19

3.6K 693 181
                                    

🌼Halooo hehe🌼

Sebelumnya aku minta maaf. Aku benci banget punya alesan ngaret update tapi aku masih sakit jadi maaf bangetttt.

Eh, pada nungguin ini apdet ga sih? wkwkwk

Happee Readeeng 💚

Happee Readeeng 💚

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Doyoung

Aku memarkirkan mobilku.

Berkali-kali kusentuh bibirku, mencoba mengingat lagi sesuatu yang sebelumnya menempel di sini, memberikan kesan aneh yang amat baru bagi diriku.

Aku... mencium Gwensa?

Aku bingung, antara senang atau frustrasi. Senang karena mendapat respon baik dari Gwensa sekaligus frustrasi mengingat fakta bahwa kami hanya dua orang dengan ketidakjelasan.

Dan sialnya, aku makin frustrasi karena aku makin mencintai Gwen.

Gwensa, dengan segala keunikannya. Tidak cantik, tidak tinggi, tidak kaya, tidak sempurna. Tapi ia manis, ia satu-satunya yang mengerti diriku, satu-satunya yang menerima kenyataan bahwa ia dipandang rendah oleh orang-orang, dan satu-satunya yang masih di sampingku setelah mendapat perlakuan kurang ajarku.

Gwensa, bisakah sekali saja tidak membuatku tergila-gila seperti ini?

Serius, aku benar-benar gila. Mengacak-acak rambutku gusar, tersenyum, lalu kembali menyentuh bibirku, lalu meringis, lalu mengacak-acak rambutku gusar dan terus seperti itu.

Aku menghela napas. Faktanya, mau bagaimanapun yang terjadi di halaman parkir rumah sakit malam ini tidak merubah apa pun. Gwensa masih menolakku, ia masih merahasiakan banyak hal dariku, dan lucunya ia hanya tersenyum pilu ketika aku menjauhkan wajahku dari bibirnya.

Tok tok.

Aku menoleh, mendapati seseorang mengetuk jendela mobilku. Dari sini aku bisa melihat Jaehyun yang menempelkan wajahnya, berusaha mengintip ke dalam mobilku—sekaligus memamerkan lubang hidungnya yang seperti babi saat menempel di kaca mobil.

Buru-buru kuturunkan kaca itu. "Kotor, goblok!"

Jaehyun tampak tak peduli. "Elo ngapain malem-malem di sini?" tanyanya.

Ya, seminggu ini aku tidak pulang dan memilih parkir di depan Indomaret yang buka 24 jam dan tidur di pelataran parkir. Makanya belakangan aku selalu datang pagi ke sekolah. Aku kan kudu mengendap-endap mandi di toilet kolam renang Tetronida yang sama mewah dengan toilet rumahku.

Sebelum aku menjawab, kepala Jaehyun menyeruak masuk dari jendela sampingku dan memperhatikan kursi belakang. "Buka bagasi lo."

"Apaan sih lo?!" Kudorong wajahnya dengan telapak tanagnku. "Minggir!"

The TrouperTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang