1. Hari pertama, kenalan, dan teman baru

137 11 0
                                    

Happy reading, gaes!

Cirebon, 18 Juli 2016

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Cirebon, 18 Juli 2016

Author point of view

Seftri berjalan menyusuri koridor sekolahnya, hari ini, tepat pada hari Senin tanggal 18 Juli 2016, ia dan teman-teman seangkatannya sudah diperbolehkan memakai seragam khas anak Sekolah Menengah Atas.

Dengan kunciran ekor kudanya, ia berjalan santai menuju kelas. Kelas yang waktu itu dibagikan pada saat Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah. Seftri perlahan menaiki tangga dekat ruang BK. Sampainya ia di atas, kemudian ia melangkahkan kakinya menuju kelas.

Memang hari ini bukanlah hari pertama ia masuk, tetapi hari ini adalah hari pertama ia menggunakan seragam anak Sekolah Menengah Atas.

Saat berjalan menuju kelasnya, Seftri banyak bertemu dengan teman seangkatannya, yang beda kelas. Ia tak lupa memberikan senyumannya untuk menyapa teman-temannya itu. Bahkan yang dia tidak kenal pun, ia tetap berikan senyuman.

Sungguh terlalu ramah.

Tak terasa Seftri sudah sampai di kelasnya. Kelasnya masih terlihat sepi, tak ada satu pun murid yang datang. Entahlah, ini faktor karena dia yang terlalu kerajinan atau teman-teman sekelasnya yang terlalu malas.

Seftri melihat jam yang berada di tangan kanannya. Jarum jam menunjukkan ke angka setengah tujuh. Yang artinya setengah jam lagi mereka akan masuk dan mengikuti upacara.

"Kalo tau gini gue gak bakal dateng jam segini." Ucap Seftri sembari menyalakan lampu kelasnya.

Dengan muka yang flat, Seftri melangkahkan kakinya ke arah meja yang ia tempati dengan teman sebangkunya-Aldhila-.

Seftri menaruh tasnya di kursi, kemudian dia duduk. Tak selang beberapa lama ia duduk, dari arah pintu datanglah segerombolan teman-teman kelasnya.

Ini mau demo atau apa anjir. Ucap Seftri dalam hati.

Mereka pun semua pada duduk di tempatnya.

"Heh, rajin bener lo, dateng pagi amat, kek orang yang mau antri sembako." Kata Aldhila yang baru saja menaruh tasnya.

Seftri melirik dan menghela napasnya, "Biasalah, diburu-buruin Ayah gue." Balas Seftri.

"Makanya berangkat sendiri aja, rumah lo, kan, deket tuh." Saran Aldhila.

"Gak dibolehin, Dhil. Kata ayah gue, nanti kamu diculik." Ucap Seftri.

"Yaiya, secarakan lo anak terakhir, anak perempuan satu-satunya lagi. Pantes aja ayah lo bilang kayak gitu." Kata Aldhila.

"Ish, tapikan, gue juga mau kayak kalian, yang bisa berangkat seenaknya, gak diburu-buruin, ayah gue terlalu rajin." Seftri manyun.

"Pagi-pagi udah manyun aja lo, Ale-ale stroberi." Celetuk Adit yang baru saja menyimpan tasnya di meja depan Seftri dan Aldhila.

Social Three (1.0)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang