Ep 67

120 21 0
                                    

Pagi ini Yuna pergi ke taman dekat rumahnya, untuk menemui orang yang ingin Ia dorong agar tenggelam di kolam, kolam ikan kalau bisa. Biar geli. Tapi kolam ikan yang dalam! Sangat dalam!

"Apa?" Teriak Yuna malas dari pintu masuk taman.

Eunbi melirik Yuna sebentar, kemudian Ia ragu apa harus Ia katakan semua yang Ia ingin katakan. Lebih tepatnya, bukan ragu melainkan Ia takut apa Ia bisa menyelesaikan kata-katanya nanti?

Yuna yang sudah sangat kehilangan sabar, berjalan menuju kursi dimana Eunbi duduk. Ia tak mau duduk bersebelahan, karena itu Ia hanya berdiri dari jarak 10 meter.

Eunbi yang sudah menyadari bahwa Yuna telah berdiri tepat didepan matanya mulai mencoba menjelaskan.

"Lu tahu kenapa gua suruh lu kesini?"

Bukan! Bukan itu yang seharusnya keluar dari mulut Eunbi.

"Yaelah, nyolot banget sih jadi orang." Yuna memang susah menahan emosi, tolong maafkan.

"Kenapa... gua lakuin ini?" Nada suara Eunbi berubah merendah.

"Kalo gak ada urusan lain, gua pulang duluan." Yuna menunggu beberapa detik, namun Eunbi tak kunjung membuka mulutnya. Yuna sudah tak sabar dan akhirnya melangkahkan kakinya untuk pergi.

"Yuna."

Yuna menghentikan langkahnya, tetapi Ia tidak membalikan badan. Ia hanya ingin tahu kata apa yang akan Eunbi keluarkan. Kalau tidak sesuai ekspektasinya mungkin Ia akan memaki Eunbi secepatnya.

"Maaf."

Sesuai harapan, 'maaf' keluar dari mulut Eunbi. Mungkin karena Yuna sudah mendapatkan emosinya, Matanya hampir meneteskan air mata. Ia segera hapus dan berbalik badan untuk menghampiri Eunbi.

Ia kemudian duduk di bangku sebelah Eunbi. Mereka tidak duduk di bangku yang sama. Yuna pikir, mungkin Eunbi akan menjelaskan sesuatu.

"Bukan cuma lu yang sakit, tapi gua juga, gua gak sendirian, gua sama Ningning. Temen-temen udah jauhin gua, tapi Ningning baik-baik aja gitu?"

"Iya Ningning baik-baik aja, terus kenapa?" Yuna segera bangun dari tempat duduknya kemudian bae jalan pulang ke rumah.

"Tahun depan gua pergi, gua bakal pindah, kayaknya itu yang terbaik."

Yuna menghentikan langkahnya, kemudian Ia melanjutkan langkahnya kembali karena Ia sama sekali tidak tertarik dengan pembicaraan.

Memang ia belum benar-benar memaafkan keduanya, tapi Ia merasa sangat lega, Ia sudah tahu siapa yang menjahilinya selama ini dan karena apa. Tapi ia masih bingung, kenapa hanya karena seorang lelaki?

***

Ini adalah hari penerimaan raport. Yuna hanya mengandalkan kakaknya, Guanlin. Yuna sudah biasa hanya menunggu dirumah. Tapi tidak untuk kali ini, Pak Taehyung memintanya untuk hadir. Pak Taehyung mengancam akan membakar raportnya jika Yuna beralasan untuk tidak hadir.

Entah kenapa beberapa guru mengetahui masalah ini. Jadi walaupun libur begini, Yuna cs, Eunbi dan Ningning dipanggil ke sekolah.

"Kalian pikir bisa lolos dari saya? Kalian pikir saya ini tidak tahu apa-apa? Saya ini Kim Seokjin! Guru paling tampan sedunia."

"Ekhm, jadi saya sudah tahu masalahnya, Hebat kan? Udah kayak cenanyang kan?" Tanya Pak Taehyung bangga.

"Iya Pak, masalahnya udah kelar juga kok." Jawab Jaemin.

Brakk.

"Kelar apanya?!?" Tanya Pak Taehyung sambil menggebrak meja.

"Siomay yang saya mau, kamu taruh dimana?!?! Yuna? Jaemin?"

"Kok malah bahas siomay sih?" Tanya Pak Seokjin yang mungkin sudah tidak tahan dengan koleganya yang memiliki kepribadian di luar dugaan.

"Siomay itu enak, sangat enak. Mereka minta ijin tapi malah kabur gak beli siomay, saya kesel jadinya."
"Ya sudah, lupakan siomay, siapa juga yang suka siomay?" Tambah Pak Taehyung sambil menyilangkan lengannya.

Plis ya, yang mau angkut ni guru, angkut aja deh -Yuna

"Yaudah, daripada tambah ribet urusannya kalo udah sama kepsek, apalagi guru BK, mending diselesaiin disini aja." Minta Pak Taehyung.

"Ya kan emang udah selesai Pak daritadi, tapi bapak minta siomay mulu." Jawab Jeno sambil memutar bola matanya malas.

"Ah iya! Siomay! Pokoknya gini, sini."

Pak Taehyung menarik tangan kanan Yuna, memintanya untuk mematung. Kemudian mengambil tangan kanan Ningning dan Eunbi secara bersamaan kemudian memosisikan posisi berdiri mereka melingkar.

Pak Taehyung menyatukan tangan mereka bertiga seperti sewaktu bermain hompimpa. Tangan Pak Taehyung berada di paling atas dan di paling bawah. Kemudian menaik turunkan tangan mereka sambil berkata,

"Yuna! Eunbi! Ningning! Udah maaf-maafan, YEY." Teriak Pak Taehyung bersemangat. Yang kemudian hanya mendapat tatapan bingung dari koleganya, Seokjin dan murid-muridnya.

"Sekarang waktunya makan siomay, Jaemin yang bayar."

Pak Taehyung dan Pak Seokjin keluar dengan raut wajah yang bahagia. Mereka mengikutinya dari belakang. Entah apa sebabnya, Yuna berjalan berdampingan dengan Eunbi dan Ningning.

🌈🌨🌈
Setiap orang punya ceritanya sendiri, Mereka tak ingin menunjukkan, tetapi mereka harus tunjukkan,

Tetapi, percayalah! Tuhan tak mungkin menciptakan seseorang tanpa ada sesuatu yang spesial,

Segala sesuatu dapat terjadi karena suatu penyebab.

Seperti pelangi sehabis hujan. Aku bahkan tak tahu apakah pelangi akan muncul setelah hujan? Apapun itu, sabarlah! semua pasti indah pada waktunya.

Jangan pernah sedih tentang apapun yang kamu dapat sekarang, kamu masih muda! Perjalanan hidupmu masih panjang!

Tak apa kalau itu sakit, tak apa kalau itu sulit. Karena kamu, baru saja bertumbuh untuk melewati sesuatu yang lebih besar.


End.

.
.
.
.
.

Belom ding, Hehe. Sesuai tulisan diatas, setiap orang punya ceritanya masing-masing. Tunggu ya!

Part ini pendek karena gak lucu kan kalo tiba-tiba  nyambung sama  part yang harusnya dipisah.. jadi aku pisah in aja...

Summer RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang