Awalnya memang Juliet tak nyaman tinggal satu rumah dengan Derrick. Apalagi dirinya memiliki pengalaman yang kelam terhadap pria itu.
Namun sesuai perbincangan beberapa waktu yang lalu, Derrick memang benar tak pernah mengusik kehidupan Juliet. Meski mereka tinggal serumah, hampir tidak pernah saling bertemu apalagi bertegur sapa. Minimal mereka hanya sarapan di satu meja, setelah itu mereka hampir tidak saling bertatap muka hingga keesokan paginya lagi. Ketika sarapan pun tak ada pembahasan apa-apa, hanya ada suara garpu dan sendok yang saling berbenturan di piring itupun samar-samar. Kemudian berangkat aktivitas masing-masing. Derrick berangkat kerja, dan Juliet pergi sekolah dengan sopir pribadi yang sudah disediakan Derrick.
*
Usai pulang sekolah, Juliet menjatuhkan tubuhnya diatas tempat tidur yang empuk, sehingga mampu memantulkan tubuhnya. Rasa lelah yang menghinggapi Juliet sudah tak tertahan lagi. Pelan-pelan ia menutup mata kemudian tidur.Baru saja terpejam, ponselnya berdering dan berhasil mengganggu tidurnya. Dengan malas Juliet meraba-raba isi tas kemudian mengambil ponsel tersebut.
Vcall dari mama. Seketika Juliet terduduk setelah baca layar ponselnya. Cepat-cepat ia merapikan rambutnya sebelum menge-klik tombol terima.
"Hai, mom." Sapa Juliet.
"Hai, dear..."
"Kapan mama pulang?" Tanya Juliet yang sudah merindukan mamanya yang terbang ke Australia setelah pernikahannya.
"Mungkin dua atau tiga hari lagi, sayang." Jawab beliau juga "bagaimana kamu disana? Derrick memperlakukan kamu dengan baik?" Lanjut mamanya.
"Dia...dia tidak membatasi diriku. Dan aku sekolah seperti biasanya" Jawab Juliet menganggukkan kepala. "
"Syukurlah kalau begitu. Mama jadi lebih tenang sekarang..." Setidaknya beliau tidak terlalu menyalahkan dirinya karena telah memaksa anaknya untuk menikah diusia yang masih belia. "Maaf kan mama sayang..." Hela beliau. "Mama tidak bisa mencegah papa untuk tidak menikahkan dirimu..."
Mendengar perkataan mamanya, Juliet menahan napas agar air matanya tidak menetes tanpa ijin.
"Mama tahu, kamu pasti mengalami hari-hari yang sulit. Maafkan mama, sayang..."
Juliet menarik napas dalam-dalam lalu berkata. "It's oke, mom. I'm fine." Berusaha menutupi derita hidupnya. "Look, Derrick menfasilitasi semua kebutuhan ku. Seperti yang dikatakan papa. Aku tidak kekurangan sedikit pun disini." Juliet mencoba menghibur diri sekaligus menenangkan hati mamanya. Pasalnya, Juliet tidak ingin melihat kesedihan di mata mamanya.
*
Pukul 11.55 pmSemua lampu seluruh rumah sudah padam. Kecuali lampu taman dan teras. Semua orang mungkin sudah lelap tidur. Maka dari itu, Juliet yang baru pulang dari pesta pantai bersama teman-temannya, memilih melepas high heels ketika membuka pintu dan masuk kedalam rumah dengan mengendap-endap agar tidak membangunkan siapapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Iam Not Romeo - End
RomansaGadis yang baru menginjak usia 18 tahun, sudah tergila-gila dengan seorang pria dewasa yang notabenenya bukanlah kategori pria baik-baik. Tetapi gadis itu malah menganggap pria tersebut adalah Romeo-nya.