4. Sakit

61 5 0
                                    

Happy reading, gaes!

Cirebon, 08 Agustus 2016

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Cirebon, 08 Agustus 2016

Author point of view

Tepat pada pukul enam lebih sepuluh menit, Seftri sudah berada di dalam kelasnya. Inilah risiko anak yang dianter oleh Ayahnya, apalagi Ayahnya Seftri adalah seorang polisi. Dengan tenaga yang seadanya, dia mendudukkan bokongnya ke kursi kemudian menelungkupkan wajahnya kelipatan kedua tangannya.

Dia sakit. Sejak pulang dari CFD kemarin, badan dia terasa pegal-pegal dan malam harinya suhu tubuh Seftri naik sampai saat ini. Itulah akibatnya kalau jarang olahraga. Sekalinya olahraga langsung tumbang.

Seftri memejamkan kedua matanya. Rasanya ia ingin pulang saja kalau begini. Tadinya ia sudah merengek untuk tidak masuk sekolah kepada orang tuanya, namun Ayahnya malah melarangnya, karena menurut Ayahnya sakit segitu saja nanti juga akan hilang dengan sendirinya. Padahal Mamahnya juga sudah mewanti-wantinya agar tidak masuk saja, tetapi apa daya suaminya sudah melarang duluan, jadinya dia menuruti apa yang dikatakan oleh suaminya itu.

"Ck! Kepala gue puyeng pisan¹, ya Allah. Rasae pengen balik bae² kalo kek gini sih!" Seftri mengoceh di dalam lipatan kedua tangannya.

"Gue tidur bentar ae lah, barangkali nanti pas bangun, puyengnya ilang." Ocehnya lagi.

Kemudian ia tertidur,

"Assalamu'alaikum!!!!" Teriak Austin dan Wisnu secara bersamaan saat baru masuk ke dalam kelas.

Seftri berdecak kesal, baru saja ia memejamkan matanya untuk tidur tapi sudah ada yang mengganggunya.

Lalu dia menengokkan kepalanya untuk melihat siapa yang baru saja datang dan mengganggu dirinya.

Seftri mendengus saat sudah melihat dua bocah yang dikenalinya, "Wa'alaikumsalam!" Balas Seftri dengan sedikit ketus.

Austin yang mendengar balasan Seftri mengernyitkan kedua alisnya. Heran.

"Napa lo, Luq?" Tanya Austin.

"Diem, Lo! Gak usah banyak tanya. Ndas kita³ lagi sakit!" Sentak Seftri.

Austin mendekat kearahnya dengan terburu-buru, "Lo sakit, Luq?" Tanya Austin lagi sambil mengecek suhu tubuh Seftri dengan tangannya.

Seftri hanya diam tidak membalas pertanyaan Austin tadi. Dia memilih untuk memejamkan matanya kembali dan pergi ke alam mimpi.

Austin menggeret kursi dan menaruhnya di samping kiri meja Seftri, kemudian mendudukinya. Ia memperhatikan kepala Seftri yang masih tertunduk diatas lipatan tangannya.

"Kenapa lo masuk sih? Padahal lagi sakit juga." Kata Austin dengan tiba-tiba.

"Ganggu aja sih lo! Gue mau tidur." Ujar Seftri.

"Heh! Bentar lagi upacara anjay, enak banget lo mau tidur emang ini rumah lo apa?!" Ucap Austin dengan sedikit kesal.

"Gue gak mau ikut upacara."

Social Three (1.0)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang