Ep 49

80 12 1
                                    

Anonymniwbi: heran knp lu punya semuanya
Anonymniwbi: udah jelek sok bgt banyak polah banyak tingkah
Read.

Suka heran deh, gua bukan artis, bukan idol dan semacamnya. Tapi banyak yang sirik.

"Kenapa?"

"Ah, nggak papa." Jawab gua sambil buru-buru masukin handphone ke kantong. Yang begini, gak perlu dikasih tau kan?

Ting.

Ting.

"Buka aja, barkal penting."

"Gak kok, itu Akun Official."

Eunbi dateng dari arah depan yang bikin gua sama yang lain bingung. Kan tadi, dia chat Yerin dan bilang kalo gak berangakat.

"Rin, Sorry ya."
"Gua tadi mau di ajakin pergi."
"Ternyata gak jadi."

"Hm, iya deh." Jawab Yerin malas.

"Lu."
"Bukannya ada yang harus kita lakuin?" Tanya Eunbi ke Ningning yang gak gua tau apa maksudnya.
"Oke, gua terima lu jadi temen gua." Lanjutnya.

Tanpa sepatah kata yang terucap, Ningning pergi lebih dulu bersama Eunbi.

"Tupes lu." Kalo diliat sih, Yerin lagi teriak di depan handphone dia. Tapi, kalo diliat lagi, handphone nya lagi posisi mati.

"Hus diem aja." Sindir Eunha.

Kita udah sampe kelas masing-masing dan sekarang pelajaran udah mulai. Lagi Bu Irene nih. Cuma, sans lah kalo sama Bu Irene mah. Haha.

"Bu, ijin ke toilet ya."

"Iya, asalkan balik lagi. Jangan dateng terus pergi dan gak balik lagi kayak Suho."

Hiya, lagi baperan. Jadi, gua bisa streaming nih. Tapi, disini wifi nya tuh lemot, nyebelin banget. Tau kali ya, banyak murid males di kelas ini jadi wifi nya jauhan.

Anonymniwbi: sok ngartis bgt
Anonymniwbi: jgn lupa ya cek di rumah, ada paket kayaknya
Anonymniwbi: it peringatan :)
Read.

Pesan kedua malah bikin gua kepo se kepo-keponya orang kepo. Bang Guanlin di rumah gak ya? Oh iya, bego banget gua. Bang Guanlin kan sekolah.

"Yuna."
"Sini, ibu tuh mau curhat."
"Tentang Pak Suho."

"Bu, kebelet pipis. Eh maksudnya sakit perut."
"Ijin ya Bu."

Gu bilang aja sakit perut biar kaburnya bisa lama. Tau kan, kalo Bu Irene cerita udah berasa gak pernah ketemu gua setaun. Ada aja yang diceritain. Kalo gua ketiduran pas denger ceritanya, tar gua di nol in nilainya.

Author POV

Yuna berjalan tanpa arah, harusnya tujuannya itu toilet. Tetapi, ia tak punya urusan disana. Tapi entah kenapa, sekarang kakinya justru berjalan kearah toilet.

Ningning terlihat sedang memainkan ponselnya dan tiba-tiba berjalan kedepan kelas.

"Bu, saya juga ketularan sakit perut."
"Kayaknya virus menular deh, Bu."
"Ijin ya Bu."

Yuna  POV

"Ning, gua dapet ini nih dari orang yang gak gua kenal."Bisa gua denger dengan jelas dan sangat jelas kalo itu suaranya Eunbi yang kekungkinan ada di lorong yang buat masuk ke toilet.

"Siapa emang?"

"Gak ngerti, usernamenya Anonymniwbi." Jawab Eunbi tepat masuk toilet cewek.

Bukannya itu username yang sama kayak orang yang gua anggap fans itu. Apa ini beneran kebetulan?

"Eh Yuna." Sapa Eunbi.

"Ah iya."
"Eh tapi..." tanya gua ragu.

"Kenapa?" Tanya Ningning penasaran.

"Anonymniwbi juga chat ke gua."

"Pfft."
"Maaf, maaf. Hari ini aku receh banget gara-gara Eunbi nih."
"Eh emang siapa sih dia?"

"Lu juga dapet."
"Em, gimana kalo kita selidikin bareng-bareng."

"Eh, tapi gak usah deh."
"Masih level normal kok. Hehe."
"Duluan ya."

Daripada gua nantinya bakal ngelabrak si pemilik akun itu. Mending gua cari damai aja di sekolahan. Eh, emang satu sekolah?

***

"Tebak dong, abang apa yang sering di naikin?"

"Abang Guanlin. Sering gua naikin motornya."

"Salah. Abang Lala yang bener."

"Apaan sih Jae?"

"BIANG LALA, BIANG LALA. Masa gak nyampe sih otaknya."

"Lagian jayus."

"Yaudah ganti. Seberapa ukuran gajah paling besar?"

"Gak tau."

"Segajah cintaku padamu."

"Maksa banget biar lucu sih."
"Jayus huu."

Gak ngerti, Jaemin diajarin sama siapa jangan jangan gara-gara baru berapa menit ngobrol sama bang Guanlin kemaren yang candaannya dingin dan gaje, Jaemin udah ketularan.

Udah sampe di depan rumah gua. Jaemin turun dan masuk kedalem rumah gua. Mau minta minum. Baru aja gua selesai buka pager,

"Nih, ada paket." Kata Jaemin sambil ambil sebuah dus sebesar dus koreamie yang dilapisi kertas berwarna hitam.

"Eh? Paket? Dari siapa? Udah taro aja disitu."

"Kalo gak kenal jangan dibuka."

"Tapi tulisannya buat Lai Yuna, ya gua dong."
"Mungkin dari people yang secara diem-diem nge fans gitu loh."

"Ya udah, pokoknya kalo kamu gak kenal, atau aneh gitu, jangan dibuka ya."

"Siap, tuan."

Gua ambilin segelas air dingin dan Jaemin minum cepet banget. Momen gini harus diabadikan nih. Tapi, lagi lagi gak tepat waktunya.

Selesai minum Jaemin langsung pulang dan gua nutup pager dan tutup pintu terus masuk ke kamar sambil bawa kotak hitam yang tadi ada dilantai.

Gua ambil cutter dan buka kardus ringan ini. Gua buka perlahan biar gak ada yang cacat. Siapa tau poster kan? Di dalem dus, cuma ada satu surat dan kelopak bunga mawar yang sudah layu.

Dear Yuna,

Bukankah aku sudah berjanji untuk hal ini? Ingatkah ada fakta bahwa pacarmu adalah Jaemin? Aku patah hati. Jauhi dia selagi aku berbaik hati atau kau yang menjadi sasaranku ketika aku tidak dapat mendapatkannya. Ini peringatanku

Salam manis,
Anonymniwbi

TBC...

Summer RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang