■ 01

35.6K 3.2K 355
                                    

Sepuluh menit sudah Sara memandangi foto dirinya bersama lelaki dimasa lalu yang kini masih menjadi wallpaper diponselnya. Enam bulan berlalu sejak berakhirnya hubungan Sara dengan Bang Chan, mantan kekasihnya.

Meski meninggalkan luka dan kenangan pahit yang begitu membekas, tak ada satu haripun Sara berniat untuk melupakan itu semua.

Sebab, Chan pernah menjadi alasan Sara untuk bahagia dan melanjutkan hidup.

Tak semudah itu dia menyingkirkan Chan dari ruang pikirannya. Dia tak peduli meski Chan mungkin telah melupakan dirinya, atau bahkan bahagia bersama orang lain selain dirinya. Biarkan semuanya berlalu oleh waktu.

Namun, melupakan bukan perihal waktu, semuanya tentang proses. Semakin bermakna seseorang dalam ingatan, waktu yang dibutuhkan untuk menghilangkan kenangan bersamanya juga tak akan singkat.

Sara memiliki keinginan untuk menghapus semua foto dirinya bersama Chan, namun pada akhirnya ia tetap mempertahankan itu semua dalam ponselnya. Dia ingin dari dalam dirinya sendiri yang memintanya untuk menghapus semua kenangan itu, bukan karena egonya.

"Test, mic test. Satu, dua, tiga." Suara pengeras suara itu menyadarkan Sara dari lamunannya.

Ia baru teringat kalau dirinya sedang menghadiri sebuah seminar. Na'asnya, seminar yang diadakan oleh fakultas teknik ini diketuai oleh Chan sendiri.

Apa boleh buat? Demi memenuhi kebutuhan syarat skripsi, Sara harus banyak-banyak mengikuti seminar meski harus bertemu mantan kekasihnya sekalipun.

"Permisi, apa ada orang disini?" Sara menoleh dan mendapati seorang perempuan cantik sedang menanyakan kursi disebelah Sara.

Sara menggeleng, "Kosong, silahkan isi kalau mau." Balasnya.

"Terima kasih." Perempuan itu tersenyum, lalu bergegas duduk disebelahnya.

Sara menghembuskan napas pelan, kembali pada sifat aslinya yang penyendiri setelah sempat beralih menjadi sosok yang berbeda, ternyata sulit. Sara sudah terbiasa hidup sendirian, namun setelah Chan merubah dirinya, semuanya terasa asing untuk hidup sendirian lagi.

"Kamu sendiran?" tanya perempuan disebelahnya yang langsung membuat Sara kembali menoleh.

"Kebetulan lagi sendirian. Kalau kamu?" tanya Sara kembali.

"Sama. Aku juga kebetulan sendirian. Oh iya, perkenalkan aku Ji Herin dari kampus tetangga." Perempuan itu menjulurkan tangannya, berniat memulai pertemanan dengan Sara.

Tanpa ragu, Sara menyambut ramah Herin dengan membalas jabatan tangannya.

"Aku Sara. Do Sara." Ujarnya kemudian sambil tersenyum.

"Nama yang lucu." Puji Herin yang lagi-lagi hanya dibalas senyuman oleh Sara.

Acara seminar akhirnya dimulai tepat setelah Sara dan Herin saling mengetahui nama masing-masing. Serangkaian acara pembuka mulai dilaksanakan satu-persatu, termasuk kata sambutan dari sang ketua.

"Selamat pagi semua, perkenalkan saya Bang Chan selagi ketua pelaksana seminar ini,"

Sara mengalihkan pandangannya ke lantai ketika melihat Chan mulai memasuki podium untuk menyampaikan kata sambutannya.

Sudah lama tak mendengar suaranya yang begitu familiar ditelinga Sara. Bohong kalau Sara tak merindukannya, hanya saja dia tak ingin membiarkan usaha pertahan dirinya hancur hanya karena mendengar suara Chan lagi saat ini.

Barulah setelah itu tamu pembicara memulai materi mereka secara bergantian.

Meja Sara terasa bergetar. Namun saat ia mengecek ponselnya, tak ada satupun notifikasi yang masuk. Sara melirik Herin yang langsung membuka ponselnya. Ah, rupanya notifikasi tersebut dari ponsel Herin.

the days • seungminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang