26

21.7K 1.4K 278
                                    

Malam itu, Derrick berniat pulang lebih awal setelah makan malam bersama koleganya. Bahkan ia tidak menghabiskan hidangan yang ada diatas meja karena ia tahu pasti Juliet dan mama sudah menyiapkan makan malam untuknya.

"Bisakah kamu tinggal beberapa menit lagi?" Tawar Katrine yang diperhatikan oleh teman satu meja.

"Bisakah kamu tinggal beberapa menit lagi?" Tawar Katrine yang diperhatikan oleh teman satu meja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Derrick tersenyum. "Maaf. Saya harus pergi." Pamit Derrick lagi kemudian bangkit dari duduknya untuk angkat kaki dari sana.

Ketika sesampai di area parkir yang tak begitu banyak orang, ponselnya bergetar sekali. Tanda pesan masuk.

Salah satu tangan Derrick kemudian merogoh saku jas untuk mengambil ponsel dan membuka pesan tersebut.

Kapan kita bisa bertemu lagi?
Katrine.

Derrick geleng-geleng kepala sembari menghela napas, kemudian mengembalikan ponselnya kedalam saku jas. Rasanya ia belum ingin bercinta dengan siapapun saat ini.

Buugh!!! Tiba-tiba dari arah belakang ada yang memukul kepala Derrick dengan tongkat bisbol. Tubuh Derrick seketika terpelanting kasar.

Damn!! Umpatnya dalam hati. Ia pun seketika mengumpulkan energi untuk membalas serangan pecundang asing itu hingga tak bernyawa lagi. Tanpa ampun.

Tubuh Derrick masih cukup kuat untuk melakukan pembantaian. Saat pria misterius akan memukulnya lagi, dengan cekatan tangan kokoh Derrick memberi tinjuan keras pada rahang pria itu hingga ambruk ke tanah. Dia pikir hanya dengan memukul kepala Derrick akan membuatnya tumbang. Itu salah besar.

Dengan kasar Derrick menarik kerah baju pria asing itu lalu memberinya pukulan bertubi-tubi pada wajah sampai darah berceceran keluar dari sana. "Siapa yang mengirim mu?!!!" Bentak Derrick. Pria itu sudah tak berdaya menerima hantaman demi hantaman tetapi tetap tidak mengatakan siapa yang sudah mengirimnya. Malahan  pria asing itu tersenyum lebar memamerkan giginya yang sudah berlumuran darah. "Brengsek!!!" Lagi-lagi Derrick memberikan pukulan mematikan. Mungkin saja pria itu sudah sampai sekarat.

Sayangnya, beberapa saat kemudian. Kepala Derrick menjadi sasaran empuk tongkat bisbol lagi sehingga cengkeramannya terlepas karena tubuhnya ambruk. Kali ini pukulan itu mampu mengeluarkan darah dari hidung Derrick. Belum sempat dirinya membalas, ada pemukul lain yang menghantam kepalanya lagi. Dan yang lain lagi. Secara bertubi-tubi dan bergantian sehingga tidak memberi ruang Derrick untuk bernapas. Mereka semua bergantian memukul, menendang, menghantam tubuh Derrick yang sudah babak belur. Meskipun begitu Derrick tetap memberi perlawanan dalam kondisi mengenaskan. Tapi apalah daya, pengeroyokan dari belakang itu tak bisa terelakkan.

Dalam pandangan Derrick yang sudah kabur, ia mencoba menfokuskan diri dan melihat ada lima orang asing yang menyerangnya tiba-tiba. Siapa mereka? Batinnya sebelum akhirnya ia tak sadarkan diri dengan wajah penuh lumuran darah.

Iam Not Romeo - EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang