■ 44 (last)

18K 1.9K 796
                                    

Jangan lupa vote dan komen jika kamu suka cerita ini ya🥰




•••

Tidak, Seungmin tidak benar-benar menjadi pengangguran seperti yang Sara katakan sebelumnya.

Setelah segala urusan projek di kedua negara selesai, Seungmin mengajukan izin rotasi kepada KOUNST untuk dipindahkan ke cabang perusahaan yang ada di Korea. Namun ternyata, untuk mengurus itu semua pun membutuh waktu yang cukup lama.

Seungmin kembali ke Jerman untuk melanjutkan projek—yang sempat dialihkan, selama kurang lebih enam bulan disana. Setelah itu ia mengurus surat perpindahannya dari Jerman ke Korea selama satu bulan. Baru setelah segala urusannya selesai dan Seungmin resmi kembali ke Korea, ia menikahi Sara sesuai janjinya kepada wanita itu.

Kini usia pernikahan mereka sudah berlangsung hampir selama satu tahun. Kehidupan mereka berjalan seperti biasanya. Tidak jauh berbeda seperti saat mereka tinggal bersama waktu jaman kuliah. Seungmin sibuk dengan projeknya, begitu juga Sara yang dipadatkan dengan jadwal pekerjaan dan bisnisnya.

Tapi tetap saja, hari-hari yang mereka habiskan setelah menikah jauh lebih spesial. Entah itu menyenangkan karena ternyata banyak hal baru yang bisa dikerjakan bersama, atau justru lebih sulit karena dihadapkan dengan berbagai macam rintangan baru.

Salah satunya mengenai kehadiran anak.

Sebenarnya, Seungmin tidak terlalu mempermasalahkan kapan mereka akan memiliki seorang anak. Tapi sebagai seorang perempuan sekaligus istri, Kim Sara justru mengkhawatirkan kehadiran seorang anak ditengah-tengah mereka mengingat usia pernikahan mereka juga sudah berjalan hampir selama satu tahun.

Sara rutin memperiksakan diri manakala ia memiliki masalah pada rahimnya. Ia juga selalu mengikuti saran dan anjuran yang dokter berikan mengenai program kehamilan. Fakta bahwa dirinya sehat dan baik-baik saja namun tak kunjung mendapat kehamilan itulah yang justru membuatnya jadi tambah stress.

Dengan malas Sara membuang test pack yang digunakannya ke tempat sampah sebelum bergegas untuk bersiap berangkat ke cafe. Entah sudah berapa kali ia melakukan tes, namun hasil yang ditunjukan benda itu tetap sama; satu garis. Mengecewakan sekali.

Pagi tadi, Seungmin sudah berangkat ke lokasi projek. Dia bilang, terdapat masalah pada lahan yang digunakan sampai membuat Seungmin harus mengeceknya sendiri kesana. Biasanya kalau Seungmin tidak ke lokasi projek, dia akan membantu Sara dan karyawannya di cafe yang cukup ramai pengunjung ketika weekend.

"Mba Sara?" Panggil seseorang dibelakangnya. Sara yang semula tengah melamun itu langsung tersentak.

"Ya?" Sara berbalik, "kenapa Nami? Butuh bantuan?"

Ahn Nami, salah satu karyawan yang bekerja di cafe Sara, menggeleng sambil tersenyum. "Nggak kok, Mba. Saya cuma khawatir aja dari tadi Mba Sara bengong terus. Lagi mikirin sesuatu? Atau ada masalah sama kerjaan Mba dikantor? Mau istirahat?"

Pertanyaan bertubi-tubi yang dilontarkan Nami itu berhasil membuat Sara tersenyum. Perempuan itu ternyata jauh lebih perhatian ketimbang Seungmin, suaminya sendiri.

"Nggak apa kok," kini Sara tersenyum, "emang lagi mikirin sesuatu, tapi nggak sampai membuatku stress."

Tentu saja Sara berbohong. Sudah menikah hampir satu tahun, tapi belum juga punya anak, siapa yang tidak stress memangnya? Hanya saja ia tak ingin membuat Nami khawatir mengenai keadaannya itu.

"Bener nggak apa, Mba?" Tanya Nami sekali lagi, guna memastikan. Sara mengangguk yakin.

"Iya, Nami." Sara tersenyum.

the days • seungminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang