20 (End)

1.4K 128 8
                                    

Ramaikan hayuk

Jihoon menuruni anak tangga itu,
Mata nya menyusuri lantai satu sambil kakinya yang terus melangkah turun.

Dari tempatnya berdiri,dapat samar-samar ia dengar suara ibunya yang sedang berbincang- "Seongwoo hyung"ucap Jihoon pelan,pemuda mungil itu menghela nafasnya perlahan,kemudian berjalan mendekat ke meja makan dan langsung saja ia dihadiahi senyuman manis dari sang ibu "kau mau sarapan?"ucap Nyonya Byun tiba-tiba,membuat Seongwoo menoleh kearah belakangnya yang ternyata ada Jihoon.

Jihoon mendudukan dirinya dikursi seberang Seongwoo dan pada saat itu pula Obsidian keduanya bertemu dalam perih nya.
Hati seongwoo mencelos saat ia binar Jihoon nampak di matanya.kejadian semalam sungguh menyiksanya dan ia menerimanya.

Mereka bertiga makan dalam diam,euphoria saat ini sangat tidak nyaman.
"Ada apa yang sebenarnya terjadi?"ucap nyonya Park berusaha menghalau keheningan "tidak ada"ucap Jihoon pelan kemudian menyuapkan roti isi itu ke mulutnya.Nyonya Park menatap kearah keduanya bergantian,kemudian menghela nafasnya pelan mencoba mengerti keadaan dan memilih diam.

.

"Terima kasih makanannya"ucap Jihoon sambil bergerak untuk berdiri dan hendak berlalu pergi,namun disusul oleh Seongwoo yang juga mengejarnya.
Saat keduanya berada diruang tamy,Seongwoo menahan pergelangan tangan Jihoon,membuat pemuda mungil itu terdiam kaku ditempatnya berdiri
"Kita perlu bicara"ucap Seongwoo "tapi Hyung-"
"Dan Daniel juga"lanjut Seongwoo menyela ucapan Jihoon,yang mana berhasil membuat pemuda Park itu menatap tak percaya kearah Seongwoo yang menatap nya lirih "b-baiklah"ucap Jihoon final dan genggaman itu terlepas.


Kini,sekitar 10 menit sudah antara Jihoon,Seongwoo,dan Daniel yang masih enggan mulai pembicaraan.

Saat ketiga nya menyetujui akan bertemu,
Disaat inilah Jihoon dapat merasakan debaran jantung sangat kencang,membuat ia sesekali meringis karena sesak.
Pemuda mungil itu mencengkram erat ujung Sweaternya karena gugup dan merasa tak nyaman dengan situasi kali ini.

"Apa sebenarnya tujuan mu mengajak ku kemari?"Daniel memulai pembicaraan,dan memecah kesunyian diantara ketiganya,padahal Kafe sangat ramai sekarang. Jihoon menatap bergantian antara Seongwoo dan kepulan asap kopi yang berada dihadapannya.
"Mengenai kalian berdua"ucap Seongwoo,alhasil membuat Jihoon menoleh kearah pemuda itu dengan bingung "kami berdua?maksudmu Hyung?"tanya Jihoon dengan pikirannya yang terus berkecamuk.

Tangan Daniel gemetar yang ia sembunyikan dibalik meja,ditatapnya Seongwoo yang siap melanjutkan kata-katanya "apa-...kalian saling mencintai?"tanya Seongwoo,sungguh ia merasa ulu hati nya sangat perih saat pertanyaan itu keluar dari bibirnya.

Daniel menatap kearah Jihoon menunduk saat tatapan keduanya bertemu singkat
"Tentu saja"ucap Daniel tanpa basa-basi,membuat Jihoon mendongak menatap terkejut kearah Daniel yang tampak santai dengan ucapannya.
Seongwoo mengangguk kecil,kemudian menatap Jihoon yang tampak pendiam kali ini "kalau kau Jihoon?"tanya Seongwoo lagi.

Netra mata Jihoon bergerak gelisah saat ia ditatap oleh Daniel dan Seongwoo "t-tentu saja"jawab Jihoon terbata karena gugup,membuat Daniel menghela nafasnya lega karena mendapat jawaban yang sangat bagus dari belah bibir Jihoon.

Seongwoo menutup matanya,berusaha menyadarkan pikirannya yang sudah terbang jauh "baiklah..."hela Seongwoo
"Baiklah?"Jihoon bertanya kepada Seongwoo maksud dari helaan nya itu.

Pemuda Ong itu mengurut dahi nya yang terasa sangat berat,mengabaikan sejenak Jihoon dan Daniel yang menatap penuh tanya kearahnya "aku akan membantu kalian"ucap Seongwoo pada akhirnya.

Jihoon menatap tak percaya kearah pemuda itu "m-maksdumu Hyung?"tanya Jihoon kepada Seongwoo yang kini beralih menatapnya "mari kita temui Ibumu"ucap Seongwoo,dan Jihoon dapat merasakan secercah harapan darisana,ia tak dapat menahan senyumnya begitupula Daniel yang masih tak percaya dengan apa yang didengarnya.

Hyung? [NIELWINK](END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang