6

5.9K 1.1K 299
                                    

feel free to see the good comments from y'all^^ happee readeeng

-Tyas.

.

"Laporan kepada pemimpin upacara."

Aku melirik Doyoung yang ada di sampingku. Pagi ini ia tampak rapi dengan dasi dan topi sekolahnya, berbeda dengan dia di hari-hari kemarin yang bahkan tidak akan mengancingkan kemejanya.

Kenapa sih dia rapi begini hanya pada hari Senin saat upacara saja?

Dia terlihat seperti kloningan Winwin dan Jahe yang selalu rapi.

Sama halnya dengan yang lain, Lucas terlihat cupu nan culun dengan seragamnya yang tiba-tiba rapi. Oke, dia tetap ganteng, hanya saja ganteng cupu.

Sepertinya Doyoung merasa diperhatikan hingga akhirnya ia menoleh padaku. Anehnya, ia malah terbelalak. "Eh, kok elo pucet? Lo masih nggak enak badan?"

"Hah? Siapa pucet?" Lucas yang berada di belakang Doyoung celingak-celinguk dan berhenti begitu melihatku. "Eh, Gwen, kok elo pucet banget?"

"Pusing doang," jawabku singkat.

"Eh, masih mau ikut rapat pensi sepulang sekolah nggak? Mending sekarang ke UKS biar pas pulang sekolah enakan."

Lucas ada benarnya juga. Tapi kok kesannya aku sekolah hanya untuk rapat pensi?

"Udah, ke UKS aja yuk? Gue anter," celetuk Lucas sambil meraih lenganku.

"Sama gue aja," timpal Doyoung. Ia menyingkirkan tangan Lucas dan gantian menggenggam lenganku. Doyoung membungkuk, menyejajarkan wajahnya dengan wajahku. "Mau gue gendong?"

"Elo mana kuat gendong Gwen, dia kan babi," potong Lucas. Sialan. "Udah, sini gue gendong."

"Lo baris aja udah! Biar gue yang anter Gwen!"

"Batu banget sih! Udah, elo aja yang baris!"

"Elo tuh yang batu! Ngotot banget pengen nganter si Gwen—"

Dut.

Aku dan Doyoung langsung menatap tajam Lucas. Oknumnya malah menepuk-nepuk perut tanpa merasa berdosa. "Gila, sembelit gue. Keknya barusan keluar sama abang-abangnya." Ia lalu menatapku. "Tuh, mending ke UKS sama gue aja. Gue mau ke WC UKS soalnya."

"Jangan mau, Gwen. Kentut si Lucas bau busuk kayak hatinya," bisik Doyoung yang tentu saja terdengar sampai ke kuping yang digibahin. "Mending sama gue aja."

"Sama gue!"

"Apaan sih kalian!" pekikku tertahan. Kupukul lengan Lucas pelan. "Ini lagi yang satu, nggak tau malu kentut di lapangan!"

Aku berjalan melewati keduanya. "Lah, Gwen, mau ke mana?!" teriak Lucas sebelum Pak Hans menggetok kepala Doyoung dan Lucas dengan koran di tangannya dan kembali berbaris.

Sementara itu, aku berjalan menuju UKS, dituntun oleh kakak kelas PMR yang mengawas di belakang barisan.

Begitu masuk, Bu Hana, penjaga UKS, langsung berdiri dan menghampiriku. "Eh, kamu sakit apa? Aduh, kasurnya penuh lagi."

Dari sini, aku bisa melihat seorang cowok buru-buru bangkit dari kasur UKS. "Di sini aja," ucapnya sambil menepuk lahan kosong di atas kasur.

"Nah, kamu duduk dulu aja di situ ya, biar Ibu bikinin dulu teh anget." Bu Hana pun melesat keluar.

Aku duduk di sebelah cowok culun yang baru saja menawarkanku untuk duduk di atas kasur UKS dengannya. Dari perawakannya, dia terlihat seperti orang kikuk yang menggemaskan. Entahlah.

The TrouperTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang