Rasanya lelap sekali tidur semalam hingga tak sadar ketika mata perlahan terbuka, Juliet disuguhi pemandangan yang menawan. Bak dewa turun dari khayangan. Begitulah paras tegas yang dimiliki Derrick. Sungguh, hati Juliet jatuh dalam pesona pria yang sejak awal sudah membuat hatinya jatuh.
Sepertinya Derrick begitu lelap sampai tak menyadari Juliet sedang mengamati dirinya. Jarak yang hanya sepuluh senti ini mampu membuat dekupan jantung Juliet tak beraturan. Apapun keburukan yang telah dilakukan Derrick kepada Juliet seakan terampuni. Oh, semudah itukah memaafkan pria ini? Hanya karena Juliet terlalu mencintai pria ini membuat dirinya menjadi lemah dan memaafkan atas semua kekejiannya?
Tangan kanan Juliet terangkat ragu, jemarinya ingin sekali mengusap lembut pipi tegas Derrick. Namun ia tidak punya nyali untuk melakukan itu. Juliet pun menelan saliva untuk mengurungkan niatnya. Namun, dorongan dalam hatinya begitu kuat. Bahkan ia tak bisa lagi menahan hingga akhirnya, dengan gerakan perlahan Juliet mencondongkan tubuhnya lebih mendekati pria itu hingga bibir mereka berjarak satu senti dan ia berhenti. Matanya menatap dalam wajah lelap didepannya. Mengamati setiap jengkal lekuk wajah tegas Derrick.
Seakan mendapat bisikan, dengan berani Juliet mengecup singkat bibir Derrick disana. Cup.
Mata Juliet beralih pada mata Derrick yang masih terpejam. Berharap tidak membangunkan pria itu. Bersamaan dengan itu, hati Juliet seakan meledak-ledak bak kembang api yang menari-nari dalam hatinya. Tak memungkiri parasnya yang cantik terhiasi senyum yang malu-malu. Oh sungguh, ini gila. Bagaimana bisa Juliet diam-diam mengecup bibir Derrick.
Desiran gairah cinta seketika menyelimuti Juliet. Bahkan pipinya memerah bak tomat seusai menyentuh bibir Derrick dengan bibirnya tanpa penghalang apapun. Dengan malu-malu Juliet menyembunyikan bibirnya sambil pelan-pelan menjauhkan tubuhnya dari Derrick lalu turun dari atas tempat tidur untuk menuju kamar mandi.
Didepan cermin, jemari lentik Juliet mengusap kecil bekas bibir Derrick yang masih terasa di bibirnya. Tidak menyangka kecupan singkat itu mampu membuat hatinya terkoyak dalam sebuah kenikmatan. Bagaimana bisa dia segila itu? Bagaimana bisa dia melakukan sesuatu yang berani?
Aaaaa!!! Juliet teriak sambil jingkrak-jingkrak tanpa mengeluarkan suara sedikitpun. Dia benar-benar tidak percaya merasakan sesuatu yang membuat hatinya berbunga-bunga di pagi ini. Hati Juliet benar-benar dibuat meledak-ledak sekarang. Entah mengapa dia merasa begitu bahagia padahal semalam mereka baru saja berantem.
Dibawah guyuran air shower, Juliet masih menyentuh bekas kecupannya tadi. Sungguh gila, satu kecupan singkat saja bisa membuatnya melayang-layang. Apa mungkin dia melakukannya dari hati sehingga sangat mempengaruhi perasaannya?
Ditengah khayalan indahnya, mata Juliet yang terpejam seketika terkejut dan terbelalak ketika mendapati Derrick berdiri tepat dihadapannya tanpa mengenakan sehelai kain pun, begitu pula dengan Juliet.
Tentu saja Juliet terkesiap dibawah kucuran air melihat Derrick yang sudah basah disana. Dengan gerakan cepat Juliet menutupi bagian-bagian sensitifnya dari pandangan Derrick dengan wajah protes. "Apa yang kamu lakukan disin!!?"
Bukannya menjawab, Derrick justru tersenyum terpesona.
"Apa kamu sudah gila!! Keluar!" Usir Juliet terlihat bingung seperti cacing kepanasan. Apalagi melihat Derrick begitu seksi dibawah kucuran air. Sangat mempengaruhi gairahnya.
Tanpa membalas perkataan Juliet, Derrick justru melangkahkan kaki supaya lebih dekat, sedangkan Juliet melangkah mundur berusaha menjauh hingga akhirnya tubuhnya terpojok di dinding.
Hati Juliet menjerit, bergejolak, dan gairah tiba-tiba menguasainya. Oh tidak!!! Apa yang sedang terjadi dalam diri Juliet. Ditambah lagi ketika kedua tangan Derrick memenjarakan dirinya. Rasanya Juliet ingin jatuh dalam pesona pria itu. Tapi tidak. Itu tidak boleh terjadi. Juliet harus bisa menguasai diri supaya tidak tergoda dengan pria mesum yang sudah meniduri banyak wanita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Iam Not Romeo - End
RomansaGadis yang baru menginjak usia 18 tahun, sudah tergila-gila dengan seorang pria dewasa yang notabenenya bukanlah kategori pria baik-baik. Tetapi gadis itu malah menganggap pria tersebut adalah Romeo-nya.