13

24K 1.2K 130
                                    

Ditengah kegelapan kamar, Juliet terlonjak dari tidurnya karena bermimpi tentang malam tragedi itu. Keringat di kening telah membuktikan betapa traumanya Juliet akan malam tersebut. Bahkan nafasnya sudah tak beraturan.

Cepat-cepat ia mengusap keringat pada kening kemudian menyalakan lampu kamar diatas nakas samping tempat tidur. Telapak tangannya diletakkan diatas dada supaya dekupan jantung kembali normal.

Oh, sungguh mimpi yang sangat amat buruk. Pikir Juliet berusaha menenangkan diri.

"Ma, Juliet tak sanggup menerima beban ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ma, Juliet tak sanggup menerima beban ini..." Desisnya sendiri.

Ingin sekali Juliet cerita kepada mamanya, karena selama ini ia tidak pernah menyembunyikan apapun dari beliau. Tetapi, jika Juliet menceritakan dirinya telah diperkosa. Apa yang akan terjadi dengan mamanya. Ia tak sanggup melihat air mata mamanya. Apalagi yang memperkosa dirinya adalah rekan bisnis papanya.

Oh, God. Kedua telapak tangan Juliet menutup wajahnya, tak tahu harus berbuat apa.

*
Dengan menatap bayangan dirinya sendiri didepan cermin. Pagi ini Juliet siap untuk masuk sekolah. Meski sebenarnya, ia malu bertemu dengan teman-teman sekolah. Seakan ia merasa bahwa dirinya begitu kotor dan hina. Walaupun begitu, Juliet harus melawan dirinya dan kembali ke sekolah.

"Morning, honey. Bagaimana keadaan mu?" Sapa papanya melihat Juliet datang dan bergabung sarapan.

"Good." Jawabnya singkat dengan senyuman seperti biasa.

"You look so beautiful." Puji mamanya menyiapkan sarapan untuk putrinya.

"Papa akan mengantarkan mu hari ini."

Mata Juliet melihat kearah papa. "Tidak perlu pa, Juliet bisa berangkat sendiri." Tolaknya.

"A-a. Kamu baru saja sembuh. Ijinkan papa buat antar putri papa yang paling cantik ini. Ok."

Juliet hanya menjawab dengan senyuman lagi sebelum akhirnya menghabiskan sarapan.

Mendengar pujian demi pujian orang tuanya, seakan ia tak pantas lagi menerima semua itu. Dirinya terlalu kotor untuk mendapat pujian.

*
"Juliet, I'm so sorry." Sesal Hannah di kelas setelah jam sekolah selesai. Sehingga hanya ada Juliet, Hannah dan Amanda.

Juliet yang tak mau lagi berbicara dengan Hannah lebih memilih untuk angkat kaki dari kelas. Tetapi Hannah tidak membiarkannya.

"Please, Juliet. Talk to me." Hannah menahan lengan Juliet.

Mata dingin Juliet mengarah pada lengannya lalu menatap Hannah dan membuang tangan yang menahannya.

"Tidak ada yang harus dibicarakan lagi." Delik Juliet

"Sebesar apa salahku, sampai kamu tidak mau bicara lagi denganku?!" Hannah mulai berkaca-kaca.

Set. Kepala Juliet langsung menengok kearah Hannah dengan tatapan membara.

"Juliet, maafkan Hannah. Dia sudah sangat menyesal." Bujuk Amanda dengan nada pelan.

Iam Not Romeo - EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang