SILENCE
•••
Jisung bertanya takut-takut namun untungnya minho balas dengan usapan lembut di punggung.
Tetangga tampan nya itu tersenyum dan mengangguk membuat jisung ikut mengulas senyum kecil di bibir pucatnya
Keduanya masuk dan untuk pertama kali minho takjub dengan isi Rumah sang tetangga
terlihat simple dan sederhana, hampir semua barang berwarna putih dan itu membuat minho cukup nyaman berada di dalamnya
Jisung meninggalkan minho yang duduk di ruang tengah Karena lelaki manis itu ingin membilas tubuh sepulang bekerja
minho memutuskan berkeliling melihat isi rumah jisung. ia tahu jika sikapnya kurang sopan tapi kapan lagi minho bisa mengesploitasi rumah tetangga manis nya itu.
Tanda tanya mengenai jisung dan kehidupannya semakin besar
minho menatap bingkai foto berisi 4 anggota keluarga
lelaki paruh baya yang diyakini ayah dari jisung, di samping lelaki tersebut terdapat seorang wanita paruh baya yang terlihat anggun ia yakin jika itu ibu jisung.
Di sebelahnya ada jisung karena minho sudah cukup familiar dengan wajah tetangga manis nya itu, lalu kemudian di samping jisung ada lelaki lain berawajah tak kalah manis seperti jisung. entah siapa minho pun tak tahu
Tidak lama setelah nya jisung selesai membasuh diri dengan balutan piyama kebesarannya
Jisung menghampiri minho dengan sebuah roti di tangan kiri. mengajak minho untuk duduk di sofa ruang tengah bersama nya
"kau mau ?"
Minho menggeleng kemudian han menyantap roti tersebut seorang diri dan menyibukan dengan tayangan televisi.
" maaf sebelumnya, aku merepotkanmu lagi. Aku hanya..kesepian"
'akhir-akhir ini kau sangat sibuk bekerja. tubuhmu semakin kurus, apa kau cukup makan ?'
"waktu istirahatku kurang tapi aku tetap menyempatkan waktu untuk makan"
'Ada apa ? kenapa kau menangis saat itu?'
"Aku hanya kelelahan. banyak pikiran da-"
'bebrapa hari lalu aku mendengarmu menangis cukup pilu, aku rasa itu bukan hanya karena kelelahan'
Jisung menghentikan acara makannya lalu menghelah nafas kecil kemudian memeluk lututnya sendiri.
'apa yang kau pikirkan, kita memang belum lama kenal tapi percayalah padaku untuk kali ini, ceritalah padaku itu lebih baik daripada kau simpan sendiri '
Tangis jisung pecah saat itu juga. minho cukup peka untuk menyadari perubahannya akhir-akhir ini.
Lelaki itu kemudian mengusap lembut punggung sempit jisung
"aku menambah pekerjaan di toko lain, dan tadi aku baru saja dipecat dari toko roti tempat lama ku bekerja hiks— aku harus segera mengumpulkan uang karena a-ayahku harus segera dioperasi tapi uangku belum cukup hiks— ditambah sekarang adiku sakit karena kelelahan mengurus ayah.
Aku bingung harus melakukan apa lagi agar ayahku bisa di operasi dan membeli obat untuk adiku sementara aku sudah di pecat"
Minho menarik tubuh tetangga nya itu kedalam pelukan hangat. ia tahu jika jisung sangat membutuhkan kenyamanan saat ini.
Jisung masih menangis sesegukan sementara minho tidak berhenti mengusap surai kecoklatan tersebut hingga tak berapa lama tangisnya mereda
"tenanglah" minho berbisik dengan suara parau dan nada yang kurang jelas namun mampu membuat jisung benar-benar terdiam dan balas memeluk erat Minho
Sejujurnya, jisung tersentuh mendengar suara kecil dan lirih yang minho keluarkan hanya untuk menenangkan nya
Cukup lama keduanya berpelukan membuat minho melamun memikirkan segala ucapan jisung
masalah yang dialami jisung seperti nya cukup berat. Minho akui itu, namun ia masih bingung bagaimana caranya membantu tetangganya tersebut
sementara jisung terkantuk-kantuk di pelukan minho yang sangat membuatnya nyaman, selang beberapa menit tetangga manis nya itu jatuh tertidur di dalam pelukan minho
minho bangkit dan menggendong tubuh jisung yang sangat ringan, menidurkan lelaki manis itu di atas ranjang nya sementara minho kembali menuju sofa dan tertidur di atas sofa tersebut.
Minho membuka ponselnya menulis sesuatu untuk ia kirimkan pada seseorang. entah mengapa rasa kantuknya tiba-tiba hilang begitu saja
'aku akan membantumu sebisaku Han'
•TBC•
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] ѕιlence || MINSUNG
Fiksi PenggemarKeduanya bertemu dengan kondisi yang berbeda . namun disatukan dengan rasa yang sama Perbedaan kedua sudut pandang membuat Arti kehidupan keduanya berubah. "Terima kasih telah mengerti diriku, Terima kasih sudah menerima ku apa adanya, terima kasih...