnya memang tidak terlalu banyak tapi bisa mencukupi kebutuhan keseharian mereka.
Ibu Senja hanyalah seorang ibu rumah tangga yang kesehariannya mengurus keluarga dan rumah. Memang terdengar sederhana tetapi mengagumkan. Tak seperti kebanyakan ibu rumah tangga sekarang yang ikut bekerja dan banyak menghabiskan waktu di luar rumah. Alhasil yang mengurus keluarga adalah orang lain. Dan yang mengetahui perkembangan anak juga orang lain. Yah miris memang, tapi itulah kenyataan sekarang ini.
Adam adalah adik Senja yang umurnya berbeda jauh dengannya. Namun ayah dan ibunya tetap memperlakukan mereka sama, tanpa ada perbedaan kasih sayang. Keluarga Sederhana yang Wah bukan? Tanpa kemewahan mereka juga bisa bahagia.
Selain itu mengenai Senja, Fajar juga sudah banyak tahu. Senja adalah murid kelas Bahasa-1. Ia sangat suka membaca-terutama Novel. Senja bernama lengkap Karina Dwi Senja. Di rumah ia dipanggil Karina, namun entah mengapa ia meminta dipangil Senja oleh Fajar. Senja suka sekali warna merah. Dari tas, pulpen, case hp, sepatu mejeng, aksesoris, semua berwarna merah. Sebagian bajunya juga berwarna merah. Senja menyukai makanan yang manis dan asam. Hmmm cukup itu saja yang Fajar ketahui. Dan masih banyak lagi yang ingin ia ketaui dari gadis ini, contohnya...
"Ja"
"Hmm"
"Gue boleh nanya?"
"Boleh"
"Kita kan uda lama kenal, tapi lo kok masih bicara formal sama gue, gue jadi gak enak sendiri ni. Santai aja bicaranya, kita seumuran kan?"
"Hihihi"
"Lho kok malah ketawa?"
"Hmm kamu masih belum tahu banyak tentang aku ya?!"
"Ayah aku kan seorang guru Bahasa Indonesia. Jadi dari kecil aku udah diajarin buat pakai bahasa yang formal, alias Bahasa Indonesia yang baik dan benar, hehe. Ya jadi sampai sekarang aku udah terbiasa dan lebih nyaman bicara formal. Sama semua orang juga gitu kok."
"Ohh gitu, heheh"
'yah padahal gue udah GR duluan_-'"Kamu Ge Er ya? Hihi"
"Ahh.. Gak kok. Jadi itu juga alasan lo ambil jurusan Bahasa ya?"
[*Fix ngalihin perhatian😒]"Emm.. Iya. Karna aku juga suka seputar tentang Sastra."
Fajar hanya menganguk dan mendengarkan semua kata-kata yang diucapkan Senja. Sebenarnya dia tidak benar-benar mendengarkan, lebih tepatnya benar-benar terpesona oleh pesona gadis belia di depannya ini.
"Oh ya Jar, nanti sore bisa temani aku ke toko buku?"
"Jam berapa?"
"Jam 4 an gitu."
"Oh ok."
✨✨✨
Langit sudah terlihat begitu mendung. Namun Fajar tetap pergi untuk menemui Senja. Ia tak menghiraukan jika nantinya akan kehujanan, asal bisa menemui gadis itu.
Sesampainya di rumah Senja, ia bersyukur karena hujan belum sempat turun. Dan lekas ia memencet bel rumah tuan putrinya itu. Namun ia sedikit bingung karena yang membuka pintunya bukan Senja ataupun ibunya. Melainkan seorang wanita yang tak ia kenal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Remarkable❤
Подростковая литература"Ketika Fajar takkan bertemu dengan Senja. Ia hanya dapat diam menunggu dalam ricuh. walau ia tahu, itu sebuah kemustahilan." . . . Fajar tak pernah menyangka akan bertemu dengan Senja. Senja selalu menarik perhatiannya. Senja mampu menghipnotis Fa...