Paru-paruku kembali merasakan udara Indonesia. Kulitkupun tersengat ketika terpapar sinar panas matahari. Katanya Uda Angga akan datang menjemput, tapi sedari tadi aku belum melihatnya.
Ku coba untuk mencek hp ku, ternyata Uda Angga sedikit telat dari waktu yang dijanjikan. 'Kebiasaan' batinku menggerutu. Tak mau seperti orang bodoh ditengah-tengah lalu lalang manusia, kuputuskan untuk mencari beberapa hal yang bisa kumakan.
Tapi dering telfon menghentikanku, dari Uda.
" Dek dimana? "
" Udah di bandara "
" Iya tau, tapi posisinya dimana "
" Di depan toko Thaitea "
" Tunggu disana, Uda nyusul "
Wow, cepat sekali datangnya. Biasanya kalau Uda udah telat bakalan lama. Tak apalah, hemat juga uangku jadinya. Ku dudukan diri diatas koper, menunggu Uda datang menjemputku.
Tak berapa lama, Uda sudah menampakkan dirinya. Memakai kaus bewarna army dan celana pendek dibawah lutut. Dia meneriaki namaku dan belari kearahku dengan senyuman. Sudah senang nih karena aku nurutin perintahnya.
Tanpa aba-aba, dia memelukku. Jauh sekli perubahannya dari seminggu yang lalu sebelum kepulangannya.
" Udah yuk, Sari sudah nunggu diatas mobil " Uda Angga sukarela membawakan koperku" Jojo juga ikut? "Tanyaku. Jojo itu anaknya Uda Angga yang pertama. Nama asilinya sih Joan, tapi Jojo adalah panggilan kesayangan dariku.
Uda Angga mengangguk membuatku tak sabar bertemu dengan keponakanku yang lucu itu.
Ku dinginkan pori-poriku dengan AC mobil milik Uda. Awalnya ku sapa Uni Sari sebagai rasa sopan santunku. Uni Sari bukan orang Minang melainkan Sunda, kupanggil ia Uni karena aku lebih nyaman dengan panggilan itu.
" Ya ampun Yu, lama kamu di Sydney bikin kamu mirip bule aja. Cantik " Puji Uni Sari padaku.
" Jangan di puji Yang, kembang tuh lubang hidungnya " Uda Angga mematahkan.
Ku buat raut wajahku seolah-olah merasa sedih mendengar penuturan Uda. Padahal aslinya aku tak peduli dengan hal itu. Yup, ekspresi sedihku berhasil membuat dua pengantin ini tertawa girang.
" Jojo mana Ni? " Tanyaku celingak-celinguk. Aku baru sadar akan jojo yang ternyata tak ada di dalam mobil. Serempak Uda dan Uni-ku ini saling menatap tanpa ku ketahui artinya
" Pergi jajan sebentar " Jawab Uni Sari
" Hah? Jojo bisa jajan sendiri emang? Udah bisa jalan dia? " Aku khawatir sendiri jika Jojo benar-benar pergi jajan. Bagaimana jika anak itu di culik? Umurnya bahkan baru satu tahun
" Gak sendiri Yu, tapi sama.. " Shit ! pernyataan itu mengambang karena tiba-tiba saja pintu mobil dibuka mendadak. Sontak pandanganku tertuju langsung kesana. Itu Jojo di gendongMas Rava.
Sungguh aku double kaget melihat Mas Rava yang menggendong Jojo dengan sekantung plastik ciki-ciki. Kau tahu, hatiku berdetak luar biasa melihat pria itu menggendong seorang bayi. Pengen langsung dinikahin bawaannya.
" Eh... Hai Yuri " Sapa Mas Rava ketika duduk di sampingku tanpa melepaskan Jojo. Aku menatap Uda dengan tatapan bersirat ' Kenapa ada dia? '. Seukir senyuman tipis melengkung di sudut bibir Uda
" Dari kemarin Rava merengek minta ikut, pengen jalan-jalan katanya. Tapi gak tahu yahhh, pengennya jalan-jalan atau ketemu kamu " Uda Angga menjelaskan, ia tahu arti tatapanku. Tapi, penjelasan Uda membuat tangan Mas Rava melayang ke pundaknya. Uda tidak mengaduh kesakitan melainkan tertawa-tawa riang bersama istrinya
" Jangan dengerin Yu " Mas Rava berbicara gugup.
Bagaimana aku tak boleh mendengar berita bagus ini. Kurasa, ini adalah lampu hijau untukku. Aku mengangguk mengiyakan perintah Mas Rava, padahal di dalam hati aku malah tertawa-tawa setan. Kalau aku sedang sendiri sekarang ini mungkin aku bisa salto-salto mortale.
Mobil mulai bergerak, tak tahu kemana akan perginya, biarkan Uda Angga yang memandu perjalanan. Mas Rava yang duduk di sebelahku asik bermain dengan Jojo, sekali-sekali menolong Jojo membukakan plastik yang membungkus ciki-cikinya.
" Jojo, ayo sini sama Etek " Ku ulurkan tanganku pada Jojo yang senang sekali berada dalam pangkuan Mas Rava. Jujur aku pengen juga dipangku gitu.
(*Etek adalah sebutan untuk Bibi dalam bahasa Minang)Biasanya Jojo mau-mau saja digendong olehku, bahkan kalau aku pulang ia akan berlari-lari memelukku. Tapi sekarang ia berubah, malah tak lagi segirang dulu. Mungkin penyebabnya adalah Mas Rava yang membuatnya nyaman. Lihatlah Jojo memalingkan wajahnya dariku
" Ayoo... Etek kangen nih " Aku memaksa Jojo. Kurangkul badannya dam mencoba menariknya kearahku. Mas Rava hanya diam saja melihat upayaku agar bisa bersama Jojo. Upayaku itu terhenti ketika Jojo merengek tak mau
" Gaaaaaa " Jojo berteriak marah ketika tubuhnya berhasil ku gendong. Terpaksa, aku harus meletakkan Jojo lagi di pangkuan Mas Rava.
Mas Rava terkekeh melihat upayaku tak berhasil. Abis kamunya terlalu nyaman sih Mas
Ini gimana hubungan Yuri sama Mas Rava ? Apakah Yuri bakal nyambet Mas Rava trus dibawa ke pelaminan? Atau mungkin dimulai dari pacaran? Makanya ikuti ceritanya yahh
Jangan lupa buat vote and komen. Biar aku semangat juga nulisnya
KAMU SEDANG MEMBACA
A Guy
RomanceRava Gio Rosmarie namanya. Pria tampan berkulit eksotis khas Indonesia itu mampu membuat Yuri terjatuh dalam pesonanya. Waktu sedikit demi sedikit membuat Yuri menaruh harapan kepada Mas Rava. Tapi, waktu jugalah yang sedikit demi sedikit memaparka...