Prologue Social Three (1.0) : Beginning

143 12 0
                                    

Happy reading, gaes!

"Kami bukan murid berandalan, nakal, pemalas, dan lain-lain, tapi kami adalah murid yang memiliki kelebihan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kami bukan murid berandalan, nakal, pemalas, dan lain-lain, tapi kami adalah murid yang memiliki kelebihan."


Cirebon, 20 April 2019

Seftrina point of view

Social Three, bukanlah kelas yang rajin dan dipenuhi dengan siswa-siswi yang memiliki bakat di bidang tertentu. Pasti kalian sering mendengar rumor bahwa anak Social itu nggak jauh dari kata pemalas, nakal, berandalan, sering bolos, dan sarangnya murid-murid nakal.

Tapi kata-kata itu tidak ada di kelas Social Three. Walaupun sebagian guru-guru di sekolah kami ada yang pernah mengatakan begitu, dan itu tidak membuat kami jatuh, malah membuat kami semakin termotivasi agar menjadi lebih baik.

Gue yang awalnya sedikit tidak terima masuk di kelas Social, karena cita-cita gue yang menutut agar masuk ke kelas Science. Tapi lambat laun gue menerimanya dengan senang hati. Mungkin ini juga adalah takdir yang baik buat gue dari Allah SWT.

Setidaknya di kelas Social ini, gue merasa menjadi diri sendiri. Sifat dan kelakuan gue di rumah, gue keluarin semua dan itu nggak membuat mereka-teman sekelas gue-risih, melainkan terhibur dengan apa yang gue lakuin.

Contohnya aja pas waktu itu gue, Yeyen dan Wisnu ngadain konser dangdutan di kelas. Dengan di bantu sama peralatan kebersihan kelas; sapu dan lain-lain. Terus Yeyen sama Wisnu menjadikan gue vokalis utama.

"Heh, Asep! Lo jadi vokalisnya ya! Gue jadi gitaris sama si Wisnu, oke!" Ucap Yeyen.





"Nyanyi apa nih?!" Tanya gue.







"Pikir keri!" Celetuk Wisnu.







"Wokeh!" Gue pun menunjukkan jempol gue ke atas.





Emang urat malu kita bertiga tuh udah pada kepotong, sehingga membuat kita bertiga mengadakan konser dangdut didepan kelas.

Setelah itu terjadilah konser illegal di kelas Social Three. Dengan mengajak teman-teman gue semua, dan seketika kelas pun menjadi tempat konser dadakan.






Pernah juga waktu itu, dari rumah gue udah bad mood banget gegara kakak gue yang nyebelinnya setengah mati, ngerjain gue. Dengan nyumputin ponsel gue di bawah pantatnya. Bikin kesel nggak tuh?

Untung dia nggak kentut. Kalau iya, udah dipastiin ponsel gue bakalan bau sampai sekolah.

Lebih nyebelinnya lagi pas gue baru nyampai kelas. Guekan diem aja karena masih ngerasa kesel sama kelakuan kakak gue, tiba-tiba ada yang nyeletuk.




"Weh! Liat Asep, gaes, mukanya asem banget anjir. Kek keteknya Pahlepi!" Teriak Panji yang lagi berdiri dekat pintu kelas.



"Lah, napa lo, Sep?! Kerasukan?" Celetuk Yeyen yang lagi duduk sama si Austin.



"Muka lo kenapa? Belum di setrika?" Kata Fahlefi, si ketua kelas yang selalu ngajak ribut gue.



Keadaan kelas yang semula adem ayem seketika lenyap. Pas ngeliat gue masuk kelas. Ini semua gara-gara si Panji sang petualang. Kalau dia nggak teriak kayak tadi, kelas nggak bakal seribut pasar malem anjay.






AWAS AJA LO PANJI!!







Gue dengan acuh melewati mereka semua dan duduk di bangku, yang kebetulan tablemate gue belum dateng.

Dan hari itu pun seakan kerasa sangat sepi sekali. Mungkin karena gue yang sedang dalam keadaan bad mood terus cuma milih diam di kelas sampai bel masuk istirahat berbunyi.

 Mungkin karena gue yang sedang dalam keadaan bad mood terus cuma milih diam di kelas sampai bel masuk istirahat berbunyi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lo mau bantuin gue gak?"

"Bantuin apa?"

"Sini gue bisikin."

Austin tanpa rasa curiga sedikit pun, ia mendekat kearah orang itu. Setelah dirasanya jarak antara dirinya dan Austin telah dekat, orang itu mulai membisikkan rencananya.

Austin terkejut, "Maksud lo apaan?" Tanyanya dengan nada sedikit sewot.

"Enggak ada maksud apa-apa sih,"

"Cuma mau ngasih dia pelajaran aja, supaya gak seenaknya bikin orang lain iri." Lanjut orang itu dengan enteng dan tak lupa juga ia menyunggingkan senyum tipisnya yang terbilang sarkas.

" Lanjut orang itu dengan enteng dan tak lupa juga ia menyunggingkan senyum tipisnya yang terbilang sarkas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sayangnya itu semua udah menjadi kenangan di otak gue dan masih tersimpan rapi di sana. Dicerita ini gue bakalan menceritakan semua kejadian apa aja yang udah terjadi di kelas Social Three.

Gue nggak mau kenangan berharga seperti itu hanya tersimpan rapi aja di dalam otak, lebih baik gue jadiin cerita supaya kalian bisa tahu kejadian apa aja yang terjadi di kelas Social Three. Cerita ini juga bakalan sedikit menguras emosi kalian semua pas ngebaca ceritanya.

Dan inilah kisahnya! Kisah yang sedikit absurd bercampur dengan imajinasi-imajinasi yang sedikit gue taburin seperti bumbu di atas otak-otak yang ada di kantin sekolah. Selamat membaca!

See you in part one

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

See you in part one.💜


With luv,
Pyut pacar satu-satunya Kai Txt!

Social Three (1.0)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang