•SILENCE•
•••
Han menutup mulutnya karena terkejut. ia merasa bersalah pada tetangga barunya karena begitu banyak pikiran buruk yang hinggap dikepala tentang tetangganya itu.
Jisung lalu menggerakan jemarinya dengan lihai.
'kau bisa bahasa isyarat ?'
Han memberikan bahasa isyarat pertamanya pada minho. kini minho lah yang dibuat terkejut dengan apa yang dilakukan Han untuknya. minho mengangguk
'kau bisa berkomunikasi denganku menggunakan isyarat'
Han terkekeh melihat keterkejutan tetangganya itu.
'namaku minho '
'akhirnya aku tahu namamu. teruslah ajak aku berbicara dengan isyarat ya '
Minho terkekeh kemudian mengangguk. Han tertegun sejenak. untuk pertama kalinya ia melihat senyum minho yang sialnya terlihat berkali lipat sangat manis di tambah kekehan seraknya membuat Han sedikit berdebar.
Jisung merasa ada yang tidak beres dengan dirinya. Jadi ia memutuskan untuk pamit
'sudah malam. aku harus pulang '
Minho menatap Han dengan wajah kebingungan yang sialnya membuat Han menjerit dalam hati karena gemas dengan ekspresi baru dari tetangganya tersebut.
'kau butuh istirahat setelah asik hujan-hujanan tadi jadi sekarang aku pamit '
Minho mengekor han dari belakang. ia menarik pergelangan jisung, membuat jisung berbalik menatap minho
'Terima kasih untuk makananya. terima kasih untuk bisa menerima tetangga cacat ini dan terima kasih untuk hari-hari sebelumnya. maaf aku baru bisa mengatakanya hari ini.'
Han salah tingkah. wajahnya merona namun segera ia palingkan dan berjalan meninggalkan kediaman minho
Tentu setelah sebelumnya jisung mengangguk dan terkekeh kecil untuk menutupi rasa gugupnya.
Minho menatap punggung jisung yang menghilang dari pandangannya namun aneh nya senyum di bibir belum juga luntur dari wajahnya.
Minho terlampau senang
•••
Hari hari berikutnya minho kesepian karena tetangganya—Han jisung, sangat Sibuk bekerja.
ia bekerja mulai pagi hari dan pulang di larut malam. sesekali minho memergoki jisung sehabis pulang bekerja.
Namun ia urungkan niat nya untuk menyapa saat melihat wajah kuyu jisung dengan langkah terseok. ia pasti sangat kelelahan pikir nya
Membuat minho sangat merindukannya kali ini.
han ini tipikal lelaki ceria banyak bicara, hari-harinya cukup menyenangkan hanya dengan melihat han yang tidak pernah berhenti mengoceh tentang banyak hal
Minho menatap jam yang melingkar di tangan. Pukul 9 malam, namun minho belum merasakan kantuk sama sekali.
Ia sibuk membaca buku dan menyalakan televisi yang sebenarnya tidak ia lihat sama sekali
TOK
TOK
TOK
Minho was-was. ia memicing menatap ke arah pintu, menimang apakah ia harus membukanya atau tidak.
TOK
TOK
TOK
TOK
Ketukan semakin keras. minho melawan ras takutnya, ia berjalan mendekati pintu dan membuka pintu setengah terbuka. Ia menyembulkan kepalanya untuk melihat siapa pelaku pengetukan
Namun yang dilihatnya saat ini hanya senyum konyol dan wajah menggemaskan han yang sedang menenteng kantung pelastik.
"Apa aku mengganggu? aku merasa bosan hehe"
Minho mendengus lalu balas dengan senyum. Ia mempersilahkan jisung yang memang tengah dirindukannya tersebut untuk masuk ke dalam rumah.
'anggap saja rumah sendiri ' minho menggerakan tangannya.
"ohh begitu baiklah. minho tolong ambilkan selimut dan mangkuk. kita akan menonton film horror sambil makan camilan yang sudah ku bawa i- "
Ucapan han terputus karna tatapan ketus dan sinis minho layangkan untuk han
"bercandaaa~"
Minho mengambil pelastik yang ternyata berisi makanan tersebut ke dalam mangkuk dan toples. han membeli cukup banyak makanan malam ini
'kau membeli makanan sebanyak ini untuk apa ?'
Han menoleh kemudian menggelengkan kepalanya
"Aku tidak beli. aku di beri oleh rekan kerjaku. jika aku yang membeli makanan sebanyak itu lebih baik aku simpan sendiri untuku dan tidak akan aku bagi pada siapapun termasuk dirimu-"
Lagi lagi minho hanya mendengus kesal dan melayangkan tatapan sinis. Han balas tertawa
Malam itu mereka habiskan dengan obrolan tentang masa lalu keduanya dilanjut obrolan politik singkat, sejarah, cerita horor dan gurauan tidak berguna.
Mereka melupakan niat awal yang sebelumnya hendak menonton film yang han bawa.
Han pamit saat jam menunjukan pukul 1 malam. Ia merasa bersalah karena mengajak ngobrol minho hingga larut malam begini
"besok aku libur. mau ikut aku jalan-jalan ke taman kota?"
Minho memberi gesture berfikir selama beberapa menit yang kemudian dibalas lemparan biscuit oleh han.
"kelamaan berfikir!!"
Minho tergelak dengan tawa yang terdengar aneh namun membuat hati Han menghangat.
•TBC•
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] ѕιlence || MINSUNG
FanficKeduanya bertemu dengan kondisi yang berbeda . namun disatukan dengan rasa yang sama Perbedaan kedua sudut pandang membuat Arti kehidupan keduanya berubah. "Terima kasih telah mengerti diriku, Terima kasih sudah menerima ku apa adanya, terima kasih...