SILENCE
•••
Keesokannya hari-hari berjalan seperti biasa
Jisung masih sibuk dengan pekerjaan nya, minho masih dengan kesendirian nya.
Kenapa minho tidak bekerja? Minho bekerja di rumah, ia seorang penulis buku yang sebenarnya tidak terlalu sibuk.
Tidak seperti jisung yang harus menghabiskan kesehariannya dengan bekerja hingga larut malam.
Jisung pernah memberitahu minho jika ia seorang penjaga toko roti di ujung jalan tidak jauh dari rumahnya, ia juga bercerita tentang dirinya di masa kecil dan memberi tau bagaimana bisa ia mempelajari isyarat
Ibu jisung tidak bisa berbicara sama seperti minho, maka dari itu sejak kecil jisung sudah diajarkan menggunakan bahasa isyarat untuk bisa berkomunikasi dengan ibunya.
Namun beberapa tahun yang lalu ibu nya meninggal. entah karena apa karena jisung enggan menceritakan lebih
Minho ingat, jisung banyak tersenyum, tertawa dan banyak mengomentari cerita-cerita masa kecilnya. senyum terulas tanpa bisa ia tahan
minho merindukan jisung. Sangat
Jam menunjukan pukul 11 malam. minho menyibak sedikit tirai rumahnya
menunggu seseorang yang sejak tadi ia pikirkan. tidak lama setelah nya datanglah sosok yang dirindukan nya, tengah berjalan dengan menundukan kepalanya.
Wajahnya terangkat, terlihat kuyu dan kelelahan. tubuhnya terlihat semakin kurus dengan jaket kebesaran
Minho mengkhawatirkan kondisi jisung sekarang.
Hari-hari berikutnya masih tetap sama bagi minho namun ada yang berbeda
Ia jarang melihat si tetangga. biasanya jisung berangkat pukul 7 atau 8 namun ia sempat melihat jika tetangga nya itu berangkat pukul 4 pagi dan pulang semakin larut
saat pulang pun jisung terlihat sangat kelelahan
Keduanya jadi jarang bertegur sapa karena jarang bertemu satu sama lain. Minho sempat berfikir apakah jisung merindukannya juga
Keesokan paginya minho sengaja bangun lebih awal. tepat pukul 4 pagi ia duduk di teras rumahnya dengan secangkir teh hangat.
Matanya curi-curi pandang pada halaman sebelah
tidak lama jisung keluar dengan tas dan sepatu yang di jinjing, lelaki manis itu duduk di lantai sambil memasang sepatu, belum sadar jika minho tengah memperhatikannya
Minho hanya diam. ia tersenyum melihat han, tubuhnya benar-benar semakin kurus dan kuyu namun tetap menggemaskan dan manis dimatanya.
Kedua manit berbeda warna bertemu. Jisung terkejut kemudian tersenyum cerah sambil melambaikan tangan pada minho.
"Tidak biasanya kau sudah bangun pukul segini?"
Minho sedikit berdebar saat jisung menghampirinya
'hanya ingin menghirup udara segar '
"Ingin menghirup udara segar atau ingin melihatku berangkat bekerja"
Minho membelalakan mata saking terkejut dengan ucapan sang tetangga. bagaimana bisa ia tahu alasan sebenarnya
'kau terlalu percaya diri'
Minho terkekeh mengibaskan tangannya mengusir gugup yang tiba-tiba datang
"padahal aku rindu main denganmu, menghabiskan waktu denganmu."
Minho diam Sementara jisung tertawa kemudian menepuk pundak minho lembut
"aku berangkat. sampai jumpa"
Minho tidak membalas, ia masih sedikit gugup dengan apa yang baru saja jisung ucapkan
Minho memegang dada kirinya kemudian tersenyum menatap punggung han yang sedikit berlari hingga menghilang di ujung jalan
'menggelikan'
•TBC•
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] ѕιlence || MINSUNG
FanficKeduanya bertemu dengan kondisi yang berbeda . namun disatukan dengan rasa yang sama Perbedaan kedua sudut pandang membuat Arti kehidupan keduanya berubah. "Terima kasih telah mengerti diriku, Terima kasih sudah menerima ku apa adanya, terima kasih...