Ep 64

87 16 3
                                    

Hari ini gua bangun pagi banget. Inget ya, ini gua dirumah sendiri. Gua pulang jam tujuh sore, atau malem ya?

Gua berangkat ke sekolah. Kurang niat apa coba? Gua gak ikut classmeeting sama sekali. Tapi ikut aja lah, acara terakhirnya color run, sekalian gua lepasin jin-jin yang nyangkut di gua, gak.

Mood gua ancur lebur habis gua liat papan depan perpus. Di mading, yang udah dikerubungin banyak orang. Iya, gua lupa, masalah gua belum selesai.

Eunha yang emang ada disamping gua tahan tangan gua yang udah mau pergi bareng badan gua. Gua lepasin paksa tangan gua itu.

Author POV

Hari ini Jaemin datang hampir terlambat. Semenjak UKK, hampir terlambat sudah menjadi kebiasaan untuk Jaemin.

Ia melangkahkan kakinya kearah keramaian, di depan perpustakaan. Ia melihat Yerin yang sedang seperti mencari perhatian dengan merobek-robek kertas yang ditempel di mading.

Ia penasaran, apa yang membuat Yerin merobek kertas yang ada diatas sana. Ia segera beranjak dari tempatnya ketika sadar bahwa foto pacarnya sendiri yang terpampang dengan coretan noda darah.

"Hyunjin, liat Yuna?" Tanyanya pada Hyunjin, teman sekelasnya yang baru saja lewat didepannya. Sontak pertanyaannya itu hanya mendapat gelengan dari Hyunjin.

"Soobin? Yuna, liat gak?"

"Chaeyoung, liat Yuna?"

Beberapa teman sudah ia hampiri, perempuan sudah, laki-laki sudah hanya untuk menanyakan pertanyaan yang sama. Tapi hasilnya juga sama.

Langkahnya terhenti ketika matanya bertemu pandang dengan orang yang pernah mengancamnya akan menyebarkan sebuah voice note. Ia segera menghampiri sosok perempuan yang telah berjalan menjauh.

"Ikut gua." Minta Jaemin ketika mereka telah berdiri berhadapan.

"Ngapain? Baru kali ini gua akhirnya rasain hasil dari usaha gua? Mau sampai kapan lu diemin gua? Situ artis?"

"Mana Yuna?" Tanya Jaemin dengan tatapan dinginnya.

Perempuan itu hanya diam, entah bisu atau apa.

"Jawab, gua gak mau main fisik sama lu, jawab!"

"Yaampun sayang, jangan gitu dong, takut. Iya deh tadi Yuna pergi ke cafe depan sekolah." Jawab perempuan itu sambil memegang bahu Jaemin.

Jaemin segera menghempaskan tangannya itu dan pergi berlari. Padahal ia belum tahu, apa memang Yuna pergi kesana.

"Pagi Jaemin." Sapa Pak Satpam yang tidak ia hiraukan, mungkin ia tidak dengar.

"Ngapain lari-lari? Yuna diatas buruan disamperin."

Jaemin menghentikan langkahnya dan menanyakan apakah Yuna benar-benar memang diatas. Ia juga diberi tahu bahwa pacarnya itu datang bersama temannya sambil menangis.

Cklek. Bunyi pintu membuat Yuna menyeka air matanya dan melihat siapa yang hadir. Jaemin berlari karena posisi duduk Yuna.

Bentuk rooftop sekolah mereka tidak memiliki pembatas seperti pagar. Dan Yuna duduk ditepi dengan mengayunkan kakinya sambil menatap langit. Mata mereka sudah sempat bertemu. Jaemin segera berlari, karena Ia takut bila saja Yuna terdorong angin, maka apa yang akan terjadi.

Summer RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang