28.HATE

43 12 0
                                    

somi POV

1 hari yang lalu

pagi ini,aku memutuskan kembali membaca catatanku yg diberi jungkook kemarin.

aku membuka halaman keempat,yg merupakan halaman terakhir aku belum membacanya.

Siapakah yg bersalah?,16 april 2011 pukul 11:12 PM

Aku selalu bingung dengan catatan kecil konyolku sendiri ini.
Dari awal aku memutuskan menulis keluh kesah ku dicatatan konyol ini,aku selalu menerakan pukul dan tanggal disetiap catatan ku.
Dan yg membuatku sedikit bingung adalah kenapa aku selalu menulis catatan konyolku ini pada malam hari hingga tengah malam?
Haha ini sangatlah menambah kesan konyol dan bodoh dalam catatan konyol ku ini dibuatnya.

Aku sudahlah konyol dengan semua tindakan ini,apakah aku tidak boleh bertindak bodoh dan konyol pada diriku sendiri?
Apalah itu meregikan kalian jika itu hanya berdampak untukku saja?

Apakah aku yg selalu salah,hingga mendapat sebuah makian,cacian hingga bentakan juga pukulan dari mereka?
Salahku sebesar dia yg menduakan tuhan?
Aku tau mereka sayang padaku.
Tapi apakah rasa sayang itu tidak mengerti bahwa aku membutuhkan hal lain daripada yg saat ini mereka berikan padaku?

Aku.
Iya aku.
Aku yg selalu mengeluarkan air dari dalam mataku.
Aku.
Aku yg selalu mematahkan semangatku sendiri dengan tindakan bodohku.
Aku.
Aku orang yg paling bersalah dalam semua yg terjadi padaku.
Semuanya.
Semuanya.

Jika sedang sendirian seperti ini.
Ingatan2 ku dulu kembali terkuak.
Ingatan kejadian yg tidak pernah ingin aku ingat kembali.
Tetapi,malam ini.
Semuanya kejadian masalalu suramku kembali kuingat dan kurasakan.
Begitu pahitnya hidupku saat itu?
Dan saat itu,aku masih bisa sangat tenang dan tegar menghadapi semuanya.
Hidup ku dulu lebih menyedihkan dibanding sskarang.
Dan sebuah semangat dalam diriku pun bangkit akibat masalalu suram itu.
Dulu.
Ibuku,,
Dia.
Selalu mencari2 kesalahanku?
Pantas aku membenci nya disuatu hari.
Haha aku memang anak yg durhaka.
Aku selalu mengumpat dan memakinya dalam hatiku saat sebuah pukulan selalu mendarat mulus di salah satu bagian tubuhku.
Entah gara2 apa dia memukulku sampai pernah suatu hari bibirku berdarah akibat sikat yg dia layangkan kearah wajahku.
Sakit.
Tapi rasa sakit itu tidak lebih sakit daripada rasa sakit dihatiku.
Aku terluka.
Terluka fisik juga jiwaku.
Memang,sekarang ibuku sudah tidak lagi memukul ku parah seperti dahulu.
Tapi perkataan dan perilakunya lebih menyakitkan yg sekarang daripada dulu dia yg hanya marah dengan memukulku dannnnn memulku.

Sekarang,dengan bentakan kasarnya.
Juga yg selalu menyudutkanku dalam segala hal.
Itu yg membuatku selalu menyendiri dan lbh terpuruk sekarang daripada dulu yg hanya dipukul saja.
Karena dahulu,ibuku hanya marah memukul dan pergi berlalu meninggalkanku berkutat dengan amarah dan fikiranku.
Sekarang,dia selalu menyudutkanku untuk menjadi seorang yg sempurna.

Jika boleh kukatakan aku lebih suka ibuku yg dulu,meski aku harus menahan rasa sakit akibat pukulannya yg sangat tulus.
Tapi itu nyata,daripada sekarang yg hanya menuntut ksempurnaan dalam diriku.
Aku tidak bisa menerima permintaannya.
Aku tidak bisa menjadi sempurna yg ia inginkan.

IN MY DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang